Camp 5- 9

6.3K 729 36
                                    

Untuk apa? Untuk apa cinta tanpa kejujuran
Untuk apa cinta tanpa perbuatan
Tak ada artinya
Untuk apa? Untuk apa cinta tanpa pembuktian
Untuk apa status kita pertahankan
Bila sudah tak lagi cinta
~Maudy Ayunda, Untuk Apa

***

     "Dasar kakak kelas songong, sok kegantengan, sok pinter, sok cool!" umpat Agatha karena saking kesalnya dengan Darrel. Bagaimana bisa Darrel sok-sokan tau, padahal aslinya tidak.

     Darrel mendekat ke Agatha.Dia menatap Agatha dengan intens dan mengeluarkan smirknya. "Lo bilang apa tadi? Coba ulangi!"

     "Lo itu! Kakak kelas songong, sok kegantengan, sok pinter, sok cool, dan sok segala-galanya!" ulang Agatha lebih keras.

     Darrel tersenyum dan mengangkat satu alisnya. "Kalau nyatanya gue emang ganteng, pinter, dan cool gimana?"

     "Padahal enggak," cibir Agatha.

     "Gue sama Rey gantengan siapa?" tanya Darrel.

     "Kak Rey lah!" jawab Agatha.

     "Gue sama Davin?"

     "Pasti kak Davin!"

     "Gue sama Vano?"

     "Jelas kak Vano!"

     "Gue sama Asep?"

     Agatha terdiam. Darrel yang melihat menyeringai. Tentu saja Agatha bingung. Kalian tahu Asep siapa? Asep teman sekelas Darrel yang terkenal dengan bencongnya. Dia selalu membawa peralatan make upnya sehari-hari. Asep sebenarnya sih laki-laki. Tapi dia tidak mau disebut demikian karena... Kalian pasti tau lah.

     "Pertanyaan menjebak!" desis Agatha.

     "Bilang aja gue ganteng! Gengsi amat," Darrel mencibir.

     "Udah-udah! Jangan berantem! Nanti gak bakal selesai kalau berantem terus. Mending kita cari jawaban dari teka-teki ini," lerai Raissa.

     "Ya tuh, bener kata kak Raissa! Mending kita cari jawabannya!" timpal Kania.


     Mereka berpikir keras mencari jawaban yang tepat. Soal itu begitu susah.

     Siapa sih yang buat soal ini? Bikin orang susah aja! Agatha mengumpati orang yang membuat soal dalam hati.

     "Udah ada yang tau belum, nih?" tanya Rio yang sedari tadi hanya diam.

    "Belum kali! Soalnya aja susah kaya gini, mana bisa gue pecahin. Siapa sih orang biadab yang buat soal ini! Abang Rey lelah tau nggak?" omel Rey. Dia berpikir sejenak, lalu tak lama kemudian kembali berbicara.

     "Eh, kita jalan aja sambil cari jawabannya. Siapa tau tiba-tiba pinter!" celetuk Rey sambil tersenyum lebar seakan telah dapat ide cemerlang. Semua orang melotot. Tapi mereka menyetujui juga usul konyol Rey. Bisa saja kan nabrak pohon terus mendadak pinter?

ConversaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang