Part 20 - Mannequin challenge

11.4K 429 3
                                    

Happy reading.
VOTE AND COMMENT.



RAFA POV

Akhirnya aris dan rio sudah datang sedari tadi aku menunggu mereka "Kupikir kalian tidak datang." Ucap rafa yang duduk di sofa kerjanya.

Aris dan rio langsung duduk berhadapan dengan rafa "Aku tadi sedang menelpon asisten model itu, dia akan datang setelah pemotretan nya." Ucap aris

Rio langsung bertanya menghadap aris "Apa rafa akan menunggu? Demi seorang Model?"

"Sudah kubilang dia itu populer dikalangan model, apa salahnya menunggu satu jam lagi mengingat waktunya yang sangat sibuk."

"Jika dia tidak datang dalam 30 menit, kalian saja yang menemuinya. Aku ada meeting." Ucap rafa

Aris langsung menaikkan alisnya "Tidak masalah, jika dia cantik itu suatu keberuntungan untukku menunggunya dan kalian jangan coba coba mengambilnya dariku yahh." Ucap aris.

Bahkan rafa dan rio tidak tertarik sama sekali "Maksudmu kau belum bertemu dengan modelnya?" Tanya rio

Aris menggelengkan kepalanya "Belum, model nya ada dua orang, Rio bagaimana jika kita mendekatinya? mereka pasti tertarik pada kita." Aris bertanya pada rio sedangkan aris tau betul jika rafa pasti tidak akan tertarik dengan hal seperti itu "Kau tidak mungkin tertarik kan raf?" Sambung aris.

"Tch, kau bilang kau menyukai bartender di club itu tapi sekarang kau mau mencoba mendekati seseorang lagi?" Aris menggarukkan kepalanya yang tidak gatal itu.

"Ayolah rio kau tahu sendiri jika dia itu playboy." Rafa terkekeh kenapa pula rio menanyakan sesuatu yang rio sendiri juga sudah tau.

"Argghh sudahlah, rafa apa kau tidak menyiapkan kami minuman?" Tanya aris .

Rafa sampai lupa. Rafa mengambil ponselnya menelpon seketarisnya untuk menyuruh bawakan wine kedalam ruangannya.

Sampai juga minumannya langsung dituangkan untuk aris dan rio, rafa tidak minum karena sedang malas untuk meminum minuman seperti itu.

TASHA POV

Gugup? Itu pasti karna aku pasti bertemu pada rafa setelah sekian lamanya, 10 menit lagi aku sampai menuju perusahaan rafa. Aku memang sengaja lebih cepat dari yang dijanjikan waktunya oleh kak angello, aku tidak sabar menemuinya tapi aku juga gugup dan merasa takut, Entahlah. Aku hanya sendiri karna shinta akan menyusul bersama kak angello mereka mampir ke suatu tempat dulu katanya, jadi aku diantar oleh supirku. Huftt mobilnya sudah berhenti tepat di depan pintu menuju masuk.

"Nona, kita sudah sampai." Kata supirku

Aku langsung turun setelah dibukakan pintu pada supirku "Terima kasih." Ucapku.

Apa aku harus menunggu shinta dulu atau langsung masuk, ayolah kenapa aku jadi takut seperti ini hanya ingin menemui rafa.

Aku tidak bisa menunggu shinta, aku langsung masuk dan saat aku masuk semua orang yang didalam takjub padaku melihatku dari atas sampai bawah tapi aku menghiraukan mereka karna itu sudah biasa. Aku menuju resepsionis dan bertanya ruangan direktur mereka "Dimana ruangan direktur?" Tanya ku pada resepsionis tapi dia bukan hanya menjawab melainkan menatap belahan dadaku, aku mulai muak kenapa harus pria yang menjadi resepsionis nya.

Tiba tiba aku merasa ada yang memegang bahuku "Maaf, nona Natasha Jane Calis anda bisa ikuti saya menuju ruangan pak direktur." Akhirnya setidaknya aku tidak ingin ditatap seperti itu.

Aku langsung mengikutinya, entahlah wanita ini bekerja dibagian mana, aku tidak perduli sampai kami menaikki lift menuju lantai paling atas, jadi ruangan rafa paling atas.

I Need A Good OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang