4

11.4K 841 140
                                    

Sena

Inilah aku, hanya seorang gadis desa yang sudah 23 tahun menjadi penduduk bumi, meski cuma hidup sederhana didesa tapi rasa syukurku tak pernah terlupa, hidup berdua dengan ibu tercinta setelah kepergian ayah kesisi sang pencipta.

Meski hanya hidup bermodalkan sedikit ladang sayuran, tapi syukurlah karna semua itu tak membuatku juga ibu kekurangan, walau hanya hidup didesa tapi sungguh sangat nyaman, udara yang masih diberi banyak kesejukan, pantai yang begitu dekat dengan ladang, pegunungan yang juga menambah indah pemandangan saat berladang.

Hari-hari yang kujalani mungkin tak ada istimewanya dimata orang-orang, tapi menurutku setiap hati yang kulalui kurasa cukup indah buat hidupku yang sederhana, meski tak ada orang yang mencintaiku selain ibuku, meski tak ada orang yang rela berada disisiku seperti ibuku, tapi kufikir semua itu cukup bagiku.

Karna cinta ibu karna kerelaan ibu menemaniku itu adalah hal yang paling tak ternilai, aku tak pernah tau takdir didepanku akan seperti apa, akupun tak pernah mau tau nasib cintaku akan dengan siapa, tapi siapapun itu, harapku semoga dia yang akan mencintaiku dengan hati, dia yang akan menerimaku dengan hati, siapapun dia yang pasti dia bisa mampu menggetarkan seisi hati ini.

Deg..deg.. Ya seperti ini, siapapun dia yang pasti akan mampu mendebarkan hatiku penuh senandung.

***********

Author

Lamunan Sena seketika terhenti, saat suara seperti orang terjatuh samar terdengar ditelingganya, mata Sena langsung mencari arah suara tersebut, hingga matanya menangkap dua orang perempuan dijalan sebelah ladangnya.

Dua perempuan yang sama-sama menggunakan sepeda, satu perempuan nampak kesakitan karna terjatuh, satu perempuan yang lebih muda mampak sedang membantu, melihat pemandangan itu Sena bergegas lari menghampiri dua perempuan itu.

"Biar aku bantu" ucap Sena.

Dengan wajah khawatirnya yang nampak jelas, kala melihat siapa yang terjatuh itu, meski Sena tak menyadari akan kekhawatirannya itu.

lalu membantu tubuh perempuan itu untuk berdiri, yang ternyata memang dialah Dara, yang jelas terlihat menahan sakit dikakinya karna terlihat sedikit lecet dan menggeluarkan darah.

Dara yang sempat kaget tapi hanya diam, saat tau Sena yang kini tiba-tiba membantunya dengan wajah khawatirnya, membuat Dara terbesit rasa penasaran karnanya, Sena yang seolah merangkul tubuhnya untuk berdiri, perih dikakinya membuat Dara sesekali meringis nyeri.

Jalanan bebatuan disebelah ladang milik Sena, memang harus sangat hati-hati saat melewatinya, apalagi saat musim hujan saat jalan akan menjadi becek dan licin, tapi meski jalan itu belum tersentuh aspal tapi pemandangan dijalan itu cukup menawan, karna saat melewati jalanan itu kita akan bisa melihat laut melihat gunung, dan pohon cemara dikanan kiri jalan.

Mungkin itu sebabnya meski jalanannya tidak bagus, tapi terkadang banyak orang yang melewatinya disaat pagi atau sore, mungkin hanya untuk sekedar jalan-jalan santai menikmati pemandangan menggunakan sepeda atau motor juga.

"Bisa naik sepeda sendiri? luka dikaki kamu harus segera diobati, jadi sebaiknya kamu segera pulang" ucap Sena.

"Kak, bisa gak naik sepeda sendiri?" belum juga Dara menjawab, adik Dara ikut bertanya.

Iya, Dara yang sengaja bersepeda sore bersama adiknya, untuk menikmati pemandangan yang cukup indah disekitar.

"Perih dek" jawab Dara, menahan perih.

"Kalau begitu biar aku antar, aku boncengin kamu kerumah" ucap Sena, menjawab kebingungan kakak beradik itu.

"Wah, makasih banget ya kak Sena" ucap adik Dara, terlihat ceria.

Sena yang tak mendapatkan jawaban Dara, seolah jadi bingung, takut Dara tak menerima tawaranya untuk mengantar pulang, Dara hanya diam tak berucap apapun, meski matanya terkadang mencuri tatap pada Sena, Dara sengaja  sibuk dengan perih dikakinya, dan seolah sibuk pada sesuatu yang mulai mengusik fikirannya.

Sena kini sudah bersiap diatas sepeda Dara, namun Dara masih tetap saja berdiri dengan wajah yang nampak bingung.

"Ayo naik" pinta Sena.

Menatap Dara, lalu menunjuk belakang sepedanya.

Dara duduk diboncengan sepeda dengan ragu-ragu, dan kini Dara juga dibuat bingung antara mau peganggan pada Sena atau tidak, jika tidak peganggan pasti duduknya tak akan nyaman dan bisa saja terjatuh lagi, namun jika peganggan takut dikira sok deket.

"Peganggan biar lebih aman" ucap Sena, seolah tau kebingungan fikiran Dara.

Kini perlahan tangan Dara mulai berpeganggan pada pinggang Sena, dengan pelan Sena juga mulai mengayuh sepeda milik Dara itu, jalanan yang memang bebatuan dan tanah membuat Sena terkadang menggerem mendadak, dan itu membuat peganggan tangan Dara dipinggannya kini berubah melingkar diperutnya.

Membuat Sena sesekali merasa desiran hangat, debaran demi debaran cepat nan aneh juga mulai mengusik dihati kecilnya, meski hanya pelukan diperut tapi mampu membuat tubuh Sena seolah tersengat, namun Sena berusaha meredam semua itu, selalu mencoba untuk bersikap sewajarnya dan biasa.

Sementara dibelakangnya, Dara yang dari tadi nampak diampun, sebenarnya tak jauh beda dengan Sena. Dara merasa seolah ada yang berdebar tak semestinya, meski dirasa nyaman namun tetap tak membuat Dara tenang.

Peganggan tangan Dara diperut Sena seolah menggencang dengan sendirinya, dan nampak seperti pelukan diperut Sena, pipi Dara nampak reflek menempel pada punggung Sena, ada sedikit rasa takut jatuh lagi dipikiran Dara, kala ban sepeda tak sengaja menabrak batu kecil membuat sepeda sedikit oleng meski kembali seimbang.

Dan ntah karna reflek atau sengaja, satu tangan Sena tiba-tiba meremas lembut tangan Dara yang berada diperutnya, seolah memberitau wanita dibelakangnya untuk percaya padanya, agar tak takut akan terjatuh lagi dari sepedanya.

Meski Dara dibuat kaget karna tangan Sena, yang mungkin tak disengaja fikir Dara, tapi jujur, dalam hati Dara merasa nyaman, merasa aman duduk dibelakang gadis yang lebih muda darinya itu.

Merasa nyaman karna remasan tangan Sena ditangannya meski hanya sebentar, tapi kini mampu membuat jantung Dara mendebar tak tentu.

Dua orang diatas sepeda kini dibuat bertanya-tanya dalam hati masing-masing, apakah yang samar mulai mencampuri perasaannya? apakah yang mulai menelusup masuk tak begitu jelas ............

TBC

Senandung Dara (GxG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang