Gara-Gara Mama - 34

4.4K 431 50
                                    

Maafkan aku jadi suka sama kamu
Awalnya curhat
Lama-lama ku cemburu
Maafkan aku yang mengharapkan cintamu
Bila belum saatnya kusabar menunggu
Bila masih bersama kutunggu kau putus

***

     "Darrel!!" Darrel menatap aneh Mamanya lewat pintu kamarnya yang tertutup. Mamanya sedari tadi berteriak memanggil namanya. Dia masih punya dua telinga yang mempunyai frekuensinya masing-masing untuk menangkap suara yang Mamanya keluarkan.

     "Apasih, Ma? Dari tadi Darrel jawab iya, iya, tapi Mama malah manggil terus-terusan," ujarnya kesal. Matanya tetap terfokus pada layar ponselnya, memainkan game favoritnya. Sesekali beberapa notif pesan dari grupnya dan sahabat-sahabatnya mengganggu aktivitasnya membuat dia berdecak kesal.

     "Kalau dipanggil itu nyamperin, jangan nyaut doang!" Mamanya kembali berteriak.

     Menyerah, Darrel menghentikan permainan ponselnya, lalu melemparkan benda pipih berwarna hitam itu ke atas kasur. Dia beranjak menghampiri Mamanya yang ada di ruang tamu.

     Sesampainya, cowok itu melihat Mamanya yang sudah berpakaian rapi dan menenteng dua buah tas; tas sedang dan tas besar. Darrel mengerutkan keningnya.

     "Mau ke mana, Ma?" tanyanya.

     "Mau pergi arisan di Bandung." Darrel tergelak, pantas saja Mamanya membawa barang sebanyak ini, ternyata beliau akan singgah ke Kota Paris van Java itu. Dan yang lebih dia herankan lagi, Mamanya itu rela pergi jauh-jauh hanya karena acara arisan.

     "Hah?? Bandung? Kapan pulang, Ma?" tanyanya, dia menatap Mamanya yang cengengesan, perasaannya tak enak.

     "Lusa, hehe... Mama mau sekalian holid. Kan sayang jauh-jauh ke sana nggak jalan-jalan sama shopping." Darrel memutar bola matanya malas, dasar perempuan.

     "Terus Mama ngapain panggil-panggil Darrel? Mau ngajak Darrel gitu?" Darrel beranjak ke dapur, mengambil segelas air dingin dan meneguknya habis.

     "Cih, pede banget kamu! Siapa juga yang mau ngajak kamu, nggak penting!" desis Michelle.

     Darrel mengerutkan keningnya, mencoba berpikir. "Ya siapa tau Mama mau pamerin aku ke temen-temen Mama itu. Kan aku ganteng," sahutnya santai kelewat pede.

     "Sejak kapan kamu jadi over pede gini?" Michelle menatap ngeri ke arah Darrel yang terus terkekeh.

     "To the point aja, Ma. Mama mau apa?" Michelle tersenyum senang.

     "Kan Mama mau arisan di Bandung--"

     "Ya terus?" Ucapan Michelle dipotong.

     "Jangan motong pembicaraan Mama, ih!" Darrel terdiam, menunggu Mamanya berbicara, "terus arisannya bareng juga sama Ara..."

     "Bentar-bentar, Tante Ara? Terus apa hubungannya sama Darrel?" Darrel kembali memotong perkataan Mamanya itu. Dia berusaha menepis prasangka-prasangka tentang Mamanya.

     "Kamu motong sekali lagi Mama nggak ngelanjutin." Dan benar saja, setelahnya Darrel langsung bungkam.

     "Mama minta kamu ke rumah Agatha ya, jagain dia," pintanya dengan wajah memelas.

ConversaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang