ENAM BELAS

3K 358 25
                                    


"Apa aku sudah cukup cantik?" tanya Kalila kepada siapa lagi selain pria yang berdiri tanpa ekspresi di depannya. Kalila sibuk memperhatikan pantulan dirinya di kaca jendela mobil. memperhatikan make up, apakah semuanya berada di tempatnya. Memperhatikan rambut yang ia biarkan tergerai. Memperhatikan pakaian, apakah ada lipatan tak sengaja.

"Semuanya baik-baik saja, Kalila," jawab Arthur pelan.

"Apa aku cantik?" tanya Kalila lagi. Matanya menampilkan ekspresi seperti kucing meminta pujian atau elusan.

"Karena kamu perempuan, berarti iya. Ayo masuk," jawaban Arthur meski terbilang umum, tetap membuat Kalila tersenyum. Kalila berjalan di samping Arthur, memasuki rumah yang terlihat nyaman ini.

"Arthur," sapa Amy yang sedang duduk di ruang tamu sambil menggendong bayi. Arthur melambai dan melangkah masuk. Di belakangnya, Kalila tampak ragu-ragu. Namun Arthur menoleh dan mengisyaratkan agar Kalila mengikutinya.

"Dengan siapa?" Amy melongok ke belakang. "Oh, Kalila ya? Yang waktu itu datang ke apartemen Arthur?"

Kalila mengangguk. Diulurkan tangannya lalu mencium pipi Amy.

"Apa ini artinya kalian..." Amy menatap mereka berdua dengan taatpan geli.

"Iya," jawab Kalila.

"Tidak," seru Arthur.

"Hah?" Amy jadi kebingungan.

"Sudahlah. Mana yang lainnya, Amy?"

"Orang tuaku di belakang. Jen dan cahaya juga. Joshua dan Lee sepertinya masih di atas," jawab Amy.

"Oke aku ke belakang dulu," kata Arthur. Kalila mengikuti. Sepanjang Amy dan Arthur mengobrol tadi, Kalila memperhatikan. Melihat apakah masih ada sisa-sisa cinta dalam pandangan Arthur maupun Amy terhadap satu sama lain. Di mata Amy, tidak. Di mata Arthur... Ah pria itu memang paling sulit ditebak.

"Arthur," panggil Jen saat Arthur berjalan mendekat.

"Om Arthur," sapa gadis kecil imut dengan dress berwarna pink. Kalila langsung berbinar melihat anak kecil.

"Halo Jen, halo Cahaya," Arthur menggendong Cahaya dan mencium pipinya. "Bajunya bagus,"

"Dibeliin Mama," kata Cahaya, menunjuk ibunya.

Arthur tersenyum lalu menurunkan Cahaya kembali. Sekarang dia menghampiri dua orang yang memperhatikan Arthur dan Kalila secara bergantian.

"Siang Om, tante," sapa Arthur, mencium tangan keduanya. Kalila segera melakukan hal yang sama.

"Kenalkan, ini Kalila," Arthur memulai.

"Pacar Arthur," kata Kalila cepat.

"Teman kantor," Arthur melanjutkan.

Mereka berkata di saat yang bersamaan. Keduanya saling berpandangan. Arthur mengernyit dan Kalila nyengir.

Semua orang disitu tertawa. "Sudah sudah. Apapun hubungan kalian, Tante senang Arthur gak datang kesini sendirian,"

Senyum Kalila makin terpasang lebar. Tidak lama kemudian Amy melangkah menuju halaman. Di sampingnya berdiri seorang laki-laki bermata sipit. Kalila pernah melihat Lee sebelumnya.

"Halo, Arthur," sapa Lee sopan.

"Halo, Lee," Arthur membalas tidak kalah formal. Kalila memandang kedua pria ini dengan penuh pertanyaan.

"Tidak datang sendirian kali ini?" Lee menatap Kalila, tersenyum.

"Ya..." Arthur menggantungkan kalimatnya.

Gentleman's Choice - END (CETAK & GOOGLE PLAY)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang