Pilihan- 40

5.2K 464 103
                                    

If this is my last night with you
Hold me like I'm more than just a friend
Give me a memory I can use
Take me by the hand while we do what lovers do
It matters how this ends
Cause what if I never love again?

***

     Agatha berlari melewati bangsal-bangsal rumah sakit, dia takut kehilangan untuk kedua kalinya. Mulutnya tak berhenti menggumamkan doa-doa.

     Sebenarnya apa sih keinginan Anthony? Dia ingin membunuh semua orang yang dekat dengannya? Dan ingin membuatnya hancur? Dasar manusia tak punya otak, tak punya hati, tak berperikemanusiaan.

     Kenapa Darrel ikut-ikutan diserang, padahal status cowok itu pacarnya Raissa. Dia dan Darrel tidak ada hubungan apapun. Kenapa Darrel harus ikut terseret di dalam masalahnya.

     Agatha menemukan Kania dan sahabat-sahabat Darrel di depan sebuah ruangan. Wajah mereka menunjukkan tampang frustasi. Agatha segera menghampiri sahabat-sahabat Darrel.

     "Gimana bisa Anthony ngeroyok kak Darrel?" tanya Agatha langsung.

     Rey mengusap-usap wajahnya. "Nggak tau, gue sama yang lain dateng ke markas udah liat Darrel kayak gini."

     "Kok lo tau yang ngeroyok Anthony sama gengnya?" tanya Agatha lagi.

     "Gue sempet liat orangnya mau kabur pas gue sama yang lain dateng, terus gue foto wajahnya. Pas Kania tanya siapa yang ngeroyok gue kirimin fotonya. Kata dia itu mantan pacar lo, right?"

     "Tapi ini nggak ada hubungannya sama kak Darrel. Kenapa kak Darrel jadi kena juga?!?" Agatha menunduk.

     "Bukan apa-apa, lo suka kan sama Darrel? Mungkin itu alesannya. Mantan lo udah kayak psikopat gitu, pasti dia nggak terima kalau mantannya dapet yang lebih baik dari dia." Itu analisa dari Vano.

     Agatha mengangkat kepalanya. "Jadi ini semua salah gue?"

     Vano menggeleng. "Lo nggak salah apa-apa, mantan lo aja yang terlalu terobsesi mau dapetin lo lagi."

     "Tapi kak Darrel kan sukanya sama kak Raissa. Lagian mereka udah pacaran," elak Agatha.

     "Darrel sama Raissa udah putus," ujar Rey.

     Pupil Agatha melebar. "Putus?!?"

     Rey mengangguk. "Iya."

     "Dia nggak pernah sayang sama Raissa, dia sayangnya sama lo. Mangkanya gue, Vano, sama Davin kaget waktu tau dia nembak Raissa."

     Agatha mengerutkan keningnya. "Nggak pernah sayang? Terus kenapa nembak?" tanya Agatha penasaran.

     "Ada alasan di balik itu, walaupun sedikit konyol," timpal Vano.

     Agatha mengangguk, dia menatap pintu di depannya. Semoga pintu itu terbuka dan membawa kabar gembira untuknya. Cukup dia kehilangan Revan, jangan Darrel.

     "Sebenernya Darrel pernah cerita ke gue..." Celetukan Vano memecah keheningan.

     Agatha masih diam menunggu cowok itu untuk kembali berbicara. "Kalau sebenernya dia suka sama lo dari awal kalian ketemu. Darrel merasa tertarik untuk deketin lo, untuk buat lo suka sama dia."

ConversaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang