21

7.4K 593 185
                                    


Sore yang makin menambah rindu dihati sang Dara. Sore ntah yang keberapa yang semakin membuatnya tak tahan tak lagi sanggup menahan jauh dari pujaan.

Sore yang selalu membuat ingatannya merantau jauh ketempat dimana kekasih hatinya berada. Sore dipesisir pantai tempat yang sudah menumbuhkan benih cintanya, yang dengan tanpa izin ditanam sipeladang manis tepat ditaman hatinya.

Hati sang Dara yang tak mampu menolak, atau karna bunga dari cintanya yang begitu amat mempesona memenuhi ruang dihatinya.

Yang meski kini rindu serasa menyiksa hatinya, tapi indah dan harumnya bunga cinta dari sipeladang tetap terasa layaknya candu yang memabukan, yang setiap saat mampu membawa khayalannya jauh membayang.

Yang setiap saat berharap ditawarkan dengan tegukan demi tegukan, yang mampu menggantikan tiap kehausan akan cinta didalam hati, dan bisa mengulang senandung demi senandung merdu kala sama luluh dalam dekapan bara asmara.

*************

Keduanya saling bertatapan dengan sama sendunya. beberapa saat berlalu keduanya masih saling tatap, dengan Sena masih memeganggi kedua tangan seseorang didepannya.

"Dara" sebut seseorang didepan Sena.

Dengan pandangan yang semakin sendu, dengan hati penasaran yang kian menyerang.

"Kak Arum, maaf..kufikir" ucap Sena terhenti.

Karna memang sengaja tak diteruskan, karna tak mungkin menggatakan pada Arum, jika Sena berfikir dirinya adalah Dara yang siang malam dirindukan.

"Dara, yang kamu anter keterminal? Sespecial itukah dia? Sampai telapak tangan kakak ini tak lagi kamu kenali" tanya Arum.

Yang kini jelas semakin dilanda penasaran. membuat Sena seolah menjadi gugup karna tak mungkin jika jujur pada Arum.

Selain itu dilubuk hatinya Sena juga merasa miris, karna rasa terlalu merindukan Dara. sampai begitu mengharap seseorang yang menutup matanya adalah Dara.

Namun nyatanya harapannya tak kesampaian, karna nyatanya Arum yang kini ada didepannya.

Lalu begitu saja rasa sesak makin mendesaki hatinya, dipenuhi rindu dan harap pada kekasih hatinya yang tak jua datang.

"Sena jawab kakak?" ucap Arum.

Seakan menuntut, mengharap Sena memberi jawab yang membuatnya bertanya-tanya.

Sena yang kini dibuat tertunduk sengaja menghindari tatapan mata Arum yang penuh tanya.

Perlahan jemari Arum menyentuh wajah Sena, bahkan mengusapnya begitu pelan nan lembut.

Lalu dituntunnya wajah Sena untuk membalas tatapnya, untuk tak terus tertunduk sembunyikan wajah yang rautnya sukar Arum tebak.

Kini mata keduanya bertemu sendu. Arum menatap Sena dalam begitu dalam sampai mendebarkan hatinya sendiri, yang memang sedari dulu sudah begitu saat menatap mata Sena.

Sena mau tak mau membalas tatap Arum, dengan tatapannya antara ragu juga gugup.

Tak mungkin Sena menjawab sejujurnya pertanyaan Arum, tapi terus menutupinya juga semakin membuat Arum penasaran.

"Udah hampir petang, aku anter kakak pulang ya?" ucap Sena.

Jelas sekali menghindari pertanyaan Arum, lalu membuang pandangannya kesekitar menghindari mata Arum.

Membuat Arum lagi membuang nafas beratnya, karna jelas tau Sena sengaja menghindar dari tanyanya.

"Sena?" Panggil Arum lirih.

Yang mau tak mau membuat Sena menolehnya.

Arum yang begitu sangat mengharap Sena tak terus menghindari pertanyaannya, yang sudah sangat kadung membuatnya penasaran.

"Kak" jawab Sena.

Dibarenggi dengan rengkuhan kedua tangannya pada tubuh Arum, yang seketika semakin membuat Arum merasa tak tenang. Meski merasa sangat amat senang dipelukan Sena, tapi jauh didasar hatinya ada rasa yang mengusik jauh dari tenang.

Meski kedua tangannya juga membalas merengkuh hangat tubuh Sena, meski jujur moment seperti inilah salah satu yang Arum suka saat bersama Sena.

Hangat juga lembut pelukan Sena yang menurut Arum masih selalu sama, yang saat keduanya lama tak dipertemu menjadi pemicu dari seluruh rasa rindunya.

"Aku antar kakak pulang ya?" Lagi ucap Sena.

Lalu melepaskan pelukannya berharap Arum lupa akan pertanyaannya, yang tak mungkin Sena jawab sejujurnya, karna itulah dengan sengaja Sena memeluk Arum begitu saja.

Arum hanya mengangguk menjawab ucapan Sena. Arum tentu tau Sena memeluknya untuk menghindari menjawab yang dipenasarannya, yang kini justru makin bertambah, karna semakin Sena menghindar Arum merasa semakin ada yang aneh menurutnya.

Tapi Arum menurut saja saat Sena menarik tangannya lembut untuk mengikuti langkahnya.
Seperti yang Sena bilang untuk mengantarnya pulang.

Keduanya kini berjalan keluar dari sekitaran ladang, tapi langkah mereka mau tak mau dibuat terhenti, karna didepan mereka kini nampak laki-laki tampan yang seolah memang disengaja menghalangi langkah keduanya.

Laki-laki tampan yang tentu saja kehadirannya membuat Sena juga Arum sama bingungnya.

Meski kebingunggan yang berbeda didalam hati, karna kebingunggan sena jelas ditemani kecemasan.

Meski Sena tak yakin dengan maksud laki-laki tampan didepannya, tapi ntah mengapa hatinya semakin dibuat tak menentu.

"Selamat sore, saya ingin bicara hal penting dengan anda Senandung!" ucap laki-laki itu.

Menatap Sena dengan sorot yang sangat sukar difahami.

Membuat kecemasan dihati Sena jelas bertambah, meski semua belumlah jelas.

Arum dibuat semakin bingung melihat keduanya, Sena yang seolah enggan menjawab ucapan laki-laki itu. Sementara laki-laki itu tampak menatap begitu menyimpan arti.

"Bisa kita bicara berdua?" Tanya laki-laki itu.

Semakin menyorotkan tatapan yang semakin sulit diartikan.

Sena menoleh pada Arum yang juga menolehnya, Arum tentu saja faham maksud laki-laki itu.

"Aku tunggu disana" ucap Arum pada Sena.

Menunjuk gubuk tempat istirahat diladang Sena, lalu meremas tangan Sena lembut ntah apa maksudnya.

Setelahnya Arum langsung melangkah meninggalkan keduanya dengan hati yang lagi-lagi dihinggapi penasaran.

Kini keduanya saling menatap tepat. Sena dengan hati cemas penasarannya. Laki-laki itu dengan hati geram seolah tak percayanya.

"Saya yakin, anda pasti mengingat saya bukan?" Tanya laki-laki itu.

Yang kini nampak tersenyum ntah apa maksudnya, ntah hanya berpura ntah ada maunya.

"Iya" jawab Sena biasa.

Lebih tepatnya berusaha untuk bersikap sebiasa mungkin, tak boleh menunjukan sikap lebih dari itu.

"Kalau begitu saya langsung saja, maksud kedatangan saya ingin meminta satu hal yang sangat penting dan serius pada anda!" Ucap laki-laki itu terdengar tegas.

Yang seketika membuat kecemasan Sena kian bertambah, karna apa yang sedari tadi diduga-duga hatinya sepertinya benar nyatanya.

Yang juga seketika membuat rasa sesak yang kian menekan dihati Sena, seandainya benar dugaannya tentang maksud permintaan laki-laki didepannya yang sudah pasti itu haknya........

TBC

Senandung Dara (GxG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang