#
Aneh banget sih si Zakka? Tadi siang dia bilang sore ini aku disuruh kesini. Tapi sekarang dia marah marah ga jelas. Pengen rasanya aku jitak kepalanya biar ga songong berlebihan. Tapi dia lagi marah, dan itu menakutkan. Aku langsung keluar, membanting pintu tanpa mengucapkan kalimat sedikitpun. Biar aja deh. Aku juga bisa marah.
Ga ada angin ga ada ujan dia tiba tiba bentak bentak. Siapa coba yang ga marah?
"Loh Zea? Kok udahan? Ga keluar bareng Zakka?"
"Zakka nyuruh saya pulang bu"
"Ga biasanya" ucapnya sambil mengerutkan keningnya.
"Saya juga ga tau bu"
"Kalo gitu antar saya aja ya?"
"Kemana bu?" Ucapku penasaran.
"Ke rumah Lukas, kamu siapkan mobil Ferari"
Aku mengangguk lalu beranjak ke bagasi untuk menyiapkan Ferari.
***
Zakka POV
Siang yang terik membuat keringatku tak henti hentinya keluar dari tubuhku. Panas banget sih?
Koridor sekolah ramai siswa yang hendak pulang. Begitu pula denganku. Aku berjalan sendirian menyusuri koridor. Ga ada yang istimewa disekolahan ini, aku udah bosan ingin cepat cepat lulus dan ngampus. Ngampus itu bebas tak seperti disekolah ini, tertekan!!
Eh, emang aku bakal lulus gitu? O h pasti dong. Aku kan pintar. Pasti lulus lah, mau ditaruh dimana wajah aku yang tampan ini kalau aku ga lulus ujian heh? Dipantat kali.
Seperti biasanya semua mata tertuju padaku kalau aku berjalan dikeramaian, apa lagi kalau bukan karena aku yang tampan ini? Narsis? Biarin. Suka suka dong. Emang kenyataannya gitu. Tapi aku bukan playboy yang suka gonta ganti pacar hanya karena memiliki wajah tampan. Bahkan sampai sekarang aku belum mengerti apa itu cinta. Apa kalian percaya? Harus lah, kan aku ini jujur pake banget.
Memasuki lapangan parkir pemandangan pertama yang aku lihat pasti supir jelekku yang lagi belajar. Dia itu bodoh ya? Orang bodoh kan memang harus belajar? Atau dia pintar? Kalau pintar kan ga perlu belajar. Jadi dia bodoh atau pintar? Hmmm...emang aku peduli gitu?
Wajahnya tampak serius dibalik topi birunya. Yang jadi pertanyaan kenapa dia selalu memakai topi? Menutupi wajah dan rambutnya? Padahal dia lumayan loh kalau rambutnya digerai. Rambutnya yang coklat. Aku suka rambutnya. Lain dari pada yang lain.
"Serius amat"
Dia mendongak. Menatapku lama. Lalu membereskan peralatannya.
"Emang gitu?" Ucapnya ketika aku duduk disebelahnya.
"Iya, tugas dari Mr.Killer?"
"Bukan, ini dari Miss Killer, langsung pulang atau main Tuan muda?"
"Langsung pulang, tapi ntar sore temenin gue jalan ya PIR?"
Aku menekankan kata PIR(supir) padanya. Dia memutar kedua bola matanya lalu tancap gas meninggalkan sekolah.
Sampai dirumah Zakky lagi main sama Tania diruang tengah. Tumben tuh anak kesini siang bolong. Zakky memang sering datang kerumah. Tapi biasanya malam hari. Jarang dateng siang. soalnya dia udah ngantor bareng Daddy.
"Tumben lo disini siang bolong?"
"Emang ga boleh gitu?"
"Boleh aja sih, tapi pasti lo mau tanya tanya lagi tentang supir jelek gue"
"Tepatnya itu tanya Dea kakaknya. Kalo Zea mah buat lo aja Za"
aku memutar kedua bola mataku lalu berlari menaiki tangga ke lantai dua menuju kamarku. Tak disangka Zakky mengikutiku. Kini dia udah duduk manis di ranjang king size dengan sprai warna hitam.

KAMU SEDANG MEMBACA
Women Drivers
RomanceBekerja menjadi supir itu rasanyaaa 'GAK ENAK' apalagi menjadi supir orang songong seperti ZAKKA . Masa sih aku harus jadi supir? Mau gimana lagi? Tak ada pilihan lain. Semangat!!!!!doain aku bisa melewati ini kawaan