Surabaya..
Walaupun rintangan menghadang dan Badai menghantam jika memang sudah jodoh memang tak akan pernah terpisahkan.
Taman bermain tak pernah lepas dari canda tawa anak anak dan para orang tua jika hari minggu tiba. Bermain, berlari, tertawa, ceria. Walaupun tak lepas dari masalah namun semua ini dapat tetap dinikmati jika menjalankan semua hal dengan ikhlas.
"Bunda, Athan pengen main sama Adena"
Perempuan yang dipanggil Bunda itu melihat sekelilingnya. Di sana ada anak perempuan seumuran Athan putranya sedang bermain ayunan sendirian sambil melihat anak anak lain yang bermain bersama orang tua mereka. Anak itu terlihat kesepian.
"Ya sudah, Athan samperin Adena gih"
Athan anak kecil nan imut itu mengangguk antusias kemudian berlari ke arah Adena gadis cantik yang duduk di ayunan sendirian.
Adena tersenyum melihat Athan temannya mendatangi dia.
"Athan.. "
"Main jungkat jungkit yuk Na"
Adena mengangguk kemudian mereka berdua berlari ke jungkat jungkit yang tak jauh dari mereka.
Namun baru beberapa lama mereka bermain kini Adena marah marah.
"Athaan jahaatt... Jangan nakal doong"
Gimana ga marah? Hampir sepuluh menit Adena ada diatas jungkat jungkitnya dan tidak bisa turun gara gara posisi jungkat jungkit jomplang. Satu sisi di atas dan sisi lain dibawah karena ditahan oleh Athan agar Adena tak bisa turun.
Namun kemenangan Athan hanya sebentar. Karena beberapa detik kemudian posisi terbalik. Sekarang Athan yang melayang tak menyentuh tanah. Kini Athan yang marah marah karena disana Iksan kakaknya yang satu tahun lebih tua darinya membantu Adena agar Athan kalah.
"Iksan jangan gangguu kenapa sih?"
"Heii Athan adikku, tidak sopan panggil panggil nama. Nanti dimarahin Bunda loh"
"Ga peduli pokoknya jangan ganggu Athan sama Adena"
Zea dan Zakka orang tua dari Iksan dan Athan hanya tertawa disana menyaksikan dua putranya bertengkar didepan Adena teman mereka.
"Lihat Athan sangat galak mirip denganmu Sayang" Ucap Zea.
"Dia juga berani sepertimu walaupun sama Iksan yang lebih tua"
Zea tersenyum mengiyakan.
"Iksan juga" ucap mereka berdua bersamaan.
"Dimana Sofyan?"
"Mungkin sedang ada tugas. Aku lihat Adena disini sendirian seperti biasa"
Sofyan adalah ayah Adena.
Sudah enam tahun Zea dan Zakka tinggal di Surabaya sejak Iksan dalam kecil. Kenapa? Karena Zakka membuka perusahaan baru di Surabaya sehingga mereka memutuskan pindah ke Surabaya. Sedangkan keluarga lain tetap di Jakarta.
Kebahagiaan memang selalu hinggap pada keduanya walaupun mereka jauh dari keluarga besar. Iksan kini berusia 7 tahun, sedangkan Athan 6 tahun dan Adena gadis cantik itu 4 tahun. Rumahnya dekat taman bermain sehingga hampir setiap Athan dan Iksan kesini pasti ada Adena yang selalu bermain sendirian. Sejak itulah mereka berteman hingga kini.
"Iksan jangan curang dooong"
"Udah udah.. Mendingan kita bikin istana pasir yuk" ajak Adena.
Mereka berdua mengiyakan kemudian berlari ke kolam pasir yang ada didekat Zea dan Zakka. Tanpa memperdulikan kedua orang tuanya yang kini duduk mesra disana. Bermain sepuasnya membuat Istana yang indah.
Seperti itulah hari minggu ketiga anak itu. Bermain tanpa kenal lelah.
"Gimana kabar Zakky?"
"Baik. Sepertinya mereka bersama Mario akan datang kesini deh"
Mario itu nama anaknya Zakky dan Dea.
"Lalu Tania?"
"Dia itu sepertinya memang naksir sama Dion adikmu. Padahal usia mereka selisih jauh. Tapi ya sudahlah. Yang penting mereka bahagia"
Zea menyenderkan kepalanya ke bahu Zakka memandangi anak anak mereka yang nampak ceria disana. Itu sangan membuat mereka ikut bahagia. Mereka hanya berharap semuanya akan seperti ini selalu dan selamanya.
END
#
*Thanks guys udah baca sampe sejauh ini. Peluk cium buat kalian semua. Love you all :):D :*
16 februari 2014

KAMU SEDANG MEMBACA
Women Drivers
RomanceBekerja menjadi supir itu rasanyaaa 'GAK ENAK' apalagi menjadi supir orang songong seperti ZAKKA . Masa sih aku harus jadi supir? Mau gimana lagi? Tak ada pilihan lain. Semangat!!!!!doain aku bisa melewati ini kawaan