Eternal love

462 30 4
                                    

Normal pov
   Koridor itu sepi, sangat sepi. Leeteuk benci keadaan ini. Dia tidak ingin terus tersiksa melihat adiknya terbaring diam di ranjang. Dia ingin adiknya kembali. Tapi, dokter mengatakan bahwa kemungkinan hidup adiknya hanya 10%. Dia kembali menunduk. Yah, persetan dengan ucapan dokter. Mau itu sepuluh, lima, atau bahkan sepersen pun dia tidak peduli. Adiknya akan tetap hidup dan, kemungkinan sepuluh persen itu, dia bergantung pada itu.

    Atensinya sedikit teralihkan saat dia mendengar langkah kaki yang mendekat hingga si pemilik langkah itu kini berhadapan dengannya.
"Hyung." Leeteuk mengernyit. Dia kenal suara ini, ini suara Jong In. Dengan lunglai dia mengangkat kepalanya
"Mwo?." Jawabnya dingin.
   Jong In tersentak kaget. Jujur, dia tidak menyangka seorang Leeteuk yang dia kenal hangat dan penyabar dapat berbicara sedingin itu dengannya. Leeteuk menghela nafas. Kenapa dia harus berbicara sedingin itu dengan Jong In? Sudah jelas itu bukan kesalahannya. Dia kembali menatap Jong In. Memberi kode agar lelaki yang lebih muda beberapa tahun darinya itu duduk disampingnya.

      Setelah Jong In duduk disampingnya hanya keheningan yang tercipta. Sangat hening hingga mereka dapat mendengar suara detik jam yang terus melaju. Mengingatkan Jong In akan waktunya yang tidak banyak. Maka dari itu dia kembali membuka suara.
"Soo Hyun hyung?" Tanyanya lirih, dengan perlahan dia mengangkat kepalanya matanya bertemu pandang dengan mata teduh milik Leeteuk.

    Leeteuk tersenyum mendengar pertanyaan yang sarat akan nada khawatir itu terlontar dari Jong In. Dengan lembut dia mengalihkan pandangan Jong In ke arah kaca besar yang ada dihadapan mereka. Jong In ikut menoleh, didorong karena rasa penasaran yang tinggi dia pun bangkit dan perlahan berjalan menuju kearah kaca tersebut.

     Jong In terbelalak, tangannya bergetar. Sungguh dia tidak menyangka bahwa salah satu orang yang dia anggap seperti kakak sendiri. Seseorang yang dia hormati harus terbaring lemah dengan seluruh kabel di sekeliling tubuhnya. Leeteuk yang melihat itu memilih bangkit. Merangkulkan tangannya, memeluk tubuh Jong In yang perlahan menangis di dekapannya.

"Dia akan sembuh kan... Hyung?" Tanya Jong In lirih

   Leeteuk tertegun mendengarnya. Melihat sorot mata Jong In yang benar-benar diliputi kesedihan membuat dia tidak tega untuk mengatakan yang sebenarnya. Dengan lembut dia mengusap kepala Jong In

"Pasti." Jawabnya lembut yang juga menjadi permohonan sekaligus keyakinan. 'Soo Hyun-ah kau pasti sadar. Hyung yakin itu. Kau tidak boleh meninggalkan kita semua disini. Kita semua yang menyayangimu membutuhkan mu. Bangunlah... Hyung mohon kembalilah kepada hyung ,malaikat kecilku.'

      Shin Hye menatap ponsel di tangannya dengan tatapan bingung. Tidak mungkin kan Jong In lupa kalau hari ini hari pernikahannya. Yah, bukan pernikahan mewah memang. Tapi, tetap saja dia harus datang. Akan sangat aneh kalau sang adik tidak hadir pada acara pernikahan kakaknya sendiri.
    
      Detak jam yang terus berbunyi menandakan bahwa waktu pernikahannya semakin dekat. Nanti malam dia dan Jong Suk akan mengikat janji suci. Kenapa malam? Entahlah... Shin Hye sendiri bingung akan hal itu. Sebenarnya masih banyak hal lain yang membuatnya bingung seperti, lokasinya yang sangat terpencil terletak jauh dari pusat kota seoul, tidak adanya undangan kecuali adiknya,dan terkesan disembunyikan. Belum lagi sekarang Jong In membuatnya tambah bingung.

    Shin Hye menggoyangkan kakinya. Berkali-kali dia mengecek handphone nya berharap mendapatkan kabar dari sang adik. Saat hendak menaruh hp nya kembali, dia mendengar suara pintu yang diketuk. Dengan tergesa dia membuka pintu tersebut... Berfikir mungkin saja itu adiknya. Namun, bahunya lemas saat melihat bukan Jong In lah yang berdiri di depan pintu melainkan Jong Suk.

"Wae?" Tanya Jong Suk bingung karena melihat wajah kecewa Shin Hye

"Tidak..."

"Ah. Aku membawa penata riasnya. Setelah bersiap kita akan berangkat ke gereja." Seru Jong Suk bersemangat.

"Ah.. Oh.." Dengan senyum terpaksa dia menggeser badannya agar mereka bisa masuk. Setelah sekali lagi memastikan tidak ada orang lagi, dia menutup pintu.

    Persiapannya begitu cepat, hingga terkesan buru-buru, hal ini lagi-lagi membuatnya mengernyit. Kenapa harus secepat ini?. Shin Hye pun berusaha tetap berpikiran jernih dan berjalan kearah meja riasnya. Kilau dari warna-warni make up tampak sangat menyilaukan mata. Cantik, dan membuat semua yang melihat pasti terkagum, tidak terkecuali Shin Hye. Namun, kekaguman itu hanya sesaat karena setelahnya perasaannya langsung berubah tidak enak. Ada perasaan yang mengganjalnya untuk melangkah lebih jauh lagi. Perasaannya sangat berat... Dan takut. Dia menarik nafas perlahan. Berfikir mungkin hanya perasaan gugup sesaat menjelang pernikahan. Itu maklum kan? Mungkin.

    Dengan sangat efisian dan tergesa-gesa semua persiapan itu selesai Shin Hye dan Jong Suk sekarang sedang dalam perjalanan menuju lokasi pernikahan mereka. Lokasinya sangat jauh dari pusat kota. Sebuah desa kecil yang indah dengan kearifan lokal khas Korea. Sebelum Jong Suk menyuruhnya turun dia mengambil hp nya memberikan sms kepada adiknya yang mengatakan bahwa dia sudah sampai, dan meminta sang adik untuk segera datang menyusulnya.

************************************
      Jong In terdiam di kantin rumah sakit setelah mendengar semua penjelasan dari LeeTeuk. Dia memegang cangkir dengan erat. Tangannya gemetar menahan amarah. 'Jong Suk Sialan!!!' Batinnya menggeram. Kurang ajar lelaki penipu itu. Dia bisa menipu semua orang bahkan kakaknya. Sial! Kakaknya. Dengan segera dia mengambil hp nya bertepatan dengan itu sms dari Shin Hye masuk. Jong In mengigit bagian dalam pipinya. Sial Sial Sial... Dia tidak boleh telat. Tidak, tidak akan dia biarkan kakaknya salah memilih. Dengan segera dia melangkah menuju ke kamar Soo Hyun dirawat untuk berpamitan dengan Leeteuk. Leeteuk yang melihat wajah khawatir Jong In memutuskan untuk membantu, dia akan menelpon polisi untuk pergi ke lokasi pernikahan Jong Suk dan, meminta sang supir untuk mengantar Jong In.

    Setelah Jong In pergi, Leeteuk beralih menatap ke arah ranjang adiknya. 'Kenapa kalian susah sekali untuk bersatu?. Semoga kalian dapat bersama. Semoga..'

    Jong In menatap jam di pergelangan tangannya. Dia berdoa semoga dia tidak terlambat. Saat mobil memasuki lokasi pernikahan kakaknya dia mengernyit. 'Tidak salah?' Dalam hatinya dia bergumam. Memang, lokasinya indah. Tapi, ini sangat terpencil seperti tidak pernah ada kehidupan. Bahkan, dia baru menyadari kalau ini sangat... Sangat jauh dari pusat kota. Dimana si lelaki sialan itu menemukan tempat ini?

   Setelah mereka sampai, Jong In langsung keluar dari mobil. Dia berlari menuju lokasi kakaknya akan mengucapkan janji suci, dia menghela nafas lega karena pernikahan belum dilangsungkan. Agak aneh, kakaknya kan sudah siap dari tadi, tapi kenapa?. Ah sudahlah. Dia sendiri pusing... terlalu banyak teka-teki yang Jong Suk buat. Sekarang yang terpenting dia harus menyelamatkan kakaknya.

    Jong In menerobos pintu rumah itu dengan heboh. Dia melihat sekeliling, dan malu karena tidak ada penjagaan ketat seperti yang dibayangkan. Jadi, tidak perlu sampai heboh seperti tadi. Lalu, dia menuju salah satu kamar yang terlihat mencolok dengan adanya hiasan bunga dipintunya. Kamar pengantin. Kakaknya pasti disitu. Tanpa mempedulikan kesopanan, dia langsung membuka pintu dan menengok kedalam.

"Kak.." Panggilnya pelan. Dia mengamati keadaan sekitar, memastikan tidak ada Jong Suk di dalam kamar.

"Jong In." Sahut suara seseorang dari dalam. Itu suara kakaknya. Bergegas dia memasuki kamar itu. Itu kakaknya.. Dan wah, dia sangat cantik. Tapi, bukan saatnya untuk memuji kecantikan sang kakak. Jong In menggenggam lengan kakaknya setengah menyeretnya untuk pergi dari rumah ini, pergi dari rumah Jong Suk dan keluar dari situasi yang rumit ini.

"Jong In- Ah. Ada apa?." Shin Hye setengah berlari mengikuti langkah adiknya. "Jong In." Ulangnya lagi kali ini sedikit lebih keras.

   Jong In berbalik tiba-tiba. Membuat Shin Hye tersentak kaget. "JongSukbukanorangbaik."
"Hah?." Shin Hye ternganga bingung. Adiknya bicara dengan kecepatan ekstra.

"Jong Suk. Dia. Bukan. Orang. Baik." Ujarnya kali ini dengan amat perlahan dengan penekanan di setiap katanya.

  Shin Hye mengerjapkan matanya bingung. 'Apalagi sekarang?' batinnya.
"Apa Maksudnya Kai?." Jong In terhenyak, saat sang kakak sudah memanggil dirinya dengan nama panggilan masa kecilnya. Ini berarti serius.

  
*****************************
Hey I'm back. Maaf... Beneran nih maaf yah. Mohon maaf lahir dan batin. Tolong maafkan daku yang sering lama update. Maaf yah. Hehehe. Kemarin sempet berpikir untuk jadiin part ini klimaks pas aku pikir lagi gak deh. Akhirnya tak putuskan dibagi dua okey. Semoga pada seneng yah. Maaf..  Kalau ini masih jauh dari kata sempurna. I love you all😘😘😘

You (kim soo hyun love story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang