Bagian enambelas.***
Hari mulai petang, Sarah tengah bercermin, mengeringkan rambutnya yang basah. Wajahnya terlihat lebih fresh sehabis membersikan dirinya.
"Sayang.."
Sarah tersenyum, ketika melihat Jason keluar kamar mandi dengan kimono hitam.
"Ya?" Sarah kembali fokus ke cermin.
Jason tersenyum, ia melangkah mendekati sang istri dan memeluknya dari belakang.
Sarah tersenyum, ia kembali bertanya "Ada apa? Kau perlu sesuatu?"
Jason menggeleng pelan.
Sarah menyerngit. "Lalu?"
Jason menghela napas pelan. "tidak.. hanya sedikit merindukanmu."
Sarah terkekeh pelan, ia sedikit berpikir, kenapa suaminya seperti ini. Yaa... Sedikit manja.
"Kenapa tertawa?" Jason tidak terima dengan tawa Sarah, walaupun sejujurnya Jason merasa bahagia melihat tawa renyah Sarah.
Sarah kemudian berdiri, melepas rengkuhan Jason dan berhadapan dengan Jason sekarang. Sarah menatap manik mata abu-abu milik Jason. "Baiklah. Ada yang salah denganku?"
"Yaa."
Sarah menyerngit "Apa?"
"Kau terlalu cantik malam ini." Ucap Jason diakhiri tawa kecilnya.
Sarah memutar bola matanya. "Menyebalkan." Ucapnya, walaupun sebenarnya ia merasa sedikit salah tingkah saat Jason bicara seperti itu.
Jason terlihat menghentikan tawanya, ia lalu menggenggam buku buku jari sarah dan menggenggamnya. "Tapi aku berkata benar, kau terlalu cantik malam ini. Bukan malam ini saja, hari hari sebelumnya juga kau terlalu cantik."
Baiklah, sepertinya hari ini Jason agak kurang sehat, ada apa dengannya? Sarah menyerngit, membuat keningnya berkerut.
"Ya ya, baiklah. Kau sudah memujiku kan?" Sarah melepas genggaman jason. "Sekarang keluar, aku ingin berganti baju."
Berganti Jason yang menyerngit, dan berkata. "Kenapa aku harus keluar?"
Sarah memutar bola matanya beberapa kali, suaminya benar benar menyebalkan. "Aku ingin ganti baju Jason. Jadi, keluar."
Jason menggeleng cepat. "Tidak mau."
"Lalu, maumu apa?" Sarah berdecak sebal, ia berkacak pinggang di depan jason.
Jason tersenyum remeh, ia sengaja duduk di sofa singlenya hitam di belakangnya. "Tentu saja disini."
"Maksudmu?"
Jason berdecak, ia berpikir apakah Sarah sepolos ini? "Ya untuk melihatmu berganti baju."
Wajah Sarah memerah ketika mendengar kata-kata Jason. "Jason. Keluar sekarang, dasar menyebalkan!" Sarah berteriak disana. Baiklah, kesabarannya sudah habis untuk Jason.
Mendengar Sarah berteriak, justru membuat Jason tertawa geli. Menurutnya, Sarah terlihat begitu menggemaskan.
Jason akhirnya berdiri, dan berjalan menuju kearah Sarah. "Baiklah, aku akan pergi. Tapi, beri aku kecupan." Jason menjeda kalimatnya sebelum berkata. "Disini." Lanjutnya dengan jari telunjuk yang menempel di pipi.
Sarah menatap Jason sarkastik sambil berkata. "Apa itu harus?"
Jason hanya mengendikan bahunya. "Terserah. Jika tidak, ya aku tetap disini."
Sarah menghela napas jengah, lalu mencium pipi Jason cukup lama. "Sudah?" Sarah kembali bersuara, setelah melepas kecupannya.
Jason tersenyum penuh arti. "Aku mencintaimu." Setelah mengucap mantra faforitnya, Jason berganti mengecup kening Sarah lama.
Sarah memejamkan matanya, jantungnya seakan sudah tidak di tempatnya, seulas senyum juga ada di bibir peach-nya.
"Aku juga mencintaimu." Ucap Sarah begitu lembut. "Sudah, keluarlah. Kau menghambat waktu Jason." Sarah kembali merengek, dan membuat Jason kembali tergelak oleh tawanya.
"Baiklah." Dengan cepat Jason mengecup bibir sarah dan kembali berkata. "Aku mencintaimu."
Sarah terbelalak, tindakan Jason membuat pipinya merah merona. Sebelum Sarah kembali berteriak, Jason terlebih dulu berlari dan menutup pintu.
Setelah Jason pergi, Sarah tidak bisa menyembunyikan senyumnya. Dulu Sarah pernah berpikir, jika pernikahan yang dilandasi perjodohan akan sulit dilalui. Tapi, sekarang mungkin beranggapan jika cinta akan tumbuh seiring berjalannya waktu.
Dan Sarah mulai mencintai jason. Entah, Sarah merasa mencintai Jason secepat ini bukan planningnya, tapi karena sikap Jason yang begitu manis membuat Sarah begitu cepat mencintai ayah beranak satu itu.
****
Sekarang pukul delapan malam, Sarah dan Jason tengah menikmati makan malam romantis di restoran ternama di Swiss. Nuansa romantis begitu terasa ketika penyanyi menyanyikan lagu lagu romantis, dengan petikan gitar dari sang ahli.
Sarah kembali melihat sekeliling. "Ini indah." Ia menjeda kalimatnya, dan melihat Jason yang tengah tersenyum menatapnya. "Kau ada di balik ini semua?" Lanjutnya.
Jason mengangguk. "Ya, kau menyukainya?"
Sarah tersenyum manis, ia mengangguk. "Sangat menyukainya. Terimakasih.."
"Sayang, kenapa harus berterimakasih? Ini kewajibaku untuk membahagiakanmu. Aku sudah berjanji kepada tuhan, jadi aku harus menepatinya, bukan?"
Sarah kembali tersenyum, lebih merekah saat Jason bicara seperti itu. Ia lalu menggenggam tangan besar Jason, mengusapnya beberapa kali dengan lembut. "Tanpa seperti inipun, kau sudah menepati janjimu pada tuhan, kau sudah membuatku merasa terhormat, merasa beruntung, mendapat suami sepertimu. Dan aku yang harus disalahkan selama ini, aku belum bisa menjadi ibu yang baik untuk Ryn, dan istri yang baik untukmu.." raut wajah Sarah berubah seketika.
Jason menggeleng, tanpa menghilangkan senyumnya. "Jangan menyalahkan diri seperti ini, aku tidak menyukainya. Sayang dengar, aku tau dirimu masih belajar selama ini. Untuk menjadi ibu yang baik bagi Ryn. Dan untuk menjadi istriku, kau sudah jadi yang terbaik Sarah. Jadi, jangan menyalahkan dirimu.."
Sarah lalu mengangguk, dan berkata. "Bisa aku minta pelukan? Sebentar saja."
Jason terkekeh, ia mengangguk dan menghampiri sarah. "Kenapa harus meminta? Aku milikmu. Kemarilah."
Sarah menyambut pelukan Jason, bersembunyi dibalik dada bidang Jason, mendengar detak jantung Jason yang begitu merdu, mengalun dengan begitu indahnya.
Dan Jason, memejamkan matanya, mengusap helaian rambut cokelat Sarah. Jason merasa begitu bahagia saat Sarah ada di hidupnya. Setelah Selena pergi dari hidupnya, membuat dirinya terpuruk begitu dalam dan cukup lama, Jason kembali merasakan apa itu cinta dan wanita yang berhasil membuat dia bangkit adalah Sarah, gadis berusia 19 tahun, yang sekarang menjadi istrinya.
Bersambung.....
Alhamdulilah Gusti.....
Akhirnya kelar juga, maafkan keterlambatan yang amat sangat lama ini. Lay ga ngerti kalo kalian semua nungguin cerita abal-abal lay.😂🙏
Beneran, maaf banget yang udah pada nunggu. Makasih juga dukungannya, semangatin lay🙏😂
Udah lay, mereka pada nunggu ceritanya. Bukan elo😂😂
Hehe,
Have fun. Happy reading semuanya...
Wassalam..
Lay17
KAMU SEDANG MEMBACA
Married (TAMAT)
RomanceIni rumah tangga baru Sarah, namun tak semulus yang perempuan ini bayangkan. Menikahi duda, dan bertemu dengan masa lalu Jason, adalah awal terujinya rumah tangga wanita berusia 19 tahun ini. -FARXFALLA, 2016