Regret

405 34 3
                                    

Normal POV
    Matahari kini sudah beranjak naik menempati singgasana nya dengan nyaman. Menyadarkan manusia di bawah sana untuk mulai beraktivitas. Banyak yang memulainya dengan semangat. Namun, bisa juga sebaliknya. Seperti lelaki tampan yang kini tengah memegang secangkir kopi panas di tangannya. Dengan pandangan mata sayu namun tegas menatap lurus kedepan. Lelaki itu, Kim Soo Hyun. Lelaki yang nyaris sempurna, memiliki semua yang dia mau di dunia ini. Kecuali satu, cinta. Yah hidupnya memang miris. Disaat manusia lain di luar sana dapat dengan mudahnya menemukan cinta, dia memiliki kisah yang berbeda. Terlalu rumit bahkan jika harus diurutkan satu persatu.

    Kembali matanya menatap kearah langit biru. Sekarang pikirannya benar-benar berkecamuk. 'Tahukah kau apa yang paling menyesakkan dari waktu?. Kecepatannya. Sehingga kita tidak punya banyak waktu untuk berpikir dan menyesal di kemudian hari.  Bodoh memang jika dia mengatakan kalau sekarang dia menyesal bahwa sebelumnya dia telah menjadi orang yang "baik". Demi tuhan... Dia ingin waktu kembali berputar. Sebentar saja agar dia bisa menarik keputusan itu. Tapi, dia tau itu mustahil.

    Bibirnya kini tersenyum getir. Dalam hati dia menghitung, tinggal beberapa jam lagi dan sang kekasih akan dimiliki oleh orang lain. Akan menjadi milik orang lain, di mata hukum dan tuhan. Saat sedang asyik dengan pemikiran sendiri dering handphone memaksanya untuk kembali ke realita.
Hyung is calling

   Dia menggigit bibir dalamnya. Kebiasaan jika dia sedang merasa cemas berlebih akan sesuatu. Kali ini, bukan tanpa alasan dia merasa cemas saat hyungnya menelpon. Hanya... Dia merasa bahwa hyungnya pasti akan menanyakan bagaimana keadaannya, dan yah... Memberi perhatian yang baginya sedikit berlebihan. Tidak. Sangat berlebihan. Tapi, dia tidak punya pilihan lain selain mengangkat telepon itu. Karena, dia tidak ingin hyung tersayangnya itu berpikirin macam-macam. Maka, dengan satu tarikan nafas yang mantap dia mengangkat panggilan tersebut.

"Yobseo." Dia berujar dengan suara yang dia buat sesantai mungkin. Berusaha untuk membohongi Hyung nya meskipun, dia tahu itu sangat sulit.

"Gwenchana?." Kan, benar sekali. Tanpa basa basi hyungnya langsung bertanya seperti itu. Poin 100 untuk feelingnya yang sangat akurat. Dia tersenyum getir.

"Yes. I'm okey... You dont need to worry hyung." Soo Hyun mengehela nafas sesaat setelah mengatakan itu. Dia berani bertaruh setelah ini dia akan mendengar rentetan ceramah panjang dari hyungnya persis seperti ahjumma. Dia tertawa kecil, jika mengingat itu.

"Soo hyun dengarkan hyung... Ini tentang Jong Suk." Oh,... Soo Hyun terdiam kaget. Ini diluar dugaannya, dia sedikit terkejut dugaannya kali ini meleset dan, apa itu tadi? Jong Suk? Untuk apa sang hyung menyebut nama si brengsek yang membuat dia menyesal telah menjadi orang baik?

    Soo Hyun mengernyit saat dia mendengar sang hyung bercerita di seberang sambungan.

"Kau harus segera kesini, Soo Hyun. Ini bahaya." Dia menelan ludah kasar. Dengan segera dia menyambar jaket dan kunci mobilnya. Ini tidak mungkin kan? Batinnya dalam hati. Tuhan, tolong jangan buat dia kembali menyesali perbuatan baik  nya. Dengan perasaan kalut dia menyetir bagai orang kesetanan. Membelah jalan kota Seoul yang tidak bisa dibilang lengang jika di pagi hari. Dia tidak peduli, dia akan membunyikan klakson jika ada seorang pun yang berani menghalangi jalannya. Dia harus segera sampai ketempat hyungnya berada. Harus.

   Dia kembali mengerang saat lampu jalan berwarna merah. Dengan erat dia mencengkram roda kemudi. Tidak peduli dengan air mata yang kini membasahi pipinya. Pikirannya menerawang, kembali teringat percakapannya dengan Jong In pada saat itu. Sial..  Sial, Sialan... Dengan brutal dia terus memukul roda kemudi. Tidak di pedulikannya tangannya yang sakit karena tindakannya tersebut. Kenapa pada saat itu dia tidak percaya dengan Jong In?. Ah iya, Jong In. Dia bisa meminta bantuan anak itu untuk membawa Shin Hye menjauh. Masih ada beberapa jam, sebelum pernikahan itu berlangsung. Semoga dia belum terlambat.

   Dia menginjak gas seperti orang kesetanan saat lampu jalan berwarna hijau. Tidak lupa juga dia menghubungi Jong In seperti rencana nya tadi. Saat panggilan tersebut di terima dia sedikit memekik. Masih dengan cara mengemudi yang ugal-ugalan dia bertanya kepada Jong In dimana Shin Hye?. Dia bersumpah akan tidak akan memaafkan dirinya sendiri jika dia terlambat. Saat sedang fokus dengan sambungan telepon dia kehilangan fokus ke jalanan sehingga tidak menyadari kemana arah mobilnya bergerak. Hingga... Bummm. Bunyi besi berbenturan dengan tembok semen tidak dapat dihindari. Mobilnya menabrak sisi terowongan dengan kecepatan tinggi sehingga menyebabkan mobil terbalik.

"Yobseo hyung..? Soo Hyun Hyungg!!!!." Soo Hyun disitu di balik mobilnya yang sudah terbalik dan hancur. Dengan nafas tersengal dan wajah berlumuran darah dia meraih handphonenya

"Jong In ah... Jaga Shin Hye... Hahhh... Kumohonnn... Hah jangan... Jangan biarkan dia dengan Jong... Ssuk." Setelah mengatakan itu pun dia tidak sadarkan diri. Tubuhnya benar-benar lemah, dalam ketidak sadarannya dia tersenyum. Kumohon kau dapat berbahagia.  Cintaku Park Shin Hye...

°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°
"Jong Suk bukan orang baik Soo Hyun. Dia merupakan buronan polisi luar. Aku mengetahui itu semua dari Hyuna saat dia meminta bantuanku untuk lepas dari jeratan hukum. Soo Hyun aku tahu kau berusaha baik dan menebus kesalahan mu terhadap Jong Suk. Tapi, dia juga licik Soo Hyun. Aku hanya khawatir Shin Hye dalam bahaya jika bersamanya. Soo Hyun dengarkan hyung, Shin Hye dalam bahaya. Kumohon Soo hyun. Kau harus segera kesini, Soo Hyun. Ini bahaya."

    Leeteuk memandang miris pemandangan dihadapannya. Jika waktu bisa diputar dia tidak akan menyampaikan berita sepenting itu melalui telepon. Dia lupa memikirkan reaksi sang adik mendengar berita tersebut. Sekarang dia hanya bisa menatap penuh penyesalan ke arah ranjang sang adik yang terbujur lemah dengan selang tersambung ke sekujur tubuhnya untuk menunjang kehidupannya.

   
   Jong In terdiam kaku dengan handphone masih ia genggam erat. Dia masih bisa mendengar dengan jelas suara panik Soo Hyun hyung di seberang sana lalu tidak berapa lama, Buummm bunyi benturan itu terjadi dan suara lemah itu lalu sambungan terputus. Dia menggeleng kuat. Tidak berani membayangkan apa yang terjadi. Sang kakak tidak boleh tahu. Terlebih dahulu dia akan mencari tahu apa yang terjadi. Yah, dia harus bergerak cepat sekarang. Pertama dia akan menghubungi Leeteuk hyung untuk memastikan. 

You (kim soo hyun love story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang