33. What a Surprise!

40.5K 3.4K 323
                                    

Alleira's POV

Aku mengikuti saran atau lebih tepatnya perintah Kenneth untuk mengambil cuti secara paksa.

Aku mengira hanya satu hari, tapi ini sudah hari ke-3 dimana aku tidak diperbolehkan ke kantor dan diminta 'memanjakan' diriku.

Yang benar saja? Setiap hari melakukan perawatan, bisa-bisa kulitku menipis kebanyakan di lulur lalu spa.

Sekarang saja kulitku sudah merah-merah akibat luluran 2 hari yang lalu.

Bukan hanya itu. Aku sama sekali sulit menemui Kenneth dan hanya teleponlah yang setidaknya bisa membuktikan kalau laki-laki itu masih hidup dan baik-baik saja.

Bahkan aku tidak bisa menemukannya setiap aku berkunjung ke Penthouse atau ke kantor. Jangankan masuk kedalam gedung kantor. Baru sampai lobby saja aku sudah diperintahkan pulang lagi oleh sekuriti. Katanya itu adalah pesan dari Kenneth.

Rencana apa yang sebenarnya sedang Kenneth susun sampai aku tidak bisa dan tidak boleh menemuinya?

Bukankah pernikahan itu seharusnya direncanakan bersama?

Ting!

Ponsel yang sengaja tidak aku silent agar aku bisa dengan cepat menjawab begitu ada panggilan dari Kenneth, berbunyi.

Aku segera meraih ponsel itu dan sedikit kecewa karena pesan yang masuk, bukan dari orang yang kutunggu.

Sean
How are you?

Bibirku mengerucut. Not fine. Aku kangen Kenneth! Jawab hatiku.

Me
I'm fine. I guess.

Aku mengirim pesan balasan dan membuang ponselku ke sembarang arah.

Tidak lama kemudian ponselku berdering nyaring dan aku kembali sigap mengambil benda kotak itu.

Sean calling...

Kenapa bukan Kenneth?

"Halo?"

"What happen?" Tanya Sean begitu mendengar suaraku.

"Tidak ada apa-apa." Jawabku.

"Aku tidak yakin dengan suaramu." Selanya.

"Hm." Gumamku. Aku menatap jam di nakas yang baru menunjukan pukul 7 pagi dan seharusnya Kenneth sudah mengabariku kalau ia sudah bangun dan baru akan bersiap ke kantor.

"Ada waktu?"

Aku mengernyit. Kalau aku jawab iya, tentu Kenneth akan marah karena aku pergi bersama Sean. Meski aku meminta ijin, pasti Kenneth tidak akan mengijinkannya.

"Maaf." Ucapku sedikit menyesal. "Ehm... aku tidak bisa."

"Hanya sebentar?" Pinta Sean sedikit memaksa.

Meski sebentar, Kenneth pasti tidak akan mengijinkannya. Aku jadi ingat kalau kami belum menemui Sean untuk mengucapkan terima kasih dan memberikan undangan pernikahan kami -yang bahkan aku tidak tahu bentuknya seperti apa-.

"Lain kali saja bagaimana? Sekalian aku dan Kenneth ingin mengucapkan terima kasih atas bantuan yang kamu dan Mr.Shelton berikan." Tawarku.

"Sebagai gantinya, keluar sama aku hari ini sudah cukup." Ucap Sean keras kepala.

"Tidak bisa, Sean..." ucapku putus asa setelah berkali-kali menolak ajakan Sean.

"Kenapa?" Tanyanya meminta alasanku.

"Karena... Karena... Kenneth cemburuan. Dia gak akan suka kalau aku menemui kamu sendirian." Suaraku memelan. Rasanya tidak enak hati membicarakan keburukan calon suamiku yang satu itu.

My Lady [#DMS 3.2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang