Nembak? - 28

6.4K 486 115
                                    

Cinta yang indah mengapa menyiksa
Hanya karena kau dan aku itu berbeda
Ku ingin bisa perjuangkan cinta
Meski ku harus sakit dan ku merasakan sakit kesedihan
~Indah Dewi Pertiwi, Mengapa Cinta

***

     Hari ini tepat hari terakhir mos pada tahun ini. Setelah melewati ujian-ujian akhirnya mereka naik ke tingkatan yang lebih tinggi. Para peserta mos sibuk berkeliaran di kantin untuk sekadar membeli minuman dingin.

     Sebagian besar murid berlarian menuju ke arah lapangan basket. Membuat Agatha yang baru saja keluar dari kamar kecil mengernyit bingung.

     Itu orang-orang pada gilak kali ya. Lari-larian nggak jelas! batinnya.

     Dia berjalan menuju kelasnya untuk menyelesaikan catatan fisika yang masih ditulis setengah. Menghela napas, dia duduk lalu membuka buku yang tebalnya minta ampun. Tangannya terangkat mengambil bolpoin tinta hitam berwarna biru muda. Saat sedang menulis, tiba-tiba Alda menarik lengan Agatha kencang, membuat coretan panjang di buku Agatha.

     "Alda! Lo apa-apaan sih! Kecoret kan!" pekik gadis itu kesal. Agatha mencari-cari tipe-x di kotakannya.

     Tidak menghiraukan, Alda tetap menarik-narik lengan Agatha secara paksa. "Lo harus ikut gue ke lapangan basket sekarang juga!" ujar Alda membuat Agatha kembali bingung.

      "Lo kenapa sih? Kalau mau nonton pertandingan basket, lo nonton sendiri aja! Gue mau nyelesain catatan fisika, masih setengah," tolak Agatha.

     Alda menggelengkan kepalanya. "Nggak bisa. Lo harus ke sana sekarang!" Daripada bertengkar, Agatha akhirnya memenuhi keinginan Alda untuk pergi ke lapangan basket.

     "Yaudah lah, nggak usah ditarik-tarik juga! Gue bisa jalan sendiri!" kesal Agatha. Tangannya mulai pegal gara-gara tarikan Alda yang lumayan kencang.

     Menyadari itu, Alda langsung melepaskan cekalan tangannya. "Sorry-sorry... Abisnya gue takut lo kabur."

     Agatha memutar bola matanya malas. "Lo pikir gue anak kecil??"

     Sesampainya di lapangan basket, Agatha menatap bingung pada kerumunan orang yang memenuhi lapangan basket indoor ini. Dia berdecak, ini ada apa sih? Gak guna banget!

      Tapi tidak bagi Alda, gadis itu langsung menarik Agatha untuk menembus kerumunan itu. Agak sulit, memang. Karena banyaknya manusia yang berkumpul di tempat itu membuatnya harus berdesakan untuk mendapatkan posisi paling depan.

     Saat mereka sudah berdiri tegak di bagian depan, tanpa terdorong ke sana ke mari,  terlihat pemandangan seorang cowok yang sedang berlutut membawa sebuket bunga. Sementara di depannya ada seorang cewek yang berdiri bingung, masih belum tau apa yang akan terjadi.

     Tiba-tiba suara cowok yang berlutut itu menembus keheningan, merambat melalui celah udara. Suaranya pula yang membuat Agatha mematung dibuatnya.

     "Lo mau nggak jadi pacar gue?" tembaknya singkat. Semua orang di sana terkaget, tidak menyangka Darrel akan menembak cewek itu, termasuk ketiga sahabatnya yang tengah berdiri mematung menatap tak percaya pada Darrel.

     "Hah?? Lo ngapain sih? Gue bingung...." Cewek itu menatap Darrel aneh karena perlakuannya.

     "Raissa, lo mau nggak jadi pacar gue?" ulang Darrel lebih keras, ada nada tegas di dalamnya.

ConversaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang