Aku tak perlu bahasa apapun
Untuk mengungkap aku cinta kamu
Aku tak pernah beristirahat
Untuk mencintai kamu sesuai janjiku
-Melly Goeslaw, Promise***
Sesampainya di tempat perkemahan, hutan Texas mereka langsung mendirikan tenda masing-masing. Satu tenda terdiri dari 4 orang. Dan tentunya tenda untuk laki-laki dan perempuan dipisah.
Sedari-tadi tenda berwarna biru itu belum juga berdiri tegak. Sang empunya mendecak sebal melihat tendanya yang belum juga berdiri. Sampai ada beberapa orang yang menghampiri.
"Hahaha... Kasian deh! Tendanya peyot!" ledek Vano disertai tawanya dan ketiga sahabatnya.
"Udah deh, diem aja lo! Ngeledekin mulu. Mending lo bantu gue diriin tenda!" ujar Rachell.
"Ogah ah, benerin aja sendiri!" ujar Vano dengan nada meledek.
Tiba-tiba tanpa aba-aba dan tanpa disuruh, Darrel membantu Agatha dan sahabat-sahabatnya mendirikan tenda. Semua orang melongo tidak percaya atas apa yang dilakukan Darrel.
"Jangan ge-er dulu. Gue bantuin diriin tenda nggak secara cuma-cuma. Sebagai imbalannya, kalian berempat harus beliin gue 10 komik doraemon yang terbaru," celetuk Darrel setelah selesai mendirikan tenda.
Pujian Agatha sedetik lalu untuk Darrel sekejab hilang. Tergantikan dengan matanya yang melebar dan wajahnya menahan tawa.
"Hahahahah... Sumpah, kapten basket-nya DHS suka komik doraemon?" ledek Agatha dengan tawanya yang sudah meledak.
"Udah, gak usah banyak bacot. Pokoknya harus beliin. Habis camping gak papa," ujarnya dengan muka kesal.
"Oke-oke, santai. Gak usah ngotot. Gue bakalan beliin." Raut wajah Agatha berubah kesal.
"Udahlah Tha, muka lo gak usah kayak bebek nyengir gitu. Jadi jijik gue lihatnya," celetuk Alda dengan memasang wajah tanpa dosanya.
"Sialan lo Da, nyengir dari mananya! Yang ada lo ngeledek gue." Agatha mendengus. "Ayo nyari kayu bakar! Bu Tini nyuruh kita nyari kayu bakar kan habis ndiriin tenda," lanjutnya.
"Ayo! Daripada di sini mending kita cari kayu bakar. Males gue dengerin Bu Tini ceramah pake kuah," cerocos Rachell.
"Yok cuss, bye-bye kakak doraemon! Hahaha..." Agatha tertawa melihat wajah Darrel yang menggeram kesal.
"Sial, gue diledekin! Awas aja lo!" Darrel tersenyum miring.
***
"Udah yuk! Capeek..." keluh Rachel. Sesekali tangannya mengusap peluh di dahinya.
"Yaelah bocah, gitu aja capek! Masih kurang banyak nih, kayunya," ledek Kania.
"Tangan gue pegel kali, Kan."
"Gue sama yang lain juga pegel! Bukan lo doang!"
"Udah-udah! Kalian kok malah berantem. Mending cepet cari kayu yang banyak! Katanya capek," lerai Alda.
"Tau tuh, lagian lo juga Chell. Ngeluh mulu. Tadi kan lo yang bilang males denger ceramahnya Bu Tini plus kuahnya. Lagian kayu kita juga baru sedikit," tambah Agatha.
KAMU SEDANG MEMBACA
Conversa
Teen Fiction[COMPLETE] [DI PRIVAT BEBERAPA PART] [Highest rank #83 in teenfiction, 30-6-17] Agatha tidak tahu harus menerima atau mengutuk takdir yang mempertemukannya dengan cowok seperti Darrel. Satu-persatu masalah mulai muncul, menguji sebuah jalinan yang...