Bila musim berganti
Sampai waktu terhenti
Walau dunia membenci
Ku kan tetap di sini
~Virgoun, Surat Cinta Untuk Starla***
Acara camping telah diakhiri. Semua siswa sudah memasuki busnya masing-masing. Tetapi sedaritadi gadis itu masih saja berbolak-balik mencari jam tangannya yang hilang.
"Aduh, jam gue mana sih?" tanyanya bingung. Dia sudah bolak-balik menelusuri jalan yang dilewati sebelumnya tapi masih belum juga ketemu. Hingga akhirnya dia menyerah.
"Aduh, nyerah gue! Beli baru aja. Capek daritadi bolak-balik terus tapi hasilnya tetep sama," kesalnya lalu segera berlari menyusul teman-temannya yang sudah menaiki bus.
"Untung nggak ditinggal!" Agatha menghela napas lega saat melihat busnya masih berada di tempat. Dia segera berlari memasuki bus dua dan mencari tempatnya. Matanya melotot sempurna saat melihat Davin duduk di kursinya, di samping Rachell.
"Minggir kak! Gue mau duduk," perintahnya pada Davin yang masih asyik menggoda Rachell.
"KAK DAVIN MINGGIR! GUE MAU DUDUK!" ulang Agatha lebih keras.
"Lo ganggu banget sih! Kuping gue sakit. Lo duduk di belakang aja!" Agatha mendelik mendengar perkataan Davin.
"Enak aja! Nggak, gue mau di sini. Di belakang nggak enak!" tolak Agatha.
"Terserah sih... Kalau nggak mau duduk ya nggak papa." Davin berkata dengan santai lalu melanjutkan kegiatannya menggoda Rachell.
"Lo jadi cowok kok gak mau ngalah sih!" ujar Agatha kesal. Tapi Davin masih tetap menggoda Rachell sampai pipi gadis itu bersemu merah. Agatha yang merasa diabaikan merasa kesal. Emosinya sudah berada di ubun-ubun.
"LO BUDEG, YA? MINGGIR CEPET! GUE MAU DUDUK," perintah Agatha dengan suara delapan oktaf membuat semua teman, kakak kelas, dan gurunya menoleh.
"Agatha, cepat duduk di tempatmu! Bus akan segera jalan," perintah Pak Anton.
"Ya tapi pak tempat duduk saya ditem--"
"Cepat duduk! Kalau kamu jatuh atau kejedot jangan salahkan Bapak," perintah Pak Anton lagi memotong ucapan Agatha.
"Iya, Pak..." ujar Agatha dengan lesu. Terpaksa dia harus duduk dengan anak laki-laki gara-gara Davin sialan itu.
Agatha menatap malas Davin yang sedang menyunggingkan senyum mengejek kepadanya. "Tempat lo di mana?" tanyanya.
"Di samping Darrel." Agatha melotot kaget. Padahal dia berusaha menjauhi Darrel, tapi malah Davin mengacaukan rencananya.
"WHAT THE--"
"Agatha cepat duduk! Jangan teriak-teriak terus! Kuping Bapak sakit denger kamu teriak," perintah Pak Anton. Agatha hanya meringis dan menuju tempat Davin. Sebelumnya dia menjambak rambut Davin sebentar membuat cowok itu meringis kesakitan.
Agatha berdiri canggung di samping Darrel. Bagaimana tidak? Tempat yang kosong hanya di dekat jendela dan itu harus membuat Darrel mengubah posisinya menjadi miring terlebih dahulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Conversa
Teen Fiction[COMPLETE] [DI PRIVAT BEBERAPA PART] [Highest rank #83 in teenfiction, 30-6-17] Agatha tidak tahu harus menerima atau mengutuk takdir yang mempertemukannya dengan cowok seperti Darrel. Satu-persatu masalah mulai muncul, menguji sebuah jalinan yang...