14

10.4K 737 167
                                    

Author.

Sena menatap Dara dengan hati dipenuhi penasaran, menunggu Dara melanjutkan ucapannya dengan debar-debar.

Dara semakin mendekatkan tubuhnya, lalu menajukan wajahnya lebih dekat kewajah Sena, seolah akan melakukan sesuatu yang mendebarkan.

"Kamu harus...tidur disini sampai aku pulang" ucap Dara kemudian.

Tepat didepan wajah Sena, menatap dalam kemata Sena dengan maksud mengoda atau maksud sengaja.

Ntah meminta ntah memaksa, tapi yang membuat Sena cukup terlihat wajah kagetnya, karna bagi Sena melewati semalam saja dengan Dara begitu dirasa susah payah, apalagi melewati beberapa malam lagi.

Apa jadinya, bagaimana keadaannya jika sampai tak bisa menggalahkan apa yang selalu bermunculan saat didekat Dara.

Dengan mencoba tetap tenang Sena membalas tatapan Dara, yang kini jelas menunggu Sena bicara.

"Begitu?" Tanya Sena.

Karna memang benar adanya, Sena bingung menjawab permintaan atau perintah Dara.

"Umm begitu, gak ada alasan apapun" ucap Dara lagi.

Yang tentu membuat Sena tersenyum, meski disisi lain Sena khawatir tapi dilain sisinya Sena juga merasa beruntung.

Karna sekuat apa menahan, karna sepandai apa memungkiri yang namanya rasa tetap lebih kuat dan pintar mencari jalannya.

"Masih ada lagi" ucap Dara kemudian.

Membuat kening Sena berkerut heran, juga penasaran.

"Kamu..hari ini harus mengajakku kemanapun kamu pergi" ucap Dara.

Bak anak kecil yang tak mau ditinggal sebentarpun, dengan wajahnya yang terlihat begitu polos dimata Sena.

Senyum Sena tak lepas dari bibirnya, kala mendengar tiap permintaan Dara, yang meski terasa aneh tapi membahagiakan.

"Pagi ini aku kepasar loh nganter sayuran" ucap Sena.

"Gak peduli, pokoknya kemanapun" jawab Dara terlihat berbinar yakin.

Jawaban yang membuat hati Sena ntah kenapa merasa nyaman.

"Kalau begitu aku pulang dulu ya, mau siap-siap, nanti aku ampirin kamu" ucap Sena.

Yang diangguki Dara tanda setuju, yang disenyumi Dara tanda mau menunggu.

Setelahnya Sena keluar dari rumah Dara untuk pulang, dengan menahan debar dihatinya yang kian lantang.

Saat mobil pick up Sena sampai didepan rumah Dara, ternyata Dara sudah menunggunya diteras, lalu Dara masuk kemobil Sena duduk disebelah Sena dengan wajah yang jelas berbinar.

"Kamu gak apa-apa naik mobil kaya gini?" Tanya Sena.

Saat mobilnya sudah mulai melaju kembali, menggingat siapa Dara.

"Gak, dan kamu gak usah nanya aneh-aneh deh" jawab Dara.

Seperti kurang suka atas pertanyaan Sena, karna Dara tak mau Sena membahas soal itu, karna bagi Dara semua sama.

Sena tersenyum manis mendengar ucapan Dara, ditambah saat melihat wajah Dara yang sedikit terlihat sebal mengemaskan.

Sesampainya dipasar, Sena bersama satu orang yang biasa membantunya, mulai menurunkan sayuran dari mobilnya.

Sementara Dara yang Sena minta tetap didalam mobil, sedikitpun tak lepas memperhatikan Sena yang dimata Dara nampak jelas terlihat sebagai gadis yang kuat.

Membuat rasa kagum Dara semakin mengunung pada gadis itu, membuat hati Dara semakin terasa jatuh oleh pesona sang gadis desa.

Sesekali Dara tersenyum kala melihat Sena mengusap sedikit keringatnya, lalu menggelengkan kepalanya sendiri kala fikirannya melanglang jauh kehal yang tak sewajarnya.

Setelah semua sayuran diturunkan, kini mobil Sena langsung melaju kembali kerumahnya, yang tentu saja membawa Dara serta, seperti mau Dara yang harus diajak kemanapun Sena hari ini.

