Haruskah ku bilang cinta
Hati senang namun bimbang
Ada cemburu juga rindu
Ku tetap menunggu
~Rossa, Ku Menunggu***
"Loh Tha, kok gak ada orang?" tanyanya setelah melihat sekeliling tidak ada orang sama sekali. Bahkan arah panah yang tadinya ada sekarang tidak terlihat lagi.
"Hah?" Agatha terkaget lantas membalikkan badannya--mencari temannya yang semula berdiri di belakangnya. Semua sudah tidak ada.
"Jadi, kita ditinggalin?!?" Agatha berteriak kencang dengan wajah paniknya.
"Aduh... Jangan teriak-teriak dong!" Darrel menutup kedua telinganya.
"Gimana gak teriak? Gue panik banget! Gara-gara lo, nih! Semuanya jadi ninggalin kita kan," cerocos Agatha dengan mendelik tajam ke Darrel.
"Ya sorry, gue kan gak tau... Tapi lo beruntung tau gak?" Wajah Darrel berubah menjadi serius.
"Gak. Beruntung apanya coba?" Wajah Agatha berubah menjadi serius juga.
"Lo beruntung karena..." kata-kata Darrel menggantung. "Lo nyasar barang cogan kayak gue," lanjutnya.
"Hahahahah... Muka lo kocak banget deh, jadi gemes!" Secara tidak sadar Darrel mencubit pipi Agatha dengan gemas. Agatha hanya melebarkan matanya menatap Darrel.
Darrel yang tersadar akan perlakuannya pun melepas cubitannya dengan kikuk. Tangannya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Eh, sorry... Gak sengaja," ujar Darrel.
"Minta maaf mulu deh lo! Mending sekarang cari jalan biar bisa balik!" perintah Agatha.
"Iya-iya." Darrel mendengus. Balik jutek lagi deh.
***
"Eh, itu bendera kuningnya! Yess, ketemu!" ujar Rey bersorak gembira saat menemukan sebuah kain yang tiangnya tertancap di tanah balik pohon. Dia segera berlari untuk mengambil bendera kuning itu.
"Akhirnya... Ketemu juga bendera sialan ini." Rio menghela napas lega.
"Astagaa! Agatha sama kak Darrel mana? Kok ilang?" tanya Rachell panik saat mengetahui kedua makhluk itu tidak ada di sana.
"Hah?!? Darrel sama Agatha ilang? Padahal gue baru aja seneng dapet benderanya," timpal Rey.
"Kita cari mereka! Siapa tau masih di sekitar sini," usul Kania.
"Ayo!"
***
"Gimana ni kak? Nyasar kan gara-gara lo!" Sedari tadi Agatha terus saja mengomeli Darrel. Yang diomeli pun terlihat tidak acuh.
"Gak tau," jawab Darrel singkat, membuat Agatha bertambah kesal.
Darrel terus saja berjalan mendahului Agatha. Dia berjalan santai tanpa melihat sekitar. Darrel tidak sadar jika di depannya ada ranting kecil yang tajam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Conversa
Teen Fiction[COMPLETE] [DI PRIVAT BEBERAPA PART] [Highest rank #83 in teenfiction, 30-6-17] Agatha tidak tahu harus menerima atau mengutuk takdir yang mempertemukannya dengan cowok seperti Darrel. Satu-persatu masalah mulai muncul, menguji sebuah jalinan yang...