1

4.7K 564 58
                                    


Berhati-hatilah, Claire.

- - - - - - - - - -

24.00

kringggg.. kringgg...

Claire membuka matanya malas dan terburu-buru untuk mengangkat telepon.

"Halo. Dengan siapa aku berbicara?" tanya Claire mengusap-usap matanya dan menguap.

Hening. Tidak ada jawaban. Claire menunggu orang diseberang sana menjawabnya sedangkan yang terdengar disana hanya deruan nafas orang tersebut.

"Hey! aku tau kau disana, aku bisa mendengar suara nafasmu!" geram Claire pada orang itu.

Claire menatap jam dinding di dekat dapur dan betapa terkejutnya ia saat mengetahui sekarang tepat tengah malam.

Tunggu.

Apa yang penelpon asing ini lakukan?

Menelponku tengah malam seperti ini?

Claire lagi-lagi menggeram kesal sebelum mengatakan,

"Jika kau tak ingin menjawab, akan aku matik-"

"Berhati-hatilah Claire." ucap seseorang itu tiba-tiba sebelum ia memutus sambungan telepon sepihak.

Sebelum kembali tidur, Claire mengulang-ulang perkataan penelpon asing tadi.

Berhati-hatilah Claire.

"Apa maksudnya?" tanya Claire sambil menarik selimut menutupi tubuhnya dan kembali ke alam mimpi.

12.30

"Hey, Claire!" panggil sesorang yang membuat Claire menoleh kebelakang dan mendapati Ashton dan Calum disampingnya.

"Hey, Ashton, Calum!" Claire menyapa balik mereka. "Ada apa kalian kesini?"

"Kau akan pulang?" tanya Ashton lagi pada Claire.

Claire mengangguk. "Ya. Tentu saja." jawabnya lalu menatap Calum yang sedari tadi terdiam.

"Calum, ada apa denganmu?" tanya Claire menatap Calum khawatir.

Calum tersenyum lalu menggeleng.

"Ia sedang tidak mood hari ini, Claire. Kau mau pulang bersamaku?" tanya Ashton lagi.

"Tidak. Aku dijemput oleh seorang jemputan." tolak Claire pada Ashton.

"Kalau begitu, aku duluan." pamit Ashton sambil melambai-lambaikan tangannya.

"Claire." panggil Calum yang membuat Claire mengelus dadanya tiba-tiba.

"Calum! kau menganggetkanku!" panik Claire.

"Maaf. Apa kau satu jemputan denganku?" tanya Calum.

"Siapa nama penjemputmu?" ucap Claire yang balik bertanya pada Calum.

"Mr Dirin, kurasa itu namanya. Atau aku salah dengar? namanya sungguh aneh." ucap Calum menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Sepertinya nama supirku juga sama denganmu, kalau begitu ayo!" ajak Claire menarik tangan Calum.

Calum tersenyum lalu mengikuti Claire.

"Baiklah Calum, aku harus turun sebentar lagi." ucap Claire saat melihat mobil jemputannya memasuki komplek rumahnya.

"Jadi disini rumahmu?" tanya Calum menatap sebuah rumah besar berlantai dua dengan cat putih yang mendominasi.

"Ya. Kapan-kapan kau harus bermain kesini." ajak Claire yang Calum balas dengan senyum kecil.

"Tentu, Claire. Aku akan senang sekali." jawab Calum terkekeh.

"Calum bisakah kau berhenti terkekeh dan tersenyum seperti itu." tegur Claire yang membuat Calum berhenti terkekeh dan menatap Claire bingung.

"Kau tidak suka suara tawaku?" tanya Calum.

"Ti-tidak, bukan begitu." jawab Claire gugup. "Aku tidak bisa bernafas saat melihatmu tertawa seperti tadi, seperti oksigen tak dapat ku hirup."

"Tapi kau terlihat manis saat tersenyum tadi." lanjut Claire tersenyum malu.

Calum yang dipuji oleh gadis favoritnya itu tiba-tiba pipinya seakan memanas.

"Terimakasih Claire." ucap Calum masih dengan rona di pipinya.

"Kalu begitu, sampai bertemu besok Calum." ucap Claire lalu pergi.

"Berhati-hatilah Claire!" teriak Calum saat melihat Claire yang sudah jauh dari penglihatannya.

Claire yang tadinya berjalan dengan senyum tercetak di bibirnya kini terdiam dan mencerna kata-kata Calum barusan.

Kalimat itu lagi.

Midnight Calls • cth | ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang