Fakta- 14

5.7K 629 23
                                    

Cinta pada jumpa pertama
Inikah rasanya cinta
Inikah cinta
Terasa bahagia saat jumpa
Dengan dirinya
~Inikah cinta

***

     Jam sudah menunjukkan pukul satu. Acara uji nyali akan segera dimulai. Sistem kali ini berbeda. Point yang membuat berbeda terletak pada anggota kelompok. Anggota kelompok tidak lagi seperti saat jelajah. Satu kelompok terdiri dari dua anggota, cowok dan cewek. Kertas pembagian kelompok sudah diletakkan di meja panitia. Semua siswa seakan berdesakan memenuhi ruang berusaha melihat kelompoknya.

     Agatha yang tingginya pas-pasan hanya bisa menghela napas pasrah, menunggu gerombolan manusia itu melenggang sambil terus menjaga matanya agar tidak terpejam. Setelah lamanya menunggu keadaan sepi dia segera maju ke depan, mencari namanya di antara ratusan orang. Matanya meneliti satu persatu nama yang tertera di kertas itu.


     "Yeah!" serunya setelah menemukan namanya. Tapi seketika senyumnya yang tadi mengembang berubah menjadi masam. "Kok sama dia?!"

     "Hai!" sapa seseorang dengan cengirannya. Agatha menoleh dan mendapati teman satu kelompoknya itu.

     "Ck... Lo lagi kak! Siapa sih yang bagi kelompok?!" gerutu Agatha kesal. Lagi-lagi dia harus satu kelompok dengan makhluk songong itu. Dan lebih sialnya lagi, kelompoknya hanya terdiri dari dua orang! Mati saja lah, Tha!

     "Saya yang bagi kelompok! Kenapa? Kamu nggak terima?" Suara seseorang menyahut tiba-tiba dengan nada sarkasnya.

     Agatha menoleh dan mendapati Pak Anton sedang berdiri garang di belakangnya. Gadis itu tersenyum kikuk dan menggaruk tengkuknya. "Eh, ada Pak Anton! Nggak kok, Pak! Saya cuma mau terimakasih aja, hehe...."

     "Yasudah! Cepat kalian berbaris!" Pak Anton kembali berkeliling mengecek persiapan kelompok lainnya.

     Agatha dan Darrel menuju ke barisan dengan setengah berlari, karena sudah banyak kelompok yang berkumpul. Darrel berdiri di posisi depan dengan Agatha di belakangnya.

     "Anak-anak sekarang waktu kita untuk berdoa supaya kegiatan uji nyali ini diberi kelancaran dan tidak ada yang mengganggu. Berdoa, mulai!" ujar Pak Anton memimpin doa.

     "Berdoa selesai! Untuk urutan, kita akan mengambil nomor secara acak. Jadi, nomor yang sama dengan kelompok kalian, kelompok itulah yang akan berangkat dahulu. Sebelumnya saya ingin mengimbau supaya anak-anak berhati-hati dalam mengikuti kegiatan ini dan jangan berbuat aneh-aneh!" Pak Anton mulai mengambil kertas dari dalam kardus dan membaca tulisannya.

     "Sepuluh! Kelompok sepuluh silakan berangkat!" Rachel dan Vano berdiri dan segera berangkat. Rupanya adik-kakak itu satu kelompok. Pak Anton mulai mengambil kertas dan membacanya lagi, "Dua puluh... Sembilan! Kelompok dua puluh sembilan silakan berangkat!"

     "Tha, ayo!" Agatha yang mengerjapkan matanya tersentak saat Darrel memanggil namanya.

     "Eh, udah?" tanya Agatha.

     "Udah, ayok!" ajak Darrel.

     Mereka berjalan di jalur yang dibatasi pohon-pohon tinggi. Suasana hutan malam ini sangat dingin dilengkapi dengan hawa-hawa yang dapat membuat tubuh merinding. Senter yang mereka bawa tidak menjamin menjadikan terang hutan yang gelap gulita ini.

     "Kak, gue merinding..." ujar Agatha dengan nada yang kentara takut.

     "Hustt! Jangan bicara! Nanti yang mengintai kita bakalan marah!" Darrel mulai menakut-nakuti.

ConversaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang