The fake(2)

445 51 5
                                    

Park Shin Hye POV
    Kuletakkan hp ku kembali di atas meja. Aku menghela nafas lelah. Entah sudah berapa kali aku mencoba menelponnya. pernikahan kami tinggal menghitung hari. Entah semakin lama rasa penyesalan itu semakin banyak. Aku merasa bahwa Jong Suk sudah bukan lagi dirinya yang dulu. Dia sudah banyak berubah. Untouchable, terlalu banyak misteri di dirinya yang sekarang.

    Wajahnya masih sama, hanya beberapa diantaranya berubah sesuai usia. Tapi, sifat bahkan tatapan matanya sudah tidak lagi sehangat dulu. Entah, dia menyadari atau tidak tapi mata itu sangat dingin. Dia bukan lagi dirinya yang dulu. Namun, sekali lagi penyesalan selalu datang di akhir.

    Seandainya saja waktu bisa diputar walau hanya sebentar. Hanya sementara, aku hanya ingin mengatakan pada Soo Hyun bahwa aku... bahwa hanya dia satu-satu nya. Bahwa tanpa disadari hati ku telah terikat oleh nya.

  Hanya sesaat. Seandainya saja aku bisa bersamanya walau hanya sesaat. Tuhan, kumohon. Izinkan aku berbuat dosa terindah dalam hidupku. Dosa, yang mungkin akan kusesali jika aku mengelaknya.
Maka, kali ini tuhan kumohon biarkan aku mengambil dosa ini. 'Jong Suk Ah Mian. Bukan maksudku untuk membalas dendam.'

Kim Soo Hyun POV
    Aku menghebuskan nafas panjang setelah dokumen terakhir selesai kutandatangani. Kuregangkan kembali badanku yang sudah mulai kaku. Mata ku terpejam, berusaha menghilangkan lelah walau hanya sedikit. Tapi, kemudian bayangannya hadir lagi memaksaku untuk membuka mata dan merasionalkan pikiran ku. 'Sadarlah! Sadarlah Kim Soo Hyun!.' Dia sudah memilih cinta pertama nya. Kau bukanlah untuknya dan dia bukanlah untukmu'
  Aku merapalkan kata-kata itu di dalam otakku. Membuatnya menjadi mantra untukku saat ini. Aku selalu berpikir kenapa aku menjadi begini? Seingatku dulu saat Hyuna eonni meninggalkanku aku tidak terlalu terpuruk seperti ini
   Berbeda dengan sekarang. Entah memikirkannya saja membuat dada ku sesak. Walau, aku mengatakan akan melepasnya. Namun, aku juga tidak naif bahwa hati ku masih menginginkannya. Entah apa yang membuatku bertahan dengan keadaan ini. Oh, aku lupa. Berterima kasih lah pada pekerjaan yang menumpuk ini, karenanya aku masih bisa berpikir waras. Walaupun, rasanya sulit.
   Mataku kembali memanas. Aku bukan pria cengeng sebelumnya. For gods sake aku adalah seorang Kim. Tapi, tetap saja jika memikirkannya membuat dadaku sesak. Aku berusaha menenangkan hatiku dengan mengatakan bahwa ini yang terbaik namun, tetap saja masih tidak bisa. Pada akhirnya, aku mengakui kalau aku membutuhkannya.

Jong Suk POV
   Aku mengernyit saat sinar matahari menembus kedalam celah ruangan ini. Ku balikan badan ku, hingga kini wajah ku menghadap kearah langit-langit kamar. Tunggu. Ini bukan kamarku lalu dimana ini.
Aku mencoba mengingat apa yang terjadi semalam. Oh shit!.
"Pagi." Suara menggoda itu menyadarkan ku dari lamunan.
Aku meliriknya sekilas lalu kembali mengusap wajahku kasar. Kau bodoh Lee Jong Suk. Makiku terhadap diri sendiri. "Hai." Dia mengecup bibir ku singkat." Tidak usah terlalu dipikirkan. You should have fun before you get married. Its okey." Lanjutnya dan segera turun dari ranjang menuju ke kamar mandi.
   
   Aku mengerang tertahan. Dengan gontai aku arahkan kaki ke salah satu sofa dan mengambil handphone ku yang entah bagaimana bisa berada disana. 12 pesan dan 20 misscall semua dari orang yang sama. Nae Shin Hye. Hah? Masih pantaskah aku memanggilnya Shin Hye ku? Disaat aku menghianati nya. Tak kuhiraukan suara pintu yang tertutup, mungkin wanita itu sudah pergi. Kembali kupejamkan mataku. Shin hye ah. Mian... mianhae rapalku dalam hati.
  
Normal POV
   Jong in melangkahkan kaki nya dengan cepat. Dia sudah terlambat lima menit. Hari ini, dia dan teman-temannya akan berkumpul untuk bersenang-senang sebelum ujian akhir dilaksanakan.

"Yo." Katanya dan langsung mengambil kursi disamping temannya. Dia mengambil minuman di depannya yang dia tau itu miliknya dan meneguknya sekilas untuk menghilangkan dahaga. "Jadi bagaimana?." Tanyanya. Obrolan itu pun berlanjut dengan seru dengan sesekali terselip candaan di dalamnya. Sampai matanya menatap ke arah sebrang coffee shop tempat ia dan teman-temannya berkumpul. "Laki-laki berengsek.!!!" Umpatnya pelan dan kembali terfokus kepada teman-temannya. Kau sudah berani bermain api tuan Lee maka siap-siap kau akan terbakar. Batinnya dan dia kembali bertekad bahwa kakaknya lebih baik bersama tuan kim, daripada lelaki munafik seperti dia.

You (kim soo hyun love story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang