"Jangan salah paham! Saya sama sekali tidak memiliki maksud apapun pada Anda selain bisa pulang kerumah dengan tenang dan tidak jadi dicoret dalam daftar ahli waris keluarga oleh ancaman Mommy."
Aku benar-benar kehilangan kata-kataku.
Apa barusan aku terpesona pada laki-laki ini?
Tolong katakan tidak.
"Kalau disuruh milih, saya juga enggan satu mobil dengan gadis tarzan seperti anda!" Serunya lagi.
That's it!!! Itu adalah ajakan perang yang dilayangkan langsung oleh laki-laki menyebalkan ini!
Aku ingin menenggelamkannya kedasar sumur!!
***
Alleira's POV
Kalau membunuh orang bukan tindakan kriminal, mungkin aku sudah melakukannya pada laki-laki tampan namun minta dibunuh di hadapanku ini. Bagaimana tidak? Setelah tadi tiba-tiba dia bersikap lembut, lalu dalam sekejap dia berubah lagi menjadi laki-laki menyebalkan.
Bahkan dia lebih memilih tidur dan mengacuhkan aku selama perjalanan. Untuk apa aku duduk di sebelahnya dan diacuhkan? Lebih baik aku duduk di depan dan mengobrol bersama supir. Kalau seperti ini, aku jadi terlihat seperti asisten pribadinya.
Dan lagi, begitu sampai di Lobby Apartemen keluargaku -aku bisa menebak kalau laki-laki menyebalkan ini juga tinggal di rumah om Peter yang berada di seberang Penthouse Daddy-, dia langsung meninggalkanku begitu saja. Ya, BEGITU SAJA tanpa membukakan pintu mobil atau bicara satu patah katapun padaku.
Memangnya dipikir aku ini siapa? Sekretaris pribadinya? Pembantunya? Bahkan menjadi binatang peliharaannya saja menurutku akan lebih diperlakukan lebih baik.
Aku benar-benar diacuhkan!
Aku jadi berpikir, kalau saat aku bangun dari tidurku setelah kecelakaan kemarin, dan Mommy mengatakan kalau laki-laki ini adalah suamiku, aku jamin kalau sekarang aku akan menuju ke kantor pengacara untuk mengajukan surat cerai.
Kejang-kejang aku kalau berurusan lebih lama dengan orang seperti ini.
"Nona sedang ada masalah? Apa anda baik-baik saja dengan Sir Kenneth?" Aku menoleh kepada supir yang memang kurasakan kalau ia memperhatikan interaksi kami sedari tadi.
"Tidak ada masalah." Jawabku kesal. Lalu aku kembali menoleh kearah supir itu, "Apa dia selalu menyebalkan seperti itu?"
Ia mengernyit tidak paham, "Maksud nona?"
"Ah lupakan. Percuma aku bertanya. Kamu pasti membela bos mu." Seruku sebal. Akhirnya aku memutuskan untuk turun dan mengikuti langkah laki-laki itu tadi.
Jangan salah paham! Itu karena tempat tinggal kami berada di tempat dan lantai yang sama.
Setelah sengaja berlama-lama dan mengira kalau dia sudah lebih dulu menaiki lift, ternyata dugaanku salah saat melihat punggung pria itu masih berdiri tegap menunggu lift.
Oke, relax Alle. Anggap saja dia tidak terlihat. Anggap dia hantu.
Aku kemudian berjalan dan berhenti di sebelah sisi laki-laki itu, Dengan jarak tentunya.
"Sudah selesai berpacaran dengan Dave?" Tanyanya datar.
"Apa?" Aku menoleh, dan dia juga ikut menoleh.
"Supir saya tadi. Dia perhatian sekali pada anda." Masih setia dengan nada datarnya.
Aku mendengus dan menyunggingkan senyum sinisku, "terus lo cemburu?" Tanyaku. "Merasa jadi tunangan gue sekarang, iya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lady [#DMS 3.2]
Romance"SEQUEL IS IT LOVE? BY ANINDANA" CERITA DI PRIVATE. FOLLOW DULU BARU BISA BACA. "Let me love you, My Lady." Bisiknya ditelingaku. Bulu kudukku meremang dibuatnya, bersamaan dengan sentuhan hangat tangannya di pipiku. "In a Gentleman way..."...