#
Zea POV
Oh God, Zakka!!!
"Zakka!!!" Teriakku.
Wanita itu menatapku, jarak kami hanya sekitar lima meter, aku bisa melihat serigaiannya yang sangat menjijikkan, aku tau dia Isabel adik Bu Meli. Aku ga nyangka dia sekejam itu. Dan disebelahnya? Aku yakin itu Vano, dulu Zakka diculik oleh orang yang mengaku suruhan Vano. Sedangkan Isabel dan Vano adalah ibu dan anak yang menginginkan kehancuran keluarga bu Meli. Aku ga nyangka. Sungguh ga nyangka.
"Isabel GILA!!!"
Dia hanya tertawa puas disana. Aku memang tidak kenal Isabel, tapi aku tau dia itu gila. Aku langsung lari ke dalam rumah yang sudah terbakar, awalnya aku dicegah oleh Evan, namun aku berontak dan tetap masuk kedalam.
"Zakka!!!"
"Za, lo dimana? Jawab gue Za"
Asap tebal mulai membuat sesak pernafasan. Pandanganku tertutup asap tebal, namun tak mengurungkan niatku mencari Zakka, api sudah menyebar ke rumah kecil ini.
"Zaa..." Panggilanku tercekat di tenggorokan saat melihat Zakka disana berusaha melepaskan tali yang mengikat tubuhnya di kursi mengakibatkan Zakka terjatuh beserta kursinya.
Aku mendekatinya melepas ikatan ditubuhnya.
"Zee.." Suaranya serak, jangan jangan kehabisan nafas gara gara kelamaan didalam.
"Sshhh..jangan banyak bicara, kita pasti selamat kok"
Zakka mengangguk. Aku mencoba memapahnya, gawat!! Semuanya ketutup api. Atap juga mulai rapuh.
"Zee.."
Zakka terlihat panik, aku mengelus punggungnya, dadaku semakin sesak karena banyak asap disini. Oh God, apa yang harus aku lakukan?
"Tunggu sini"
Aku mengambil kursi tadi lalu memukulkannya ke kaca jendela yang ada disamping, hanya itu yang tak terlalap api.
Harus cepat cepat keluar dari sini atau kita akan hangus disini. Aku kembali ke Zakka, dia tetap ditempatnya, dia memegang dadanya. Saat itu juga dari atas ada kayu yang jatuh. Aku cepat cepat mendorongnya sengan sisa tenaga. Kayu jatuh ke koran bekas membuat kobaran api didalam. Aku menarik Zakka agar berjalan menuju jendela kaya yang sudah aku pecahkan tadi.
"Lompat Zaa"
"Lo dulu"
"Setelah ini gue, buruuan"
Zakka tak kunjung melompat hingga akhirnya ada atap hampir runtuh.
Kreeettt...
"Aaaaaaa" teriak mereka berdua.
***
Evan POV
Ini gila. Aku ga nyangka Zea akan masuk kedalam sana hanya karena ada Zakka. Walaupun Zea memang bekerja untuk Zakka tapi aku ga nyangka dia begitu nekat masuk ke kobaran api demi Zakka. Kini aku tau apa yang ada didalam hati Zea, mungkin aku memang tidak ada kesempatan.
Tepat saat Zea masuk kedalam, Zakky ada disampingku menatap ke arah kobaran api. Banyak polisi disana menangkap tersangka dan beberapa pengawal yang ada disini. Lukas sudah menghubungi petugas pemadam kebakaran namun belum muncul hingga kini. Kami bertiga kini kalang kabut mencari air untuk memadamkan api supaya mereka berdua bisa selamat. Zakky sangat panik saat tau Zakka ada didalam, aku lebih panik karena orang yang aku sayang masuk kesana tanpa berfikir keselamatannya.
Kami menyadari ada sesuatu yang pecah disana, kami mendekati sumber suara mendapati Zakka keluar dari jendela di papah oleh Zea dengan kaki terpincang pincang, Lukas memanggil tim medis yang tadi baru saja datang.
"ZEA!!"
"ZAKKA!!"
Aku memeluk Zea yang terlihat kehabisan nafas, dan banyak luka di tubuhnya hal itu juga dilakukan Zakky pada adiknya dalam kondisi sama dengan Zea. Bahkan Zakka lebih parah lagi. Dia kini tak sadarkan diri. Banyak luka diwajahnya.
Dalam pelukanku pun Zea dan Zakka berpegangan tangan. Jadi mereka saling mencintai, apa aku harus mundur? Membiarkan Zea dan Zakka? Ga!! Aku akan mempertahankan Zea selagi mereka belum ada ikatan.
"Apa yang lo rasain?"
Zea hanya menggeleng dan tersenyum. Aku tau dia gadis kuat. Dia ga akan pernah menunjukkan rasa sakitnya pada orang lain, tapi aku juga tau dia merasa sesak nafas. Berulang kali terbatuk dan memegang dadanya. Sesekali Zea melihat Zakka yang sangat parah, aku melihatnya sayu.
_Rumah Sakit
Zea didalam bersama Zakka, mereka mendapat perawatan didalam ruangan yang sama. Zakky disebelah kananku sedangkan Lukas disebelah kiriku. Siapa Lukas? Kenapa Zea terlihat baik padanya? Aku juga melihat tadi Zea menyerahkan tongkat pada Lukas agar bisa mempertahankan dirinya.
Kalau Zakky, yang aku tau dia pacarnya Dea dan kakaknya Zakka. Dan Lukas? Dia terlihat baik sama Zea sampai bela belain ikut masuk kandang singa padahal dia tidak terlalu pintar berkelahi. Aku dan dia tadi sudah di obati oleh suster, ya kita cuma lecet lecet doang sih, tapi Zakky memaksa supaya diobatin.
Selang berapa lama Dea datang bersama Dion, Dea menanyakan apa yang terjadi dan keadaan Zakka Zea kemudian dijawab seadanya oleh Lukas. Zakky terlihat kacau, dan aku malas ngomong. Dea duduk disamping Zakky terlihat menenangkannya, so swiitt....
"Apa Tante Meli tau?"
Zakky hanya menggeleng. Aku tebak Meli itu ibu Zakky.
"Zak, mana Zakka? Gimana keadaannya?"
Tiba tiba seorang wanita datang ke arah kami.
"Mom"
Zakky terlihat sangat terkejut.
"Mom dapat telvon dari polisi, gimana Zakka?"
Zakky hanya menunduk. "Maafkan Zakky Mom"
"Tante tenang aja, Zakka pasti baik baik aja kok, dia didalem lagi diperiksa sama dokter" ucap Dea menenangkan, dia menyuruh Meli agar duduk disampingnya sedangkan Dion meninggalkan kami.
Selang beberapa saat Dokter keluar bersama seorang suster dibelakangnya.
"Dokter, gimana keadaan mereka?"
"Maaf bu, kami sudah berusaha semaksimal mungkin"
Jleb!!! Oh God...
#
Beneran mati :'(
Maaf, jangan bully aku readers :(
Gimana hari hari mereka tanpa Zakka? :(
#
![](https://img.wattpad.com/cover/10726631-288-k757540.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Women Drivers
RomanceBekerja menjadi supir itu rasanyaaa 'GAK ENAK' apalagi menjadi supir orang songong seperti ZAKKA . Masa sih aku harus jadi supir? Mau gimana lagi? Tak ada pilihan lain. Semangat!!!!!doain aku bisa melewati ini kawaan