Dia pandai bersembunyi.- - - - - - - - - -
24.00
Kringg.. kringg..
"Tidak bisakah, ia menelpon jam enam pagi?!?!?!?!" ucap Claire berteriak sambil melempar gulingnya.
Claire mengangkat gagang telepon itu. "Ada apa lagi, hah?" tanya Claire terburu-buru.
"Kau tidak berada di mood yang bagus, eh?"
"Ini bukan waktu untuk bercanda, orang asing." balas Claire dingin. Ia kesal sekali dengan orang ini.
"Kau. Aku benci kau. Untuk apa kau menelpon ku terus menerus, dan memberi satu kalimat yang aku sendiri tidak tau apa maksudnya!" bentak Claire dengan nada tinggi.
"Bisakah kau berhenti?!" lanjut Claire.
"Tidak bisa, aku akan selalu menelpon mu untuk memberi peringatan."
"Peringatan apa?! aku aman, lihat." bantah Claire. "Aku tau kau ada disini kan?"
"Ya." jawabnya singkat. "Mungkin sekarang kau aman, tapi tidak besok, atau besoknya lagi."
"Aku lelah, kau tau?" keluh Claire. "Aku tidak akan menjawab telpon mu besok."
"Tidak masalah, aku akan menyembunyikan tugas mu seperti waktu itu dan memberimu secarik kertas dengan sebuah kalimat."
"Jangan, tugasku! ah, baiklah. Kau menang." ucap Claire mengalah. "Apa kau.... hantu?" tanya Claire takut.
"Menurut mu?"
"Menurut ku.... ya."
"Terserah. Jangan lupa, dia pandai bersembunyi, layaknya diriku." ucapnya cepat.
Dan sambungan terputus begitu saja.
•
9.45
"Mengapa selalu aku yang jaga?!" teriak Michael mengeluh.
"Nasib mu memang jelek." ledek Luke yang kali ini ikut bermain bersama.
Michael memutar bola matanya.
"Aye, baiklah. Aku akan berhitung sampai sepuluh." ujar Michael lalu menutup matanya.
"Jangan mengintip!" ucap Judy sambil berlari mencari tempat bersembunyi.
"Satu.."
"Ashton, boleh aku ikut bersembunyi dengan mu?" tanya Luke.
"Dua.."
"Tidak, pergi cari tempat lain, pirang." balas Ashton terkekeh.
"Tiga.."
"Sialan kau, Ash." Luke pun berlari menuju semak-semak lalu melompat dan bersembunyi disana.
"Empat.."
Hanya saja, ia tidak tau jika disana terdapat lobang besar yaitu rumah semut merah berada.
"Lima.. apa kalian sudah siap?" ucao Michael menahan tawanya.
"Astaga! aku belum bersembunyi." panik Calum.
"Enam.."
"Calum!" panggil Claire oada Calum.
"Tujuh!"
"Delapan!"
"Kemari, cepat!!" dengan itu, Calum bersembunyi bersama Claire.
"Sembilan!!"
"Terimaka kasih, Claire." ucap Calum tersenyum yang membuat pipi Claire memanas.
"Sepuluh!! siap atau tidak, aku datang!!" teriak Michael semangat.
Luke mendapat gigitan di sekitar pahanya oleh semut-semut merah, ia sesekali meringis kesakitan dan menahan mulutnya agar tidak berteriak.
Sampai, semut itu merambat ke pantat Luke dan menggigitnya.
"AAAAAAAAA!!!"
"AHA! LUKE!" teriak Michael saat melihat Luke, ia berlari kearah Luke dan menepuknya.
"Kena kau!" ucap Michael. "Aku harus ke unit kesehatan dulu, dadah!" ucap Luke sambil berlari memegangi pantatnya.
Michael menatap Luke bingung lalu mulai mencari teman-teman yang lain.
Ia mendengar suara bersin dari belakang perosotan merah, karena penasaran, ia pun berjalan kearahnya dan menemukan Judy disana.
"Sial, dibagian bawah perosotan ini banyak sekali debu." keluh Judy mengusap-usap hidungnya.
Dan sekarang, Michael berjalan kearah rumah-rumahan kecil yang dulu ia sering mampir untuk sekedar bermain disini.
"Whoa, Calum dan Claire!" teriak Michael yang membuat kedua nama yang ia panggil itu kaget.
"Michael! kau mengagetkan ku!" teriak Calum.
"Jantungku." ucap Calum memegang jantungnya yang berdebar cepat.
Michael dan Claire tertawa melihat ekspresi kaget Calum.
"Ayo keluar, kita harus mencari Ashton." ajak Michael.
Mungkin ini sudah lebih dari lima belas menit dan Ashton belum juga ditemukan.
"Aku lelah!" teriak Michael. "Keluarlah Ashton!"
"AHAHHAHA, payah! aku berada di belakang tong air itu!" ucap Ashton yang baru saja keluar dari tempat persembunyiannya.
"Bagaimana bisa kita tidak melihatnya?" tanya Claire bingung.
"Tentu saja, aku pandai bersembunyi, kalian tidak dapat menemukanku!" ucap Ashton sombong.
Tenangkan dirimu, Claire.
Kalimat tadi itu, hanya kebetulan saja.
Ya. Hanya kebetulan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Midnight Calls • cth | ✔
FanfictionSemua terjadi tepat di tengah malam. copyright ©2016 by Farsya