SEMBILAN

3.5K 376 14
                                    

"Pagi Mas Arthur," sapaan seseorang membuat Arthur mengangkat kepala dari berkas yang dia sedang baca. OB kantor, Bang Ipoy sedang berdiri di ambang pintu menunggu dipersilakan masuk.

"Eh, Bang, masuk silakan," Arthur menyimpan berkasnya dan memberikan perhatian kepada OB yang masih terbilang cukup muda itu.

"Ini ada yang anter sarapan, Mas," Bang Ipoy mengulurkan sebuah paper bag ukuran besar kepada Arthur.

"Sarapan dari siapa?" Arthur mengambil paper bag tersebut dan melihat ke dalam isinya.

"Gak tau Mas. Tadi ada gojek yang anter terus saya anterin ke Mas," jawab Bang Ipoy. "Permisi Mas ya,"

"Iya Bang makasih ya,"

Arthur mengambil surat yang tersimpan di bagian paling atas tas tersebut dan langsung membaca isinya.

I dont know whether its a good idea or not. But, dont forget to keep your health by eating healthy food.

-Janice

Senyum Arthur langsung terkembang. Segera ia raih ponselnya, bermaksud menghubungi Janice. Di LA masih jam 7 malam dan seharusnya Janice belum tidur.

"Halo," sapa Janice saat Facetime mereka terkoneksi.

"Terima kasih untuk sarapan yang jauh-jauh dikirim dari LA," Arthur langsung berkata to the point.

Janice tertawa. "Aku minta adikku kirimkan ke kamu. Sudah sampai?"

Arthur mengangguk. "Terima kasih ya,"

"Sama-sama. Sekarang sudah sehat?"

"Sudah. Aku sudah bisa beraktivitas seperti biasa," jawaban Arthur membuat Janice tersenyum tipis.

"Syukurlah. Jadi aku sampai di Indonesia gak perlu melihat kamu yang terkapar sakit ya?"

Arthur tertawa. "Iya gak perlu. Kamu sedang sibuk kah?"

"Oh nggak. Lagi jalan sama temen-temen untuk makan malam. Setelah ini kami mau membahas beberapa hal lagi,"

"Teman-temanmu baik?" Arthur langsung menyesal bertanya ini. Apa urusan dia dengan teman-teman Janice disitu?

"Well, they are seems nice and actually they really are. Beberapa ada yang orang Indonesia juga walaupun sebagian besar dari Asia lain dan Eropa. Kapan-kapan kukenalkan kalau kamu mau,"

"Oke. Er, aku mau kembali bekerja lagi,"

"Baiklah. Take care, Arthur,"

"You too, Janice. Thanks once again,"

Janice hanya membalasnya dengan senyuman.

Facetime selesai dan Arthur membuka bingkisan yang dikirimkan oleh Janice melalui adiknya (dan adiknya memesan Gojek). Ada beberapa dus susu, roti, oatmeal, sereal. "Wah..."

"Ada yang lagi dapet kiriman dari supermarket?"

Arthur mendongak. Kalila berdiri di depan pintu memperhatikan Arthur membongkar kiriman itu. Dia lalu berjalan mendekat tanpa menunggu dipersilakan.

"Ah bukan," Arthur ngeles. Ia tidak merasa perlu atau mau bercerita tentang Janice.

"Aku baru mau ajak kamu sarapan bareng karena kamu masih perlu minum obat kan? Tapi kalau gini sih kayaknya kamu yang harus ajak aku sarapan bareng," kata Kalila santai. Dia duduk di depan Arthur dan meraih 1 pak Koko Crunch. "Ini kayaknya enak,"

"Ambil saja," Arthur mempersilakan. Dia sendiri masih bingung maumemutuskan menjadikan menu apa sebagai sarapannya.

"Kamu mau apa? Mau oatmeal? Atau roti?"

Gentleman's Choice - END (CETAK & GOOGLE PLAY)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang