20 pt. 1

1.7K 358 112
                                    

Tadi ada kesalahan teknis, jadi gue repub:)

•••


23.45

Kringg.. kringg..

Claire terbangun lalu mengerjapkan matanya sesaat dan menyempatkan untuk melirik jam.

Tumben sekali dia menelponku jam segini, pikir Claire.

"Halo."

"Hey, aku- aku hanya ingin kau tau siapa sebenarnya diriku ini."

"Kenapa kau seperti orang ketakutan?" jawab Claire tak mempedulikan pernyataan penelpon itu.

"Aku-"

Claire mempertajam pendengarannya takut-takut ia salah dengar.

Tiba-tiba suara penelpon itu berubah menjadi suara yang sering sekali Claire dengar.

"Aku, Calum."

Claire menganga lebar saat mengetahui kebenarannya.

Jadi selama ini Calum?

"Ca-calum?" panggil Claire masih tidak percaya. "apa maksudnya?!"

"Kau ingin mempermainkanku dengan beribu kalimat yang kau berikan padaku?!" pekik Claire.

"Dengar, aku- ini rumit, Claire!" teriak Calum di seberang sana.

"Apa maksudmu rumit? kau tidak tau jika selama ini aku tenggelam dalam kebingungan perkataanmu?!"

"A- aku tidak percaya, kau melakukan ini semua. Kau, dan penelpon di setiap tengah malam itu. Mempermainkan ku." tegas Claire.

Calum mengerang frustasi. "aku tidak mempermainkan ini semua! jika aku mengatakan ini padamu, kau tidak akan percaya."

"KATAKAN SEKARANG, AKU-"

"Kau. Akan. Dibunuh." ucap Calum dengan penekanan di setiap kata. "KAU BOH-"

"Dan aku berusaha menyelamatkanmu dengan memberikanmu setiap kalimat untuk kau ingat."

"Aku berusaha untuk mengubah nasibmu, namun sekarang sudah terlambat." ucap Calum. "Kau tau kan, aku mencintaimu?"

"Dan dengan itu aku akan berusaha melindungimu, terserah kau percaya atau tidak." tegas Calum. "Kau mungkin tidak akan percaya, tapi ia tetap akan datang malam ini."

"Calum.." cicit Claire. Kini ia dibalut firasat-firasat buruk. "aku mencintaimu juga."

"Aku mohon, jika ia datang sebelum aku. Berusahalah untuk mengingat setiap kalimat yang aku berikan padamu."

Setelah itu sambungan telpon terputus yang membuat Claire panik setengah mati.

Yang ia tau, sekarang ia sedang diincar oleh seseorang tapi Calum akan melindunginya dan semuanya akan baik-baik saja.

23.58

Claire menggigit bibir dalamnya, ia takut sekali. Calum tidak menjelaskan siapa ia yang dia maksud. Manusia kah? hantu?

Claire sekarang bersembunyi dibawah tempat tidurnya, berusaha tidak membuat suara sekecil apapun. Tubuhnya gemetar, handphone ditangannya ia genggam kuat-kuat.

Ia tak menemukan kejanggalan selama ini, yang jelas setelah Calum memutuskan sambungan telpon mereka, Claire mengunci setiap pintu yang ada dirumahnya, termasuk kamarnya juga.

Ia beribu kali mengecek handphonenya, entah untuk melihat jam atau setidaknya kabar dari Calum.

Tak lupa ia memanjatkan doa, ia meminta perlindungan dan setidaknya ia yang Calum maksud itu manusia bukan makhluk yang berbeda alam dengannya.

Sekali lagi ia melihat handphonenya dan menemukan jam menunjukkan pukul 24.00.

Claire memgumpat pelan, Kapan Calum datang?!

Ia berusaha mengatur nafasnya saat tiba-tiba pendengarannya menangkap suara derap langkah dari luar jendelanya dimana taman terletak disitu.

Claire memberanikan diri untuk keluar dari persembunyiaannya dan berniat untuk mengintip dari jendela kamarnya.

Pelan-pelan ia sibak korden, dan betapa kagetnya saat ia menemukan seorang laki-laki tengah membawa cangkul ditangannya.

Bukan sampai situ saja, Claire lagi-lagi dikejutkan karena lelaki itu sesang mencangkul tanah di tamannya.

Claire menutup mulutnya, lalu menutup kembali kordennya, ia lemas. Butir-butir air mata perlahan jatuh ke pipinya. Ia akan mati.

Orang asing itu akan membuat makam kecil untuknya. Ia akan membuat lobang besar yang mana nantinya mayat Claire akan beristirahat disitu.

Ia kembali ke tempat persembunyiannya, menekuk kedua lututnya dan meredam kepalanya diantaranya. Claire menangis dalam diam. Di tangannya masih tergenggam alat komunikasi satu-satunya yang ia punya.

Ia mengetikkan sebuah pesan lalu mengirimnya dengan kondisi tubuh bergetar.

Calum, ia datang.

Claire sudah pasrah, ia tidak mungkin selamat dengan orang asing itu. Ia laki-laki dan tubuhnya tiga kali lebih besar dari badan Claire.

Ia memejamkan matanya lalu mencoba menenangkan dirinya. Tapi kesialan bukan sampai situ saja, kali ini ia mendegar suara derap langkah dari atas kamarnya. Lantai dua.

Claire melotot saat dirinya lupa mengunci atau setidaknya menutup ventilasi kecil yang ada dilantai dua. Ventilasi itu berukuran kecil, tapi tubuh satu orang yang tidak terlalu gendut, bisa cukup melewati ventilasi itu.

Ia mengusap wajahnya, menghilangkan jejak air matanya dan sekali lagi ia mengetikkan sebuah pesan pada Calum, satu-satunya orang yang dapat menyelamatkan nyawanya.

Calum, aku benar-benar akan mati.

•••
karena kebanyakan, gue bikin jadi dua part oke oke.

kaloooo calum penelponnya, terus yang pengen bunuh claire siapa hayo?!

hAhA

Midnight Calls • cth | ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang