22

7.5K 630 196
                                    


Arum menunggu Sena dengan hati diliputi begitu banyak rasa penasaran. Hatinya terus bertanya-tanya meski jelas tau sendiri tak bisa temukan jawabnya.

Matanya sesekali mengamati Sena juga laki-laki didepannya, yang nampak berbicara begitu serius.

Meski matanya terkadang menatap kelangit cerah, tapi rasa penasaran juga ingin taunya tentang apa yang dibicarakan dua orang itu tetap ada.

Arum semakin merasa beberapa tahun tak bertemu Sena. Pastilah banyak hal yang tak diketahuinya tentang Sena.

Tentang apa saja, tentang hari-harinya apalagi tentang hati dan cintanya, yang bahkan sedari dulu tak pernah diketahuinya, karna Sena bukan orang yang mudah membagi keluh kesahnya dengan seseorang.

Sementara Arum sedang sibuk dengan fikiran juga hatinya sendiri.

Terlihat dua orang yang tak begitu jauh darinya, kini nampak tergambar semakin serius diraut wajah keduanya.

"Saya langsung saja dengan maksud Saya, jadi...Saya memang tidak tau apa hubungan sebenarnya dan sedekat apa Anda dengan istri Saya, tapi Saya minta Anda jujur, apa ada seseorang disini yang sudah membuat hati Dara lebih berpaling dari Saya? Jika memang ada, apa Anda tau siapa orangnya? Saya minta jawablah dengan jujur apa yang Anda tau!" ucap laki-laki itu dengan tegas.

Membuat Sena merasa bingung seketika, karna apa yang dia takutkan sedari tadi tak terbukti nyatanya, tak seperti yang difikirkannya, tapi meski begitu tetap saja tak begitu saja membuat hatinya kembali tenang.

"Maksud Anda?" tanya Sena.

Dengan dirinya yang dibuat setenang mungkin, berpura tak faham berpura tak tau meski hatinya sudah sangat amat tau maksud pertanyaan laki-laki itu.

"Saya yakin Anda sudah sangat faham apa maksud dari ucapan Saya" jawab laki-laki itu.

Dengan tatapan dan senyum yang sedikit sinisnya.

Membuat Sena terasa semakin bingung, karna memang tidak tau harus menjawab apa, karna sangat tidak mungkin juga jika Sena mengatakan mungkin dirinyalah yang sudah merubah hati Dara.

Tapi Sena fikir dari sebelum Dara datang kedaerahnya, hati Dara memang sudah berubah pada laki-laki itu, jadi bukan salah dirinya juga bila hati Dara makin berpaling dari suaminya, karna memang Dara sudah berniat berpisah dari waktu sebelumnya.

"Tapi Saya memang tidak mengerti dengan maksud Anda, dan setau saya Dara tak terlihat dekat dengan siapapun disini" jawab Sena sekedarnya.

Membuat tatapan laki-laki itu tampak kesal, karna merasa tak dapat jawaban yang pas untuk pertanyaannya.

"Saya harap Anda tidak menutupi apapun, karna suatu saat Saya akan datang lagi untuk memastikan, jadi Anda ingat baik-baik ucapan Saya, terima kasih untuk waktunya, Saya permisi" lagi ucap laki-laki itu.

Dengan terlihat begitu berwibawa seperti pembawaannya. Masih dengan sedikit senyum sinisnya, lalu berbalik dan melangkah meninggalkan ladang Sena.

Sementara Sena masih berdiri ditempatnya, menahan rindu terlarang saja sudah begitu melumpuhkan hati. Ditambah datangnya laki-laki yang seolah sengaja menyelidiki tentang Dara yang mengkhawatirkan hatinya.

Arum yang tau laki-laki tadi sudah pergi langsung berjalan cepat kerarah Sena. Menghampiri Sena yang seolah melamun.

"Sena, laki-laki tadi siapa?" tanya Arum yang sudah begitu penasaran.

Sena seolah tak mendengar pertanyaan Arum, karna hati dan fikirannya sedang merantau jauh mencari kekasih hatinya berharap bisa menggadukan rindu teramatnya.

Arum yang tau Sena melamun, kini coba menyentuh wajah Sena untuk menyadarkan dari lamunnya, dan benar memang Sena kini jelas tersadar dari lamunnya meski dengan masih sedikit rasa bingungnya.

Lalu tanpa bicara apapun Sena langsung menarik tangan Arum, untuk mengantarnya pulang seperti niatnya tadi, juga untuk menghindari pertanyaan-pertanyaan Arum yang tak akan bisa dijawabnya.

Arum yang tau Sena memang menghindari semua pertanyaannya hanya bisa membuang nafas kesalnya, dan hanya menurut saja mengikuti langkah Sena.

Memaksapun Arum merasa tak bisa, karna jika Sena tak mau bercerita apapun dirinya juga bisa apa.

Sepanjang perjalanan keduanya hanya diam, Sena jelas fikirannya begitu rumit. Sementara Arum memang Karna merasa sedikit kesal dengan sikap Sena yang menurutnya kini penuh rahasia.

Sena langsung pulang sedari mengantar Arum pastinya, Sena yang sedari awal memang sudah menduga jikalau cintanya tak akan mudah, Sena yang kini semakin gelisah dipenuhi resah yang belum dipersudah.

Resah menunggu resah merindu resah ingin dipertemu dengan sipemilik rindu.

**************

Sebulan sehari berlalu dari kejadian diladang Sena, dimana suami Dara menghampirinya dengan sengajanya.

Yang hingga kini meninggalkan rasa khawatir dihati Sena. Ditambah dengan cintanya yang masih tak tau akan bagaimana kelanjutannya, mengingat sampai detik ini kekasih hatinya tak juga datang menghampiri, tak juga ada kabar yang mampu melegakan hati.

Sena masih melalui hari-harinya dengan semakin berat menanggung rindu tak berujung.
Berteman sesak yang kian berdesakan akibat rindu yang semakin tak terelakan.

Meski setiap hari selalu disibukan dengan kebiasaannya, namum tetap saja tak mengguranginya lupa dari kekasih hatinya, bahkan tak membuat rasa cintanya berkurang tapi malah semakin memenuhi ruang didasar hati.

Suasana sore yang akhir-akhir ini selalu cerah. Membuat pemandangan sore makin nampak membuncah indah dipandangan mata.

Yang membuat Arum lebih sering datang menemani atau bahkan membantu Sena diladangnya.

Tentu saja dengan niat sengajanya agar bisa lebih sering bersama Sena, seperti sore ini saat Arum dengan suka relanya membantu Sena memanen sebagian sayurannya.

Meski matanya tak sepenuhnya terkonsen pada sayuran didepannya, karna lebih sering matanya terlihat mencuri-curi pandang kearah Sena.

Seperti tak bosan-bosan meski sering kali melihatnya, karna tetap saja matanya seolah nampak dibuat betah terus menatapi sosok Sena.

Sosok yang hingga kini masih membuatnya penasaran, karna setiap tanya dihatinya tentang Sena yang belum juga dipertemu jawabnya.

Dengan begitu perhatiannya Arum kini memberi sebotol minuman pada Sena, dan Sena langsung menerimanya dengan sedikit senyumnya, lalu Arum kembali mencoba memetik sayuran didepannya.

Sena berniat meminum langsung air dalam botol ditangannya, karna memang rasa haus sudah menyapa tenggorokannya.

Tepat saat Sena sedang mencoba membuka botol minumannya, saat Arum berusaha mencuri lirik padanya, saat itu juga seseorang menubruk tubuh Sena dari belakang, lalu memeluknya erat begitu erat, seerat rindu yang terus melekat bak ada perekat dihatinya.

Membuat jantung Sena seolah berhenti seketika, tapi setelahnya langsung berdebar cepat tak tentu. Bersama rasa kaget juga rasa riuh yang membuncah didalam hati, saat makin meyakini seseorang dibelakangnya yang makin erat memeluknya ............

TBC

Senandung Dara (GxG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang