Zea masuk ke mobil diikuti kedua orang itu. Zea memacu mobil dengan kecepatan penuh. Wajahnya terlihat khawatir. Dia mengingat percakapannya dengan Bu Wijaya saat hari kedua dia bekerja. Zea takut kekhawatiran bu Wijaya akan terjadi malam ini.
"Itu mba, itu mobilnya"
"Iyaa gue juga yakin itu mobil yang tadi"
Zea menambah kecepatan mobil.
"Mbak, lo mau bikin gue mati disini?"
"Lo ga akan mati, dan kalo gue jalan kaya siput Zakka akan mati. Lo diam aja" bentak Zea.
Menurut apa yang diperintahkan Zea keduanya diam ditempat. Mobil menyalip mobil sedan dan berdecit ketika sampai didepan mobil sedan itu. Mobil sedan juga ikut berhenti disana. Zea turun, berjalan kearah mobil itu. Dua preman keluar dari mobil, berdiri tegap dengan kedua tangan dilipat didepan dada.
"Ada apa cantik?"
"Ngapain kalian bawa dia? Kurang kerjaan lo?"
"Jadi lo mau ngalangin kita? Mendingan lo puasin kita aja deh"
"Cih. In your dream. Gue pengen dia ikut gue. Kalian pulang aja kek minum susu dirumah"
"Brengsek"
Saat itu juga perkelahian dimulai. Orang satu memukul Zea, dengan cepat Zea menunduk agar tidak terkena pukulan. Berulang kali Zea memukul dan menendang, berulang kali pula Zea terjatuh mendapat serangan mereka. Keduanya berbadan besar. Sedangkan Zea berbadan kecil. Kalian pasti berfikir Zea akan kalah dan mati. Justru kebalikannya. Kedua orang itu sekarang tumbang.
Satu orang keluar dari dalam mobil membawa Zakka dirangkulannya. Ada pisau dileher Zakka. Dan ketika melawan sedikit aja Zakka akan terkena pisau itu.
"Kalo lo mendekat, dia akan mati"
Dia berjalan mundur. Disebelah sana ada jurang. Jika Zakka akan terus kesana, dia bisa dijatuhkan ke jurang.
Zea melihat satu batu lumayan besar didepannya. Dengan gesit ditendangnya sampai batu itu terkena ke wajah pria dibelakang Zakka. Karena memang pria itu lebih tinggi dari Zakka. Saat pria itu lengah Zea menendang pisau yang ada ditangan Pria itu. Zakka didorong ke arah jurang oleh Pria tadi.
"ENDO RENDY" teriak Zea "URUS ZAKKA SEKARANG!!!!"
Endo dan Rendy berlari ke arah Zakka yang terlihat menggantung disebuah akar pohon. Kini Zea melawan satu orang berbadan tegap seperti dua yang lainnya. Mereka saling baku hantam. Ketika pria itu akan menendang wajahnya, Zea menunduk. Kakinya mengenai topi Zea, topinya jatuh membuat rambut coklat kemerahannya yang panjang tergerai cantik. Zakka yang berhasil duduk didaratan terpesona akan kejadian itu. Dia memang tak pernah melihat Zea dengan rambut yang tergerai, Zea selalu menutupi rambut itu dengan topinya. Kini Zea ada diatas pria itu. Tangan kiri dipundak, lutut kiri dilengan, kaki kanan menginjak dada dan tangan kanan diatas kepala memegang pisau hendak menusuk pria itu.
"Siapa yang nyuruh lo?" Tanya Zea tegas.
"Am..ampunn Zee"
"Siapa yang nyuruh lo? Atau gue congkel kedua bola mata lo sekarang juga"
"Ba..baik Zee... Va...Vano Zee"
"Apa?"
"Gue cuma disuruh Zee"
Tangan Kanan Zea hendak menusuk pria itu. Zakka dan temannya menutup wajahnya dengan kedua tangan, pria itu pun memejamkan matanya. Namun tak ada darah yang keluar ketika Zea menancapkan pisaunya. Karena pisau itu ditancapkan kerumput sebelah telinga pria itu. Zea berdiri menepuk nepuk pakaiannya yang kotor dan berjalan meninggalkan pria itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Women Drivers
RomanceBekerja menjadi supir itu rasanyaaa 'GAK ENAK' apalagi menjadi supir orang songong seperti ZAKKA . Masa sih aku harus jadi supir? Mau gimana lagi? Tak ada pilihan lain. Semangat!!!!!doain aku bisa melewati ini kawaan