Maaf menunggu lama!
Silahkan membaca.
.
.
.Kenneth's POV
Entah sudah berapa lamanaku menghentakkan kakiku secara tidak sabaran di bangku besi ini.
Entah sudah berapa banyak kuku yang ku gigit hingga botak tak berbentuk lagi.
Aku gugup.
Sangat gugup.
Meski ini bukan pertama kalinya untukku, tapi aku tetap tidak bisa menghilangkan rasa gugupku.
Kalaupun bisa, aku ingin menggantikan posisi kesakitan wanita yang paling aku cintai di dalam sana. Kalaupun bisa, aku ingin mengambil seluruh rasa sakit yang ia rasakan disana. Kalaupun bisa aku ingin mengurangi kesakitannya sedikit. Sedikit saja.
Aku mendengar suara langkah kaki yang bergegas menghampiri tempatku. Tapi aku tidak peduli. Toh dari tadi memang ada banyak orang berlalu lalang, dan fokusku hanya pada satu orang yang berada di balik pintu di hadapanku, mempertaruhkan antara hidup dan matinya.
Sebuah tepukan keras, atau lebih tepatnya tinju, melayang ke bahuku.
Aku mengadah dan melihat wajah seorang laki-laki yang aku hormati, terlihat sama panik dan khawatirnya denganku.
"Sampai kapan kamu mau berhenti nyakitin Alleira, hm?!" Serunya.
"Dad..." lirihku sambil menatap sayu mata ayah mertuaku yang tajam. "Dad, maaf... aku..."
"Al, sudah. Lebih baik kita duduk dan sama-sama berdoa." Ucap Ibu mertuaku bijak.
"Kalau sampai terjadi apa-apa didalam, Daddy tidak akan melepaskan kamu, Ken!" Ancam Ayah mertuaku sambil mengambil tempat di sampingku dengan cela satu bangku yang di ambil oleh ibu mertuaku untuk menengahi kami. Alexis yang ikut juga duduk di samping ayah mertuaku.
Aku kembali pada kegiatan awalku menghentakkan kaki sembari menggigit kukuku hingga suara derap langkah lainnya mengambil perhatianku.
"Gimana Alleira?" Seru suara wanita yang telah melahirkanku.
"Dia tidak apa-apa, kan?" Tanya Laki-laki yang mengambil andil besar dalam menciptakanku.
Aku bisa mendengar ayah mertuaku mendengus dan tanpa perlu aku mengangkat kepala, Aku tahu kalau seluruh orang disini sedang menatapku.
"Bagaimana bisa terjadi, Ken?" Tanya Mommyku sambil menepuk bahuku lembut.
"Aku tidak tahu, Mom." Jawabku kecut.
"Lalu dimana Emi-"
"Keira membawa mereka menginap sejak dua hari yang lalu." Potongku seakan mengerti arah pertanyaan Daddy.
"Lalu Keira sudah tahu keadaan Alle?" Tanya daddy lagi.
Aku mengangguk. "Mungkin sebentar lagi mereka akan segera sampai." Jawabku pelan.
Baru selesai kujawab, sebuah lengan kecil memeluk pinggangku, wajah cantiknya terlihat cemas dengan mata yang berair.
"Will Mama be Ok, Papa?" Tanyanya.
Aku tersenyum kecil dan mengangguk. "Of course she will."
Gadis kecilku memelukku erat. Aku kemudian mengadah melihat Keira yang tersenyum kecil kepadaku sambil menggendong bocah laki-laki berumur 2 tahun yang sedang tertidur di gendongannya. Di belakangnya ada Nicholas yang juga sedang menggengong bocah laki-laki berumur 4 tahun yang sedang menangis, diikuti oleh ekor-ekor lainnya di belakang dengan wajah mengantuk dan sedikit khawatir.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lady [#DMS 3.2]
Romance"SEQUEL IS IT LOVE? BY ANINDANA" CERITA DI PRIVATE. FOLLOW DULU BARU BISA BACA. "Let me love you, My Lady." Bisiknya ditelingaku. Bulu kudukku meremang dibuatnya, bersamaan dengan sentuhan hangat tangannya di pipiku. "In a Gentleman way..."...