Happy reading
Vote and Comment
TASHA POV
Aku memasuki cafe tempatku berkerja, ini bukan jam kerjaku karna cafe ini akan dibuka jam 12 siang. Aku melihat shinta melamun. Sepertinya akan seru jika aku mengejutkannya.
"EAHKK." Aku mengejutkannya tetapi responnya hanya biasa saja. Percuma saja aku berteriak.
"Kau sudah datang." Ucap shinta lemah.
"Tunggu, apa kau sakit?" Tanyaku yang sudah duduk di depan shinta.
"Tidak."
"Lalu?"
"Kau tau tash, sepertinya rio mulai menyukaiku." Ucap shinta menatapku.
"Aku tahu? Terus?" Aku tidak menduga rio lebih cepat dari yang kuduga. "Kau menolaknya?" Sambungku.
"Tidak, dia tidak mengajak ku berkencan."
"Lalu masalahnya apa?"
"Apakah aku menyakitinya? Aku takut jika dia merasa kecewa, aku tidak ingin dia merasa kecewa padaku."
"Pertanyaan nya apa kau menyukai rio? Kupikir kau juga menyukai rio?" Tanyaku lagi.
"Aku bahkan tidak tau dengan perasaanku, aku pernah berpikir aku menyukai rio tapi sekarang aku menyukai kak ryan dan kau tahu itu."
"Sepertinya kau harus berpikir dan tanyakan pada hatimu siapa yang kau sukai? Dan siapa yang hanya obsesimu saja?" Shinta butuh waktu menjawab isi hatinya sendiri. "Mencintai dan obsesi itu beda tipis." Sambungnya.
"Sudahlah teman jangan bersedih seperti ini, kau tau? Kau bukan seperti shinta yang kukenal." Aku yang memegang tangan sahabatku. Aku tersenyum miring, aku menasehati temanku sedangkan aku saja punya masalah yang lebih dari shinta.
*****
RAFA POV
Tadinya aku ingin menemani tasha di cafe mengingat ini hari libur tapi temanku aris itu memang tidak pernah mengerti, untung saja dia teman baik ku jadi aku merelakan waktu ku demi mengunjungi apartemen nya. Aku tidak tau kenapa dia menyuruhku tapi yang jelas jangan sampai dia menyuruhku hanya untuk menonton film koleksinya yang jorok itu. Aku memasuki apartemen nya setelah memasuki pasword, tentu aku rio dan aris tidak pernah merahasiakan apapun termasuk pasword tempat tinggal kami.
"Bagus kau sudah datang raf." Aris yang baru saja keluar dari dapur.
"Kau menganggu hariku dengan menyuruhku datang." Jcapku pada aris.
"Kau tau hari ku lebih ternganggu, liatlah orang yang di depan televisi itu, dia galau sepanjang malam melebihi wanita saja." Aris yang menunjuk rio yang melamun di depan televisi dan aku langsung menghampiri rio dan aris datang dengan membawakan minuman.
"Kau kenapa teman?" Ucapku tapi rio malah diam saja.
"Dia itu patah hati." Serkas aris.
"Apa? patah hati? Seorang Rio Panniel patah hati? Kau serius, jangan bercanda."
"Entahlah yang jelas kemarin katanya dia mau bicara dengan shinta lalu malam malam dia mengejutkanku dengan tiba tiba tidur disampingku begitu saja, Ohh, Yah ampun beginilah kalau kalian tau pasword apartemen ku, datang tanpa diundang lalu pergi tanpa pamit." Aris yang mengeluh.
"Kau memperburuk suasana saja, dia sedang galau kau malah mengomelinya, saat kau punya masalah dengan jalangmu yang mengaku ngaku hamil anakmu bukankah kami sudah membantumu." ucapku yang mengingat hal yang sudah berlalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Need A Good One
Romantizm[COMPLETED] WARNING: Mengandung Unsur 18+ Dimulai dari kehidupan yang terpenuhi membuat sosok Tasha menjadi hura hura sampai disuatu hari ke bangkrutan orang tua nya membuatnya harus hidup dengan sangat sederhana dikalangan sederhana. Kehidupan yan...