Bagian sebelas****
Ryn, bocah kecil itu tengah berdiri memandangi pintu hotel dengan pertanyaan pertanyaan yang ada di benaknya.
Ia tengah berdiri tepat di pintu kamar sang ayah dan sarah-- ibu barunya. Ini sudah pukul 7 pagi, dan ayahnya belum ada tanda tanda bangun sampai saat ini.
Di hari hari sebelumnya, sang ayah bangun sebelum jam 7 pagi, tapi ini, sungguh berbeda, tidak biasanya ayahnya bangun sesiang ini.
"Ryn.. Apa yang kau lakukan, sayang?"
Ryn menoleh, saat melihat jane yang memanggilnya. "Grandma, apa yang terjadi pada daddy dan mommy di dalam sana? Kenapa, mereka belum bangun juga?"
Mendengar itu, Jane terkekeh "Astaga, sayang.." ia lalu menarik pelan ryn agar mendekat dengannya "Tidak terjadi apapun di dalam sana, mereka baik baik saja, Honey.. jangan khawatir, oke?" Lanjut jane dengan terus mengusap lembut rambut pirang ryn
"Baiklah, bagaimana kalau kau pergi bersama eshe? mungkin, berenang?" Jane kembali bersuara, karena melihat kecemasan di wajah cicitnya itu.
Ryn mengangguk "ya, baiklah." lalu ryn mengecup pipi kanan jane "I love you grandma." lanjutnya. Kemudian, ryn berlari mencari eshe-- Baby sisternya.
"I love you too honey, Becarefull."
Jane tersenyum memandang ryn yang semakin jauh. Jane lalu tersenyum geli mengingat pertanyaan ryn tadi.
"Akan ada yang datang nanti sayang, tunggu saja." Perkataan jane seakan menunjukan sesuatu.
****
Jason tersenyum manis, saat tau siapa yang ia lihat pertama kalinya setelah membuka mata. Wajah sarah terlihat cantik, terlebih lagi saat sinar matahari menyentuh kulit wajahnya. Astaga, betapa cantiknya sarah pagi ini.
Sarah membuka matanya secara perlahan ketika merasakan sentuhan lembut seseorang.
"Selamat pagi, apa tidurmu nyenyak?"
Sarah tersenyum di tengah kesadarannya "selamat pagi." suaranya begitu merdu, terkesan serak "Ya.. sangat nyenyak." lanjutnya lebih lembut.
"Baiklah, cepat bangun dan bersihkan dirimu." Jason berucap, kemudian mengecup pelipis sarah cukup lama.
mata sarah terpejam sesaat "Kau kenapa bersikap romantis seperti ini tuan Jason?" mata sarah mengerling manja setelah, kecupan tadi terlepas.
Jason terkekeh seraya menggeleng "Ya, kurasa aku harus bersikap seperti ini setiap hari nyonya Sarah Jason Wilstoon." Jason kembali mengecup pelipis sarah, sekilas.
Pipi sarah terasa panas "Y-ya, emm.. maksudku--" sarah tergagap, ia mencoba menyembunyikan kegugupannya.
Jason tergelak "Kau begitu menggemaskan, membuatku semakin..." jason menggantung kalimatnya, ia mendekat ke arah sarah "Menginginkanmu, sayang." lanjutnya serak, menahan perasaan.
"Sudahlah, cepat bersihkan dirimu. Aku mencintaimu, sekali." Lanjutnya lagi.
Sarah mengerjapkan matanya beberapa kali, mendengar kata kata jason yang begitu vulgar.
*****
Sarah menatap dirinya dari balik cermin, ia terlihat cantik dengan balutan dress biru laut selutut berlengan pendek.
Dari cermin sarah melihat jason tengah berdiri dengan tangan terlipat di depan dada.
Jason tersenyum, kemudan berjalan mendekat dan memeluk pinggang sarah dari belakang posesif.
"Jangan menatap cermin terlalu lama, kalau tidak, dia akan merasa iri padamu, sayang."
Sarah terkekeh "kau berlebihan, aku hanya bercermin, hanya itu." tangannya telulur menyentuh dan mengusap pipi jason.
Mata jason terpejam cukup lama "sayang, jangan membangunkan singa sepagi ini."
Sarah terkekeh "Ya, aku memang sengaja."
Jason menggeleng mendengar ucapan sarah, Ia lalu semakin mengeratkan pelukannya dan sesekali mengecup pelipis sarah.
Astaga.. Sepertinya mereka sedang di mabuk cinta.
Bersambung....
Kembali lagi, hehe😸
Pendek lagi? Maaf deh✌
Inshaallah enggak lagi deh✌
Oke sekian terimakasih,
Wassalam,
Octha
KAMU SEDANG MEMBACA
Married (TAMAT)
RomanceIni rumah tangga baru Sarah, namun tak semulus yang perempuan ini bayangkan. Menikahi duda, dan bertemu dengan masa lalu Jason, adalah awal terujinya rumah tangga wanita berusia 19 tahun ini. -FARXFALLA, 2016