Zea POV
"Zaaaa.... Jangan ganggu tidur gueeee"
Sialan tuh bocah. Tiap pagi ganggu tidurku teruss... Biasanya dia tuh ganggu jam 6 atau jam 7 pagi. Itu sedikit bisa ditoleransi. Tapi ini masih gelap. Masih Jam 5 pagi sodara sodara. Dan aku masih ngantuk bangeeetttt. Dia sekarang ga pake ketuk pintu lagi tapi langsung masuk kedalem.
Sekarang dia lagi gelitikin kaki aku. Aaaarrgggh. Aku ga kuaatt...
"Zakkaaaa.. Geelliiiiiii..."
"Haha hahaaa.... Makanya banguunnn"
"Iiihh Zakkaaa... Apaan sih lo tiap hari ganggu tidur gueee?"
"Ayoo banguuunn.. Muter kompleks mumpung cerah nih"
"Enggaaaa" aku narik selimut menutup kepalaku. Ga mauuu. Ngangtuk banget.
"Kebooo"
Aku merasakan selimut tersingkap dari tubuhku astagaaa.. Tukang paksa bener nih anak. Dan tubuhku melayang. Hah melayang? Aku membuka mata dan mendapati Zakka mengangkat tubuhku.
"Wooiii.. Turuniiinnn..."
Kemana sih? Jangan bilang...
"Tidaaaakkkkk"
Zakka melangkah ke kamar mandi. Ini penyiksaan. Firasatku ga enak.
"Okee okee. Gue ikut lo tapi turunin guueeee"
"beneran?"
"Iya bawel"
Senyumannya mengembang kemudian menurunkanku tepat dipintu kamar mandi.
"Buruan cuci muka. Gue tunggu di gerbang dalam jangka waktu 5 menit"
Aku memutar kedua bola mataku pasrah masuk ke kamar mandi.
Sialan tuh anak. Apa sih maunya? Ganggu tidur orang aja iiisss.
Sesuai permintaannya aku udah digerbang lima menit kemudian. Kalau aku tidak menuruti bisa bisa dihukum seperti waktu itu. Aku pernah dihukum mijitin dia gara gara telat dua detik. Penyiksaan.
Zakka udah nangkring di atas sepeda. Sepeda? Nyolong sepedanya siapa tuh anak?
"Nyolong sepeda siapa lo Za?"
"Sialan lo, ini punya gue, tapi lama ga dipake. Cepet ambil sepeda satunya"
Ah iya ada satu sepeda lagi di sana.
Belum juga naik sepeda, Zakka udah ninggalin aku. Sialan.
"Wooiii.. Tungguin gueee"
"Buruuaaann"
Mengayuh sepeda meninggalkan kompleks rumah. Mau kemana sih tuh bocah? Aku mengayuh berdampingan dengan Zakka yang terlihat menikmati udara pagi yang memang sejuk belum terkena polusi. Bercerita tentang masa kecil Zakka yang suka bersepeda bersama Zakky keliling kompleks seperti ini. Zakka berhenti dipinggir danau. Dia turun lalu duduk di pinggir danau. Aku sih ngikut aja.
Sudah mulai terang. Matahari juga sedikit nampak. Kami duduk disini dalam diam melihat danau didepan. Danau ini indah. Aku sering liat tapi ga pernah duduk disini seperti pagi ini.
Memang ga ngapa ngapain disini. Cuma diem dieman. Tapi aku menikmatinya. Menikmati matahari pagi yang sedikit demi sedikit menyentuh kulitku.
"Laper Za"
"Gue juga. Ah itu ada tukang bubur ayam keliling"
Aku melihat ke arah yang Zakka tunjuk. Zakka berdiri dan berlari ke tukang bubu yang tak jauh dari sini kemudian kembali membawa bungkusan ditangannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Women Drivers
RomanceBekerja menjadi supir itu rasanyaaa 'GAK ENAK' apalagi menjadi supir orang songong seperti ZAKKA . Masa sih aku harus jadi supir? Mau gimana lagi? Tak ada pilihan lain. Semangat!!!!!doain aku bisa melewati ini kawaan