Dia ingin membuatmu senang.- - - - - - - - - -
24.00
"Ha-halo?" ucap Claire duluan, entah mengapa kali ini ia merasa ada aura aneh saat dirinya mengangkat telpon.
"Kau terlihat takut, tidak seperti biasanya. Ada apa?" di seberang sana mengerutkan keningnya bingung, apa Claire takut padanya?
"Ti-tidak! a-aku baik-baik saja!" bantah Claire yang membuat penelpon itu semakin penasaran.
"Lupakan." kata penelpon itu. "Sepertinya, dia ingin membuatmu senang, Claire."
"Dia?" tanya Claire lagi, tidak jelas untuk apa.
"Ya. Dia." dan sambungan telpon terputus seketika.
•
9.30
Kediaman kantin sekolah masih seperti biasa, ramai. Claire menyanggah kepalanya dengan tangan kanannya, ia tidak mood berbicara pada siapapun hari ini.
Teman-teman yang lain bingung melihat Claire dengan wajah kusut seperti itu, pasalnya mereka tak pernah melihat Claire mengalami mood yang tidak bagus.
Yang lainnya mencoba menghibur, sesekali memberi satu-dua celetuk agar membuat Claire tertawa, tapi nihil. Claire tak tersenyum sekalipun.
Michael yang biasanya dapat membangkitkan mood Claire, kali ini tak dapat melakukannya. Micharl menyerah, berbagai macam pernyataan yang ia kira dapat membuat Claire tertawa ternyata tidak cukup ampuh.
"Biar aku coba." ucap Luke mengajukan diri.
Luke berdeham agar ia mendapat perhatian. "Aku ingin menceritakan hal sial yang kemarin menimpaku berturut-turut."
"Jadi kemarin, aku terlambat masuk ke kelas pertama dan sialnya itu pelajaran Mr. Payne, gila aku dikeluarkan dari kelasnya saat itu juga." semuanya tertawa melihat raut wajah Luke yang meminta belas kasihan.
Semua tau dengan kekejaman Mr. Payne.
"Belum sampai situ, saat aku pergi ke kantin untuk membeli burger, penjualnya tak datang dan itu membuatku down."
"Tunggu, aku belum menyelasaikannya. Pulangnya, aku menunggu Mom Liz di gerbang sekolag hingga dua jam dan sial, ternyata Mom lupa akan menjemputku jadilah aku pulang berjalan kaki karna tak memiliki uang."
"Mom Liz harus sering lupa menjemputmu Luke, aku doakan." sahut Michael tertawa keras.
"Mike, kau jahat sekali." Luke bersedekap.
"Belum lagi ditengah jalan kemarin, air genangan bekas hujan itu tiba-tiba terciprat ke arahku saat Mobil melintas begitu saja tanpa meminta maaf, sangking kesalnya aku mengejarnya."
"Kau berlari?" tanya Michael saat melahap makanannya.
"Ya, dan sialnya lagi aku tersandung batu kerikil dan jatuh di kubangan kotoran kucing." ucap Luke diakhiri dengan suara mengenaskan.
"HAHAHAHHAHA AKU TAK DAPAT MENAHAN TAWA KU!"
"ASTAGA SESIAL ITU KAH KAU? HAHAHAHA!"
"KAU MEMANG PANTAS MENDAPATKANNYA LUCAS HAHAHAHHA!"
Semuanya tertawa, sedangkan Claire menahan tawanya dan itu tidak dilihat oleh siapapun kecuali Calum.
"Tertawalah, Claire. Tidak perlu menyembunyikannya." tegur Calum yang membuat Claire akhirnya tertawa lepas.
Kali ini Luke Hemmings dapat mengubah moodnya dengan cepat.
"Bagaimana kalau sekarang giliranku?" tanya Ashton tiba-tiba yang membuat semuanya berhenti tertawa.
"O-okay, dengar." ucap Ashton memulainya.
Semua memasang telinga mereka, mendengar apa yang akan Ashton lontarkan agar membuat Claire tertawa, oh tapi, tunggu.
Kurasa Claire sudah tertawa?
Iya, 'kan?
•••
mulai dari chapter 10 kata2nya bakalan nyambung ya sama chapter berikutnya.kata2: kalimat yg gue bold/italic di paling atas.
Jadi kalo disambung itu kayak jadi satu kalimat gitu. ya gitu dah pokoknya, gua juga gangerti barusan ngomong apaan.
sEBENERNYA GUE ITU GREGET BACA COMMENT2 YANG MSH BELOM NGERTI, TAPI GIMANA?
nanti aq dikata spoiler.
terus ya, setiap gue bikin di part claire ditelpon ama penelponnya itu, GUE SELALU NULIS NAMA ASLI PENELPONNYA ANJINK TRUS JDNYA GUE HARUS NGAPUS LAGI DAN BEGITU TERUS SETIAP NULIS.
nikmatilah kegoblokan saya.
sekian terimakasih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Midnight Calls • cth | ✔
FanfictionSemua terjadi tepat di tengah malam. copyright ©2016 by Farsya