Sampai dirumah Sena menjelang siang, Sena mengenalkan Dara pada ibunya, yang disambut ramah juga hangat oleh ibu Sena, bahkan saat Sena pamit untuk mandi Dara nampak terdengar mengobrol dengan ibu Sena.

Setelah Sena selesai dengan mandinya, Sena menghampiri Dara dan ibunya, tapi setelahnya ibu Sena bilang akan pergi karna ada urusan, ibu Sena meminta Sena untuk mengajak Dara makan yang sudah disediakan ibunya, lalu ibu Sena keluar rumahnya.

Kini tinggal Sena juga Dara yang nampak saling tatap.

"Ayuk makan dulu" ajak Sena.

Menghindari tatapan Dara, yang makin lama makin mendebarkan jantungnya.

Dara mengangguk setuju ajakan Sena, lalu mereka berdua berjalan menuju meja makan.

Keduanya makan dengan sunyi, hanya lirikan dan senyum keduanya yang seolah berbicara dengan bahasanya sendiri, sampai keduanya selesai dengan makanan dipiring masing-masing.

"Dara, kamu istirahat aja dikamar aku, sebelum keladang nanti" ucap Sena menyuruh Dara.

"Trus kamu?" Tanya Dara.

"Aku didepan aja ya" jawab Sena.

"Ya udah, disana bareng aja" jawab Dara, seolah tak mau jauh dari Sena.

"Kamu gak mau rebahan? Gak cape hmm?" Tanya Sena perhatian.

"Ya tapi, masa aku dikamarmu dan kamunya didepan" jawab Dara sedikit merajuk.

Membuat Sena tersenyum merasa begitu gemas, dengan wanita anggun didepannya yang kini nampak seperti anak kecil.

"Jadi, maunya berdua? Dikamarku?" Tanya Sena.

Ntah sengaja ntah bercanda, tapi yang pasti seolah mengoda seolah lupa semalam yang hampir terjadi dirumah Dara, sesuatu yang sejujurnya diinginkannya, tapi juga harus ditahan-tahannya.

Yang langsung membuat pipi Dara merona, malu-malu jelas kini begitu nampak raut wajah Dara karna pertanyaan Sena.

Membuat senyum Sena begitu merekah dibibirnya, melihat pemandangan didepannya.

Sore menjelang, Sena mengajak Dara keladangnya, untuk memetik sayuran yang masih tersisa, dan setelahnya menyiram sebagian tanaman sayuran yang sudah mulai tumbuh.

Dara nampak begitu bersemangat membantu Sena diladangnya, bahkan ketika Sena memintanya untuk istirahat digubuk, tapi Dara seolah enggan beranjak dari dekat Sena.

Sampai Saat Sena memberinya botol minuman, Dara masih terlihat begitu bersemangat menyirami sayuran itu, dengan senyumnya yang betah dibibirnya.

Kala petang hampir menyapa, Sena mengajak Dara untuk pulang, seperti biasa Sena mengantar Dara kerumahnya.

Berjalan menyusuri jalanan ladang dengan sesekali bergandengan tangan, lalu melepasnya karna sama malu.

Sampai didepan rumah Dara, ada pemandangan yang nampak beda, karna didepan rumah Dara ada mobil yang terparkir, dan seorang laki-laki yang tadinya duduk diteras, kini langsung beranjak mendekat saat melihat Dara.

Laki-laki yang membuat Dara begitu kaget bercampur kesal yang teramat sangat, laki-laki yang dengan tersenyum terus melangkah mendekati Dara, laki-laki tampan yang sengaja datang untuk Dara.

Laki-laki yang membuat batin Sena dilanda penasaran, juga dilanda sesak kala Sena tau laki-laki itu tersenyum manis pada Dara.

"Hai sayang, aku mau jemput kamu" ucap laki-laki itu tersenyum.

Saat tepat didepan Dara, seolah tak peduli ada Sena disamping Dara, membuat Dara seketika gugup saat menatap Sena, membuat Dara begitu khawatir Sena akan salah faham, kala Dara merasa tatapan Sena begitu sendu bak terluka......

TBC

Senandung Dara (GxG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang