Zea POV
Lihat wajahnya itu. Wajahnya terlihat pucat pasi paska aku mengendarai mobil seperti setan. Tidak tau dia kalo aku ini suka kebut kebutan. Bahkan dia diam ditempat saat aku membukakan pintu untuknya. Apa aku keterlaluan? Hei, siapa peduli akan hal itu? Dia sendiri yang ngajak ribut. Aku menutup pintu kembali melihatnya berjalan gontai didepanku. Walaupun dia mencoba untuk cool tapi tetap aja terlihat gemetar. Haha.
Menunggu itu membosankan, aku hanya menunggunya sampai pulang sekolah. Masih pukul 9 dan waktu pulang itu masih lama banget. Bisa lumutan kalo aku disini terus. Aku ga ada kelas hari ini. Hari ini aku free. Aku mengambil ransel, membuka dan mengambil sebuah buku. Ini buku managemen. Aku bisa menghabiskan waktu bosan untuk belajar.
Sebuah suara mengejutkanku yang sedang asik dengan buku yang ada didepanku. Majikan baru berdiri disebelah pintu dengan kadua tangan dilipat didepan dada. Aku menutup buku menaruhnya kedalam ransel. Membuka pintu mobil kemudian membukakan pintu belakang untuk manusia yang saat ini menjadi majikanku.
Mobil melaju meninggalkan sekolah ternama di Jakarta. Ga heran, dia kan anak orang kaya.
"Heeh sopir, berhenti sekarang"
Apa apaan tuh anak mrintah seenaknya? Emang aku peduli gitu?
"Gue bilang berhenti, lo tuli ya?"
"Rumah masih jauh, ngapain juga lo minta turun? Heeh??"
Kesabaran aku udah abis untuk bicara formal sama gorilla ini. Enak aja dia ngomong seenak jidatnya sendiri.
"Wooi, ini mobil gue, gue bisa lakuin apapun"
"So what?"
"Mulai sekarang lo gue pecat, berhenti sekarang juga dan elo pergi dari hadapan gue"
Nantangin nih anak? Ok aku hadapi deh.
"Kalo gue ga mau? Lo mau apa hah?"
"Eh, elo supir tapi belagu banget sih?"
"Cih, gue ga peduli, gue kerja yang bayar itu nyokap lo, gue emang bertugas nganter elo dan melaksanakan perintah lo. Tapi yang berhak mecat gue itu nyokap lo bukan elo. Dan gue menuhin permintaan elo yang masuk akal. Bukan yang ngaco. Sekarang pulang!!"
***
Zakka POV
Shiiitt. Nih sopir sialan ga mau dengerin perintah aku. Aku ga bisa berkutik lagi sekarang. Alhasil aku hanya duduk menunggu sampai mobil nyampe rumah. Aaaarrrgggh.
***
Dia membukakan pintu untukku. Pagi ini dia masih menjadi sopirku. Tapi tenang aja, aku ga bakal biarin dia lama lama disini.
"Tuan, saya ada urusan. Nanti saya jemput sesuai jam pulang tuan"
Aku tersenyum puas, nanti aku akan tinggal dia sebelum dia sampai sekolah ketika aku pulang.
"Kuncinya mana?"
Dia memutar bola mata dibalik topinya. Aku bisa melihat matanya dengan jelas.
"Lo pikir gue bodoh ngebiarin kunci ada ditangan lo?" Ucapnya seraya kedua tangan dilipat didepan dada.
Dia masuk mobil, meninggalkanku yang masih berdiri disini. Dua kali sial. Dia pintar menebak apa yang akan aku lakukan. Akan aku aduin ke Mommy kalo dia seenaknya bawa mobil aku.
Sekolah sudah ramai, dan seperti biasa selalu ada cewek yang lengket disebelah aku. Aku emang idola cewek cewek sini. Mereka sekedar mainan buat aku. Mereka sama aja, kalo dikasih duit pasti mau ngelakuin apa aja buatku. Wah, aku bisa melakukan ini sama supir gila itu. Dia pasti akan bertekuk lutut didepanku jika aku kasih uang banyak. Zakka, lo emang jenius.

KAMU SEDANG MEMBACA
Women Drivers
RomanceBekerja menjadi supir itu rasanyaaa 'GAK ENAK' apalagi menjadi supir orang songong seperti ZAKKA . Masa sih aku harus jadi supir? Mau gimana lagi? Tak ada pilihan lain. Semangat!!!!!doain aku bisa melewati ini kawaan