That Winter

578 52 7
                                    

Musim berganti dengan indahnya. Tanpa badai, seolah berusaha menghibur manusia dengan butiran es putih dingin yang mereka sebut salju.
 
   Soo Hyun menggosokkan kedua tangannya. Sedikit mengeratkan mantel yang dia kenakan untuk menghalau cuaca yang sangat dingin. Kaki nya bergerak melompat. Sedikit berlari dia memasuki sebuah cafe yang akhir-akhir ini selalu dia datangi.

  Kakinya melangkah masuk. Bunyi lonceng seakan ikut menyambut tamu. "Annyeong." Sapa seorang pelayan ramah kepadanya." Seperti biasa." Katanya dengan senyum. Pelayan itu menangguk. Membungkukkan badan sopan dan meninggalkannya.

  Soo Hyun menatap ke luar jendela. Matanya tersenyum melihat salju pertama perlahan turun, sedikit sedikit namun tanpa terasa sudah banyak tertimbun di jalan. Dengan perlahan dia meminum coklat panas nya. Menikmati sedikit demi sedikit cairan manis itu membasahi tenggorokkannya.

  Dia menggerakkan jari nya lalu membuat gerakan  menulis samar pada jendela di hadapannya. Dan dia kembali tersenyum. Namun kali ini matanya tidak dengan perlahan dia bangkit. Meninggalkan tempat itu dan mungkin hal lainnya.

   Anak itu berlari dengan gembira saat dia berhenti sebentar untuk menunggu temannya. Tangannya bertumpu pada jendela di sampingnya. Merasa agak bosan otak jailnya bekerja. Dia akan menghebuskan nafasnya ke kaca dan akan menuliskan kata - kata menakutkan di kaca itu. Mungkin saja pengunjung cafe yang melihatnya akan takut. Anak itu terkikik geli akan pikirannya. Dengan semangat dia menghebuskan nafas nya, namun sepertinya karma datang lebih cepat karena dia yang terkejut melihat kaca di depannya sudah terisi oleh tulisan. "Bukan inginku untuk menyerah namun keadaan lah yang memaksa. Park Shin Hye Saranghae and Goodbye." Dahi nya berkerut setelah membaca tulisan di hadapanya. Dia pun hanya mengedikkan bahu dan berjalan acuh. Mencari tempat lain untuk menunggu temannya

"Aku menyadari bahwa cinta itu sederhana. Hanya tentang hati yang ingin memiliki. Namun menjadi rumit saat ada dua pilihan, menggenggam atau melepaskan. Cinta bukan hanya tentang dua insan, karena tanpa disadari kehidupan di bumi ini lahir karena kekuatan cinta para manusia terdahulu. Aku memilihmu. Hati ku memilihmu, namun akal ku melepasmu. Maka biarkanlah kita berjalan masing-masing dengan hati yang hancur. Namun setelahnya, kita harus berjanji. Janji yang akan membuat kita bahagia setelah ini. Aku mencintai mu dengan sepenuh hati ku. Dan melepasmu dengan akal ku. "-Kim Soo Hyun

"Aku tau bahwa akan seperti ini. Cinta pada akhirnya hanya akan menyakitkan. Namun aku tidak menyangka sesakit ini. Mencintai mu adalah lagu dengan melodi yang indah.. sangat indah hingga aku tak ingin merusaknya dengan syair perjalanan cinta . Maka jika memang indah hanya karena melodi. Maka hentikan. Cukup sampai disini." -park Shin Hye

-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*
Seol,16 Desember 2016

"Nde... arraseo. Hmm... aku?. Aku sudah di jalan pulang.. iya sudah dulu y." Shin Hye menutup mata nya. Mengusap wajah nya. Dengan lunglai dia melangkah kan kaki menuju rumah nya.

"Eoh eonni sudah pulang?." Tanya Kai saat dia baru keluar dari kamarnya. Shin Hye hanya mengangguk sebagai balasan." Eonni aku pergi dulu ya. Jangan lupa satu hal." Shin Hye mengangkat sebelah alisnya.
"Jangan lupa untuk tersenyum. Akhir-akhir ini eonni sering melupakannya." Dengan senyum manis kai mengepalkan tangan di udara. Menyemangati kakak nya lewat isyarat tanpa kata.

Dia terdiam sesaat. Benarkah dia sudah lupa tersenyum?. Entahlah. Terlalu banyak hal yang lebih penting untuk dipikirkan.

  Dia kembali mengambil coat nya. Melangkah keluar, dan memasuki mobil yang sudah menunggu nya. "Kenapa lama sekali?." Pertanyaan itu datang tepat saat dia baru mendudukan diri di bangku." Mianhae." Shin Hye menundukan kepalanya, merasa menyesal membuat telah membuat nya menunggu." Ck sudahlah. Kita harus berangkat, mrs yoon telah menunggu kita untuk mencoba gaun pengantin kita Shin Hye. Kita akan menikah." Shin Hye tersenyum, melihatnya tersenyum." Nde Jong Suk ah." Bibirnya berusaha tersenyum. Namun hanya senyum getir yang dia perlihatkan.

  Lalu lintas sangat padat. Itu yang terlintas di pikiran Soo hyun saat ini. Matanya masih setia mengamati keadaan di kota seol dari jendela besarnya yang berada di lantai 30 gedung pencakar langit. Tangannya dia masukkan ke dalam saku. Dia tersenyum. Entah mengapa dia menyukai hobi baru nya. Mengamati semua nya dari ketinggian. Seolah-olah kota Seol ada di genggamannya. Dia mengurutkan dahi nya dan berpikir, akan sangat hebat jika dia menguasai daerah lain tidak hanya pasar korea yang sekarang sudah dia genggam erat.

Tok tok..

Matanya teralih ke arah pintu, saat sekertaris nya memasuki ruangan. "Sajangnim, dia sudah disini." Soo hyun menangguk. Menunduk sedikit dan sekertarisnya pergi meninggalkan ruangan.

"Soo Hyun Hyung." Suara ceria itu menyapa pendengarannya. "Annyeong Jongin..." dan senyum ramah nya menjadi pembuka, pembicaraan diantara mereka berdua.

Shin Hye POV
  Pantulan diriku di cermin mengagetkan ku. Ini kah dirinya? Ini kah dia?. Dengan gaun putih panjang yang melekat di badannya. Dia menyentuh kan jari nya ke arah kaca dan bayangan itu pun balas menyentuh.

Sepasang tangan menyentuh pundak ku. Memeluk ku, dan menyandarkan dagunya di pundak ku. "Kau suka?." Tanyanya lembut. Aku mengangguk. Yah... gaun ini sangat indah. Sederhana tapi indah. Dia memutar diriku, menarik ku kedalam pelukannya. "Terima kasih... Terima kasih Shin Hye. Karena sudah memilihku." Dia tersenyum saat mengatakan itu bisa aku rasakan tarikan bibirnya di pundak ku. Mendengar itu tubuh ku kaku. Mataku memanas. Tidak terasa sudah lima bulan terlewati sejak kejadian terakhir di rumah sakit. Sejak itu aku belum bertemu lagi dengannya?. Namun aku senang dia baik-baik saja. Teknologi sangat membantu ku mengawasi nya dari jarak jauh. Aku tersenyum mengingat berita terakhir bahwa dia berhasil membawa nama baik perusahaannya di kanca internasional. Aku tersenyum kembali, saat mengingatnya. Dia sangat tampan saat televisi menyiarkan tentang kisah sukses nya. Tapi, jujur aku sedikit egois. Aku berharap dia sedikit saja merasakan kesedihan saat aku meninggalkannya. Namun, kembali aku tersadar bahwa aku lah yang telah meninggalkannya.

"Shin Hye... ya. Hey kau mendengarku tidak?." Suara Jong Suk menarik ku ke dunia nyata. "Ah yah kenapa?." Mataku menatap nya. "Ah sudahlah lupakan. Kau pasti lagi memikirkan nya kan?. Sudah lah lupakan dia sebentar lagi kita menikah. Lupakan pecundang itu." Dingin. Kata-kata itu sangat dingin. Dia mengadahkan wajahnya, berharap agar air mata nya tidak tumpah. Konyol memang namun aku merasa ini sedikit berhasil.

   Tangannya menyeret ku kasar memasukkan ku ke dalam mobil. Setelah nya dia melemparku dengan sebuah amplop. "Baca. " perintah nya dingin. Mataku bergerak membaca nya. Ini tiket sebuah tiket perjalanan ke Amerika. "Jong suk ah?." Panggil ku bingung. "Kita tinggalkan Korea,meninggalkan nya dan memulai hidup baru di Amerika. Tidak ada penolakan." Dia menatap ku sekilas. Lalu mobil berjalan meninggalkan pikiran dan hati ku yang sudah menguap sedari tadi.

You (kim soo hyun love story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang