29

6.4K 568 171
                                    


Sena yang sedang memaksa debar gugupnya untuk memelan, kembali seketika dikagetkan suara ibunya.

"Cepat ini dimakan tadi katanya lapar" lagi ucap ibu Sena.

Sena yang sedari tadi berdiri didapur, kini melangkah kemeja makan dengan masih tersisa gugup dihatinya.

Tidak tau harus menjawab apa untuk ucapan ibunya, Sena kini memilih langsung memakan makanan didepannya.

Ibu Sena nampak memperhatikan Sena yang terlihat begitu fokus pada makanannya, Sena yang tau diperhatikan mau tak mau menoleh pada ibunya dengan senyum yang dipaksakannya.

"Enak banget bu" ucap Sena.

Mungkin berpura ntah coba lupa dengan perkataan ibunya tadi yang menyangkut Dara.

Membuat ibu Sena menggelengkan kepalanya, ntah karna heran ntah karna apa.

"Kemaren ayah dan ibu Dara mampir kerumah mencari ibu" ucap ibu Sena lagi.

Yang seketika mampu membuat Sena terbatuk menelan makanan dimulutnya, untung segelas air sudah ada didepannya hingga langsung saja diteguknya untuk coba meredakan batuk karna saking kagetnya.

Ibu Sena menatap anaknya dengan tatapan yang begitu penuh tanya.

"Bu..me..mereka ngapain?" Tanya Sena.

Masih dibuat gugup yang dipenuhi cemas karna ucapan ibunya.

"Ibu rasa kamu sudah tau mereka ngapain, karna beberapa hari ini kamu selalu menemani Dara" jawab ibu Sena.

Ntah mengapa ibu Sena selalu berbicara dengan sikap yang tenang, bahkan sangat tenang, sama sekali tak ada cemas atau amarah apapun diraut wajahnya, atau semua rasa cemas dan kecewa sedang ditutupinya.

Justru Sena yang kini dibuat sedikit gugup karna merasa ibunya sudah mengetahui semuanya, semua tentang hubungan terlarangnya bersama Dara.

"Bu?" Panggil Sena.

Yang kini sudah menggenggam tangan ibunya, dengan kedua lututnya bersimpuh dilantai didepan ibunya yang sedang terduduk tenang.

"Bu, maaf...maafin Sena, ibu pasti sangat malu dan kecewa pada Sena, ibu boleh marah ibu berhak melakukan apa saja pada Sena, tapi..Sena mohon terima Dara bu sebagai anak ibu juga, dengan Dara Sena mendapatkan banyak rasa bu, rasa yang belum pernah Sena dapatkan selain dari ibu, tolong bu maafin Sena"
Ucap Sena.

Terdengar sangat memohon dari hatinya didepan ibunya, dengan air mata yang kini sudah menetes dari matanya, masih menggenggam tangan ibunya memohon seperti yang diucapkannya, dengan rasa bercampur didalam hatinya.

Dalam hati, ibu Sena tak kalah pilu melihat anak satu-satunya, yang tak pernah disangkanya akan punya kisah yang tak biasa, dalam hati ibu Sena tak membenarkan yang dilakukan anaknya, tapi ibu Sena juga merasa tak mau lebih mempersulit yang dialami anaknya.

Ibu manapun pastilah kecewa bila anaknya terlibat cinta terlarang bagaimanapun bentuknya, tak kecuali ibu Sena, yang meski kecewa memenuhi hatinya tapi tak ditunjukannya, meski hatinya sakit dan terluka karna ucapan ibu Dara, tapi sengaja disembunyikannya dari Sena.

Dan kini, ibu Sena semakin yakin juga tau, bahwa rasa tak biasa yang dialami anaknya memang benar adanya membuat anaknya bahagia, karna terbukti sejak hadirnya Dara yang membuat anaknya terlihat berbeda.

"Sudah Sena, jangan nangis, sejak kapan anak ibu yang kuat ini jadi cenggeng? Ibu gak apa-apa kok, dan ibu akan dengan senang hati terima nak Dara sebagai anak ibu juga, tapi Sena, apa bisa kalian bertahan ditempat ini? Bagaimana jika kalian dipandang dengan pandangan buruk dan sebagainya, itu akan membuat hati ibu sakit" jawab ibu Sena.

Yang meski kecewa tapi tak menentang hati anaknya.

"Ibu jangan khawatir tentang itu bu, biar itu jadi urusan Sena juga Dara, ibu cukup kasih Sena kebebasan, Sena pastiin semua baik-baik saja bu" jawab Sena.

Yang meski cemas tapi cukup lega dengan ucapan ibunya, yang ternyata tak melarangnya, meski jujur dalam hati Sena sangat merasa bersalah pada ibunya, tapi rasanya pada Dara juga adalah hidupnya.

"Ibu cuma berharap, apapun nantinya kamu sama nak Dara bisa lalui bersama Sena, ibu selalu harapakan untuk kebahagiaan kamu" ucap ibu Sena.

Mengusap lembut kepala anaknya yang masih erat menggenggam tangannya, meski air mata ibu Sena sudah mendesak ingin keluar tapi sebisanya ditahan, karna ibu Sena tak mau sampai menangis didepan Sena, karna jika itu terjadi ibu Sena takut jika anaknya akan semakin merasa bersalah, dan ibu Sena tak mau itu, karna ibu Sena faham fikiran anaknya pastilah sedang begitu rumit.

"Terima kasih bu, Sena sayang ibu, sayang banget" ucap Sena.

Tulus pada ibunya, yang selalu mengerti dan menerima baik buruk anaknya dengan iklas.

**********

Malam tentu kembali menyapa setelah siang, Sena kini mengajak Dara juga Syairra untuk bertemu ibunya untuk makan malam bersama meski sederhana.

Ibu Sena nampak begitu ramah dan baik pada Dara juga Syairra, seperti saat pertama bertemu Dara, bahkan ibu Sena juga terlihat menyukai Syairra yang nampak lucu dengan tingkah polosnya, atau karna ibu Sena sudah mendambakan seorang cucu.

Mereka makan malam dengan sedikit ramai dan sibuk, karna ulah Syairra tentunya, yang tak henti bertanya ini dan itu, terkadang dengan manjanya minta disuapi, padahal awalnya minta makan sendiri.

Semua dibuat tersenyum bahkan tertawa dengan ulah Syairra ditengah-tengah mereka, makan malam sederhana yang terlewati dengan penuh keceriaan, seolah tak nampak bahwa dihati masing-masing masih ada yang mencemaskan.

Sena kini nampak sedang menemani Syairra yang menonton tv, sedangkan Dara membantu ibu Sena mencuci bekas makan mereka.

"Nak Dara, apa nak Dara benar-benar sudah yakin tidak ada keraguan sedikitpun dengan niat nak Dara bersama Sena?"
Tanya ibu Sena begitu saja.

Menghentikan Dara yang sedang membilas piring ditangannya.

"Ma..maksud ibu?" Tanya Dara kaget.

Karna meski sudah faham tentang maksud ibu Sena, tapi Dara tak mengira jika ibu Sena sudah tau tentang hubungannya dengan Sena, karna Sena belum bercerita apapun pada Dara.

"Ibu yakin nak Dara tau maksud ibu" jawab ibu Sena tersenyum.

Seolah tak ada beban, seolah tak ada rasa kecewa sedikitpun, karna begitu dalam disembunyikan.

"Maafkan Dara bu" ucap Dara menunduk.

Karna dihatinya merasa tidak enak pada ibu Sena, karna sudah menjalin kisah terlarang dengan anaknya, yang tak bisa dilepaskannya.

"Nak Dara tidak salah kok, jadi..apa nak Dara sudah yakin seyakin-yakinnya pada anak ibu?" lagi tanya ibu Sena.

Ingin tau seberapa yakin calon menantunya itu menginginkan anaknya.

"Dara yakin bu, sangat yakin dari hati setulus yang dara punya" jawab Dara.

Dengan hati yang gugup tak karuan didekat ibu Sena yang adalah calon ibu mertuanya.

"Sena itu cuma gadis desa, miskin dan seadanya, ibu cuma tidak mau kalau sampai anak ibu tidak bahagia nantinya, ibu tidak mau kalau sampai ibu nak Dara menyakiti Sena" lagi ucap ibu Sena.

"Maksud ibu?" lagi tanya Dara bingung.

Tak faham dengan maksud ibu Sena.

"Apa Sena tidak bilang? kalau orang tua nak Dara kemaren datang kesini" jawab ibu Sena.

Yang mampu membuat Dara tersulut rasa marah, kala tau ibunya mendatangi ibu Sena, yang menurut Dara tak perlu ibunya bertindak sejauh itu, Dara yang merasa malu pada ibu Sena juga pada Sena karna tindakan ibunya yang dirasa keterlaluan, atau mungkin wajar bagi sebagian orang, ntahlah.......

TBC

Senandung Dara (GxG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang