38. Thermometer ?

46.7K 3.6K 346
                                    

"... Anda ada janji makan siang dengan Mr.Shelton, lalu sorenya anda ada meeting dengan arsitek yang akan mendesign anak perusahaan Tokyo via Skype, lalu keesokan harinya anda-"

"Cukup!" Sela Kenneth cepat. "Sini." Kenneth mengisyaratkan wanita yang berdiri tegap di hadapannya itu untuk menghampirinya.

"Tapi saya belum sele-"

"Saya bilang cukup. Sekarang kesini." Tegasnya sekali lagi.

Wanita itu menghela nafas pasrah dan menutup tabletnya lalu menghampiri laki-laki yang merupakan bosnya itu.

Senyum Kenneth merekah begitu wanita itu sudah berdiri di dekatnya, dan ia langsung menarik tangan wanita tersebut hingga wanita itu duduk di pangkuannya.

"Sir, ini kantor." Ucap wanita itu terbata karena Kenneth sedang mencium lehernya yang terekspos dari kemeja kerjanya.

"Aku tahu." Jawab Kenneth parau.

"Nanti d-dilihat orang..." Lirih wanita itu begitu salah satu tangan Kenneth naik menyentuh dadanya.

"Hm..." Kenneth bergumam, mengabaikan lirihan khawatir wanita di pangkuannya.

"A-ah... Ken..." desah wanita itu begitu tangan Kenneth lolos masuk kedalam kemeja kerjanya dan menyentuh dadanya secara bebas.

"Yes, Baby..." gumam Kenneth. Puas melihat wajah menggoda wanita di pangkuannya.

Selama 3 bulan menikah, selama itu juga Kenneth tidak pernah bosan melihat wajah wanita yang menurutnya bertambah cantik itu. Siapa lagi kalau bukan Sekretaris Pribadi yang juga merupakan Istrinya, Alleira.

"Ken, Berhenti. Nanti ada yang masuk." Pinta Alleira terbata.

"Aku kangen sama kamu. Memangnya kamu gak kangen sama aku?" Tanya Kenneth sambil mengerucutkan bibirnya.

Selama seminggu belakangan, Kenneth diharuskan pergi ke Tokyo untuk ekspansi bisnis disana. Dan selama seminggu pula Kenneth harus berpisah dengan Alleira yang harus menggantikan tugasnya di LA selama Kenneth tidak ada.

Baru pagi ini Kenneth kembali, dan itu juga dia langsung ke kantor karena Alleira sudah lebih dulu ke kantor. Dan baru beberapa menit yang lalu, Kenneth baru bisa melepas rindu dengan sang istri tercinta sebelum besok pagi ia harus kembali bertolak ke Indonesia untuk mengurusi cabang disana selama beberapa hari.

"Aku mau kamu, Al." Bisik Kenneth mencoba merayu Alleira. "Kosongin jadwal aku hari ini, ya? Aku mau peluk kamu seharian di kasur." Pintanya memelas.

Alleira tersenyum kecil, kalau sebelum menikah, mungkin kata peluk hanya akan berakhir dengan pelukan sampai pagi. Tapi setelah menikah dan seakan berkenalan dengan sisi lain Kenneth, Alleira ragu kalau ia akan bisa jalan dengan baik keesokan harinya.

"Gak bisa, Ken. Mr.Shelton sudah meminta bertemu kamu sejak beberapa minggu yang lalu. Aku gak bisa undur lagi. Dan lagi, arsitek yang akan mendesign kantor di Tokyo itu kamu tahu sendiri kan sibuk sekali? Bahkan seminggu di Tokyo saja, kamu tidak bisa bertemu dengannya, kan?" Alleira mencoba menjelaskan dengan membelai lembut wajah laki-laki yang dicintainya. Ia tidak bisa berbohong kalau ia juga merindukan laki-laki itu seminggu ini.

Kenneth cemberut. Ia kecewa, tentu saja. Satu-satunya hari dimana ia bisa bertemu dengan istri tercintanya, ia malah masih harus bekerja.

Entah istrinya yang tidak peka kalau suaminya butuh belaian, atau istrinya terlalu pekerja keras hingga selalu saja menjadwalkan kesibukan bahkan dihari yang seharusnya ia bisa beristirahat sambil sama-sama menghangatkan diri di atas kasur.

My Lady [#DMS 3.2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang