"Aku sudah sampai di Bali ya ," ujar Janice pada siang hari itu. Dia dan keluarganya menghabiskan waktu libur tahun baru di Bali. Hanya mereka berempat.
"Iya. Have fun," balas Arthur melalui telepon. Ia sendiri sekarang masih berada di ruangannya. Menatap keluar jendela ke arah jalanan.
"Jadinya kamu kemana tahun baruan nanti?"
"I dont know. Mungkin keluar dengan beberapa teman," Arthur sesungguhnya belum ada rencana kemana tahun baru nanti. Hari ini saja dia masih bekerja. Besok, tanggal 31 Desember memang sudah ada beberapa undangan untuk tahun baru. Tapi dia belum memutuskan akan mendatangi yang mana.
"Key. Hati-hati ya,"
"Kamu sendiri, di Bali rencananya akan kemana saja?"
"Oh aku gak tahu. Daddy sama Mommy yang punya acara. AKu dan Alice cuma ikut. Kalau kami bosan mungkin kami hanya akan duduk di kamar memandangi kembang api,"
Senyum Arthur terkembang. Pilihan itu juga terlintas dalam benaknya. Diam saja di apartemen, sambil minum dan ngemil mungkin melihat pemandangan kota Jakarta. Pasti di luar sana meriah sekali. Janice punya pikiran yang sama dengannya rupanya.
"Itu juga kalau kamu gak ketiduran ya,"
Janice tertawa, refleks. "Jangan bilang-bilang kalau aku sebenernya punya rencana untuk mengunci diri di kamar dan tidur,"
Arthur ikut tertawa. "Aint girls love to have party?"
"I'm a morning person, Arthur. Stay up late is not my option," jawab Janice.
"BU dokter yang selalu menjaga kesehatan. Tidur cepat dan bangun lebih cepat lagi," Arthur menggumam.
"Begitulah. Anyway, jemputan kami sudah datang. Nanti kita telepon lagi ya,"
"Iya. Have fun,"
"You too. Jangan kerja terus,"
Arthur hanya menanggapi dengan tawa. Ketika telepon ditutup dan dia berbalik, dia tercengang. Rupanya sudah ada orang lain.
"Just 'have fun'? No 'i miss you honey. Go home soon'?" Bertrand meledek Arthur dengan tatapan menyebalkan.
Arthur melambaikan tangannya. "Gue bukan lo," katanya sambil melangkah menuju kursi. Membuat Bertrand tertawa kencang.
"Ayolah. kalian udah sama-sama dewasa. Masa pacaran masih kayak anak SD? Anak SD sekarang aja udah lebih canggih daripada lo berdua," Bertrand duduk di hadapan Arthur.
"Janice perempuan baik-baik," Arthur menjawab singkat.
"Perempuan baik-baik gak masalah kali dibilang 'i miss you'. Lo gak ngajak dia tidur bareng kan?"
Arthur mengernyit lalu menggeleng. "Nanti juga ketemu lagi."
"Lah iya...." Bertrand mulai putus asa menghadapi temannya. "Ngomong-ngomong, gue kesini bukan mau ngomentarin lo sama Janice sih."
"Nah, untuk melakukan sesuatu yang lebih berguna kan?"
"Sialan. Lo mau ikut gue dan Marina? Kita mau barbeque di rumah gue malam ini."
"Malam ini? Malam tahun barunya kan besok,"
"Marina maunya malam ini. Katanya biar tetep ngerayain tahun baru tapi gak rame-rame barengan yang lain," Bertrand menyerah saja dengan keinginan istrinya itu. Arthur tertawa pelan. "Lagian jam kantor gue cepeting selesenya hari ini."
"Oh ya? Biar gue bisa bantu lo siap-siap?"
"Lo pinter emang ye Tur. Jam 5 udah di rumah gue ya," Bertrand nyengir lalu bangkit dan keluar dari ruangan Arthur. Yah tak ada salahnya menghadiri undangan dari Bertrand.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gentleman's Choice - END (CETAK & GOOGLE PLAY)
Romance#97 in Romance, February 4, 2017! :)) Selepas bercerai dengan cinta pertamanya, Arthur memilih untuk tetap sendirian. Ia ingin lebih memahami diri dan perasaannya sendiri sebelum menjatuhkan hati pada wanita lain. Namun sebagai most eligible duda k...