2

14.2K 897 121
                                    

Author

Kini tangan keduanya terlepas sudah dari jabat yang terasa hangat, meski mata keduanya masih saling mencuri tatap ntah untuk apa, jabat tangan yang tak akan terulang menurut keduanya, jabat tangan yang akan berlalu begitu saja seperti sebelum-sebelumnya.

Setelahnya Sena berpamitan dengan sopan untuk berjalan duluan, matanya ntah mengapa kembali menatap sekilas pada wanita bernama Dara itu, bukan karna paras cantik dan anggunnya, tapi karna matanya seolah menarik tatapan Sena untuk kembali melihatnya, meski Sena sendiri tak tau mengapa bisa begitu.

Dan anehnya Dara membalas sekilas tatapan Sena, meski ntah sengaja ataupun tidak, sebelum dia berjalan memasuki mobilnya, tatapan yang tak dimengerti apa maksudnya, meski menurut keduanya mungkin tatapan itu hanyalah tatapan biasa saja.

Mobil mereka kini kembali berjalan dengan tujuan masing-masing, meski searah jalan, yang seperti meninggalkan kesan sukar dimengerti sukar dipahami, bagi dua orang yang baru dipertemukan.

Mobil Sena kini telah sampai didepan rumahnya, Sena bergegas keluar dari mobilnya dan masuk kedalam rumah, menuju dapur sederhana mengambil minum untuk membasahi tenggorokannya yang dirasa kering.

"Sudah pulang nak?" tanya ibu Sena menghampiri anaknya.

"Iya bu" jawab Sena, lalu meneguk kembali sisa air didalam gelasnya.

"Kamu keliatan cape banget hari ini?" tanya ibu Sena melihat wajah anaknya yang terlihat lelah.

"Lumayan bu, tadi sempat bantuin mobil orang yang nyelip dijalan" jawab Sena.

Mengingat kejadian dijalan tadi, yang juga membuatnya mengingat wanita anggun yang sempat beradu tatap dengannya tadi, wanita anggun yang beberapa tahun diatas usianya, membuat Sena samar menggelengkan kepalanya tak percaya akan ingatanya, yang menurutnya terasa aneh.

"Pantesan, ya sudah kamu istirahat sana" ucap ibu Sena lagi.

Sena mengangguki perintah ibunya, lalu melangkah kekamar mandi guna membersihkan tubuh lelahnya, meski Sena sudah terbiasa dengan semua yang dijalaninya.

***********

Sementara dirumah yang berbeda, yang ternyata jaraknya tak jauh dari rumah Sena, satu keluarga baru saja sampai setelah menempuh perjalanan yang lumayan jauh.

Rumah yang nampak sederhana juga, tapi cukup luas dengan beberapa kamar dan perabotan lengkap, rumah yang meski tak ditinggali pemiliknya namun tetap terjaga juga terawat, karna pemiliknya menyuruh penduduk yang dekat dengan rumah itu untuk mengurusnya.

Meski rumah yang terlihat tua itu hanya didatangi saat pemiliknya ingin berlibur didesa saja, seperti hari ini saat satu keluarga penuh ikut semua untuk berlibur didesa, rumah itu nampak rame, tidak seperti biasa saat hanya sepasang suami istri saja yang datang.

*********

Dara POV

Setelah hampir 16 tahun kini aku kembali menginjak tempat ini, tempat ayahku dilahirkan dan dibesarkan, sebuah desa kecil yang dekat dengan daerah pantai juga pegunungan, yang sebagian penduduknya yang tidak menjadi nelayan, yaitu berladang menanam sayuran.

Terakhir kali aku berkunjung kedesa ini saat nenek tercintaku pergi untuk selamanya, karna setelah nenek tak ada aku jadi merasa malas saja ikut ayah ibu berlibur kedesa ini, karna tak ada alasan yang mau ditemui.

Setelah sekian lama kakiku tak mengijak desa ini, kurasa banyak berubah, meski ladang-ladang disini masih tetap sama, meski jalan disekitar sini juga masih sama, kurasa ini tidak akan membuatku betah belama-lama didesa ini, bahkan untuk liburan dua minggu kedepan, meski bersama keluarga tapi aku tak yakin bisa betah.

Mengingat nenek membuatku jadi rindu padanya, nenek yang dulunya lebih memilih menetap didesa ini ketimbang ikut kami tinggal dikota, meski ayah mempekerjakan satu orang untuk menemani nenek dan mengurus rumah, tapi alangkah lebih baiknya jika nenek mau tinggal bersama.

Tapi sayangnya nenek tetap bersi keras untuk tinggal dirumah ini, kata nenek rumah ini terlalu banyak kenangan untuk ditinggalkan, dan nenek lebih merasa nyaman tinggal didesa, karna alasanya itu, kamipun mengerti dan tak lagi memaksa nenek untuk ikut kami.

Meski sebagian rumah ini sudah diperbaiki dan diganti, namun tak merubah kesan sederhananya, karna ayah sengaja mempertahankan itu untuk mengenang kakek dan nenek juga masa kecilnya.

Kami sekeluarga sampai dirumah ini menjelang siang, setelah perjalanan sempat terhenti karna jalanan becek dimusim yang masih hujan ini, yang membuat mobil kami terselip, tapi untunglah seseorang membantu kami, seseorang yang memang berhati baik atau seseorang yang merasa mobil kami menghalangi mobilnya, meski mobil orang itu masih bisa lewat walau sempit.

Ngomong-ngomong tentang seseorang itu, dia seorang perempuan tapi dia terlihat seperti sudah terbiasa melakukan pekerjaan laki-laki, mengingat saat dia mengikatkan tali dimobil tadi terlihat dia sangat cekatan.

Seorang perempuan yang kulihat pasti usianya beberapa tahun dibawahku,  perempuan dengan rambut panjang dibawah bahunya, dengan kulit sawo matang, yang membuatnya terlihat begitu manis, ditambah tatap matanya yang meski teduh,namun kurasa bisa membuat siapa saja tenggelam dalam tatapannya, dengan tingginya yang sedikit melebihi diatasku.

Dan ntah kenapa aku begitu detailnya mengingat seorang itu, seorang perempuan yang bernama Senandung, nama yang sangat indah kurasa, yah bahkan namanya saja masih kuingat, dan aku baru saja memuji-mujinya, memuji seorang perempuan, aneh bukan?.

Kurasa itu menambah kesan aneh bagi diriku sendiri, bisa mengingat seseorang yang baru pertama kulihat bahkan hanya untuk beberapa saat, ini sungguh hal yang langka karna biasanya ingatanku tak akan sebagus ini untuk orang-orang yang sesaat kutemui, karna kufikir itu bukan hal penting, apalagi pada seorang perempuan, karna laki-laki tampan saja belum tentu aku begitu mengingatnya jika hanya sekali berjumpa.

Saat fikiranku sedang sibuk sendiri mengingat hal yang kurasa tak penting itu, tiba-tiba seorang gadis kecil yang begitu menggemaskan menarik-narik tanganku, memintaku untuk mengikuti langkahnya ntah kemana.........

TBC

Senandung Dara (GxG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang