10

10.4K 756 366
                                    

Author.

Setelah acara makan malam selesai, kali ini Sena tak lantas langsung pulang, Sena sengaja ingin berlama-lama bersama Dara.

Kini keduanya nampak duduk diteras rumah, dengan ditemani dua gelas coklat hangat, yang serasa menambah pas suasana.

"Kamu kok mau si?" Tanya Dara tiba-tiba.

Yang membuat Sena sedikit heran, membuat Sena menatap Dara penasaran.

"Mau untuk?" Tanya Sena.

"Dititipin aku sama ayah" jawab Dara malu-malu.

"Hal semanis itu tidak mungkin kutolak" jawab Sena tersenyum.

"Maksudnya?" Tanya Dara.

Yang ntah memang tak mengerti atau hanya pura-pura tak mengerti jawaban Sena.

"Maksudnya tumben malam ini cerah, tidak seperti biasanya yang hujan" jawab Sena.

Sedikit tertawa, sengaja mengalihkan pertanyaan Dara.

"Ishhh gak nyambung" ucap Dara sedikit seperti ngedumel aneh.

Membuat Sena tersenyum-senyum menatap wajah Dara yang nampak sedikit kesal, wajah Dara yang selalu disukai Sena apapun ronanya.

Dara yang merasa ditatapipun menoleh kearah Sena, yang ntah kenapa membuat Sena langsung mengalihkan pandangannya kelangit gelap, tidak seperti biasa kala dengan selalu berani Sena akan terus menatapi Dara, mungkin Sena sedang mencoba menahan degubnya yang semakin meliar karna seorang Dara.

Kini bergantian Dara yang terus menatapi Sena dari samping, terus menatapi Sena dengan rasa yang tak bisa Dara jabarkan, Sena yang seolah menemukan wajah Dara dilangit sana, atau Sena yang memang sedang berpura-pura tenang meski hatinya penuh gemuruh.

"Sena?" Panggil Dara tiba-tiba.

Membuat Sena menoleh seketika, membuat mata mereka kini kembali bertatap dengan dalam.

"Iya" jawab Sena kalem.

"emm...kamu punya pa..car?" Tanya Dara.

Antara ragu dan malu, menatap Sena dengan wajah yang nampak lucu, dengan sedikit senyum yang jelas terlihat dibuat-buat untuk menutupi malu karna pertanyaannya sendiri.

Sena yang meski heran akan pertanyaan Dara, merasa dibuat kaget serta senang karnanya tapi mencoba tetap biasa.

"Pacar ya...mmm apa itu hal yang penting? Tapi jika kamu mau tau, sampai detik ini aku belum pernah pacaran, tapi kurasa sejak hari itu aku mulai jatuh cinta, sejak dijalan itu" jawab Sena.

Terus menatap Dara lekat, berharap Dara tau jalan yang dimaksudnya, adalah jalan yang mempertemukan mata mereka pertama saling menatap sapa.

Dara yang masih diam seolah larut masuk kedalam tatapan teduh Sena, meski dalam hatinya Dara terbesit penasaran, meski dalam hatinya Dara merasa ada sesak yang menyerang karna jawaban Sena yang mengatakan mulai jatuh cinta, karna Dara berfikir Sena mulai jatuh cinta pada orang lain.

Seandainya Dara tau, dialah yang mulai membuat Sena jatuh cinta, mungkin hatinya akan bersorak senang saat ini.

Tak kuat terus bertatap mata dengan Sena, Dara mengalihkan matanya lalu tangannya meraih gelas coklat miliknya, diteguknya coklat hangat itu dengan fikiran yang tak tentu.

Sena terus memandangi penuh kagum pada Dara yang sedang meneguk coklat hangatnya, Dara yang tau diperhatikanpun menoleh kearah Sena.

"Coklatnya diminum biar hangat" ucap Dara.

Meski gugup tapi coba mengalihkan tatapan Sena, yang dirasa selalu mampu membuatnya semakin jauh masuk kedasar, dan deg..deg.

"Aku minum ini aja ya?" Tanya Sena.

Yang ntah sejak kapan kedua tangannya sudah memegangi gelas Dara, yang juga masih dipegangi Dara, membuat jantung Dara kembali dilanda pacu karnanya, kala jemari Sena menyentuh jemarinya lembut.

"Ta..tapi ini punyaku, bekas aku" jawab Dara tak bisa sembunyikan gugup.

"Tapi kurasa ini lebih manis dari punyaku" jawab Sena.

Sedikit tersenyum menatapi wajah Dara, mendapati wanita cantik didepannya yang jelas gugup karna ulahnya.

Lalu setelahnya Sena menarik pelan gelasnya, matanya tak lepas menatap mata Dara, lalu mengarahkan gelasnya tepat kebibirnya, mau tak maupun tangan Dara yang juga masih memegangi gelas itu ikut terarah kebibir Sena.

Diteguknya coklat hangat dari gelas Dara dengan begitu dinikmati oleh Sena.

Siapa saja yang melihat pemandangan itu, akan nampak seolah Dara sedang memberi minum Sena dari gelasnya.

Setelah beberapa teguk Sena sedikit menjauhkan gelas itu dari bibirnya, matanya kembali bertemu sapa dengan mata Dara yang menatapnya dengan malu-malu.

"Benarkan, coklat dari gelasmu terasa lebih manis" ucap Sena tersenyum.

Bahkan dengan sengaja Sena sedikit mengusap jemari Dara.

Lalu Sena kembali mendekatkan gelas itu kebibirnya, tapi kali ini bibir Sena tak langsung terarah kebibir gelas, melainkan kejemari Dara yang sedari tadi memang tak melepas gelasnya, sengaja Sena sedikit mengecup lembut jemari Dara, yang begitu dekat dengan bibir gelas, membuat Dara sedikit tersentak gugup karna ulah bibir Sena dijemarinya, yang dirasa Dara begitu hangat menyengat.

Setelahnya dengan tenangnya Sena meneguk kembali coklat hangatnya dengan tanpa berdosa, karna selalu membuat jantung makluk cantik didepannya berdebar gaduh.

"Maaf aku habisin, sebagai gantinya kamu minum punyaku ya" ucap Sena.

Tersenyum manis, Dara melihat gelasnya yang ternyata memang sudah kosong, lalu menatap Sena yang masih tersenyum kepadanya, senyum yang mampu membuat hati Dara bagai dipenuhi bunga, senyum yang juga mampu membuat Dara tertunduk takluk.

"Manis banget" ucap Sena.

"Apanya? Tanya Dara.

"Kamu dan coklat" jawab Sena. Bersambut senyum dengan Dara.

Entah apa yang kini sedang dirasai dihati keduanya, meski hanya lewat senyum jelas tersirat bahagia, meski lewat tatap jelas semakin mendekat, tapi dihati masing-masing masih ada berbagai ragu meski jelas sama inginkan satu tuju, yang ntah kapan akan dipertemu.

Malam ini mungkin terasa sangat manis buat Sena, dimana dia bisa meminum coklat dari gelas Dara, meski hanya segelas coklat tapi rasa manisnya menjadi berlipat-lipat bagi Sena, karna menurut Sena itulah coklat termanis diantara yang manis, yaitu coklat Dara.

Begitupun bagi Dara, malam ini adalah malam yang yang tak diduganya, dimana dengan santainya Sena mau meminum sisa coklatnya dan memberi kecupan mendebarkan dijemarinya.

Meski dalam hati Dara terus bertanya, apa maksud dari semua perlakuan Sena? Meski dalam batin Dara selalu mendamba berharap ada hati yang sama.

Ntah apa yang sedang mereka saling bicarakan lewat tatap, namun yang pasti merekapun masih enggan saling memahami maksud sebenar didalam hati.

Malam boleh gelap tapi tidak dengan mata mereka yang berbinar indah, udara boleh terasa dingin tapi tidak dengan hati keduanya yang terasa menghangat karna kebersamaan yang sederhana.

Sama terlena oleh tatap lembut dari satu sama lain, sama enggan berpaling meski hati kian berdetak bising.

Seolah waktu hanya punya mereka, seolah malam hanya untuk mereka, dalam tatap kehati yang saling bersaut karna telah semakin terpaut.

Tapi, tanpa mereka berdua tau, seseorang dibalik kaca telah memperhatikan mereka sejak beberapa menit tadi, seseorang yang tatapannya masih sukar dijelaskan...........

TBC

Senandung Dara (GxG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang