Kupetik bintang
Untuk kau simpan
Cahayanya tenang
Berikan kau perlindungan
Sebagai pengingat teman
Juga sbagai jawaban
Semua tantangan
~Sheila on 7, Melompat Lebih Tinggi***
"Kak, gue mau tanya?" Perempuan itu duduk di sisi kasur.
"Tumben tanya dulu. Biasanya langsung nyrocos," balas Daffa. Matanya tidak lepas dari laptop dihadapannya seakan mengabaikan gadis sedang menggerutu kesal karenanya.
Daffa menghela napas dan menutup laptopnya. Dia menghampiri Agatha dan ikut duduk di sisi kasur. "Lo kenapa, sih?" tanyanya sambil mencubit pelan hidung Agatha.
"Lo sekarang sibuk tau nggak kak! Masak nggak ada waktu buat gue! Gue ajak ngomong aja lo masih fokus ke laptop." Agatha kesal karena beberapa hari ini Daffa selalu sibuk dan tidak ada waktu untuknya.
Daffa tersenyum melihat tingkah adiknya. "Maaf deh, kalau gue kayak gitu... Gimana kalau besok waktu gue full untuk lo?" Daffa mengangkat alisnya.
"Beneran?" tanya Agatha berbinar. Daffa ikut tersenyum melihat adiknya tersenyum.
"Bener deh, besok gue anter lo ke sekolah."
"Yeay! Kak Daffa sengklek is back!" Agatha tertawa senang.
"Mulai ngajak ribut nih!"
Agatha mengangkat tangannya membentuk angka dua. "Peace, kak! Besok lo beneran anter gue, ya?"
Daffa mengacak-acak rambut Agatha gemas. "Iya adikku yang paling bawel. Sekarang tidur gih! Udah malem, nanti lo susah dibanguninnya! Kebo kan susah bangun."
"Lo juga kebo! Ngaca!!"
"Ih, lo bego juga ya! Sekarang kan di depan gue ada kaca, jadi otomatis gue ngaca, dong! Masa nggak kelihatan," cibir Daffa.
"Eh, kutil dugong! Kaca lo itu kotor. Mangkanya nggak bisa dibuat ngaca!" balas Agatha tak mau kalah.
"Enak aja bilang kaca gue kotor! Gini-gini gue sering bersihin, ya! Setahun tiga kali!" seru Daffa dengan bangga.
Agatha tertawa mengejek. "Hahahaha... Setahun tiga kali doang kok bangga!"
Mereka terus seperti itu, berdebat sampai ada suara yang menghentikannya.
"AGATHAA!! DAFFA!! DIEM KALIAN! SUARA KALIAN SAMPAI KAMAR MAMA!" teriak Ara ganas. Agatha dan Daffa yang mendengar teriakan dari Mamanya hanya meringis ngeri.
***
"Gara-gara kalian tau nggak Papa sama Mama jadi berantem! Sekarang Papa udah berangkat kerja," kesal Ara.
Agatha dan Daffa yang tengah menyantap nasi gorengnya menghentikan aktivitasnya dan menatap Ara bingung.
"Masak Papa kamu bilang gini, 'Ma, anakmu tuh berisik banget!' ya Mama bales lah!"
"Bales gimana?" tanya Agatha memotong.
"Diem dulu! Mama bilang gini, 'Anak lo tuh yang brisik!' gitu... Trus Papa bil--"
"Stop Ma! Kelamaan kalau harus dengerin Mama cerita! Nanti Agatha telat. Lagian ngapain sih ngrebutin anak sendiri!" potong Agatha.
Daffa menepuk pelan dahinya. "Itu namanya bukan ngrebutin, Agatha!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Conversa
Teen Fiction[COMPLETE] [DI PRIVAT BEBERAPA PART] [Highest rank #83 in teenfiction, 30-6-17] Agatha tidak tahu harus menerima atau mengutuk takdir yang mempertemukannya dengan cowok seperti Darrel. Satu-persatu masalah mulai muncul, menguji sebuah jalinan yang...