Kenneth's POV
Ada istilah, jangan mengusik macan yang lagi tidur. Kalau sudah ngamuk, runyamlah sudah urusannya.
Seperti yang terjadi pada Mommy sekarang ini. Mommy masih saja menatapku seakan sedang menimang untuk mengkulitiku atau memutilasiku padahal aku sudah menjelaskan mengenai keputusan untuk menikahi Alyssa yang kutahu merupakan sebuah kesalahan.
Alyssa mengatakan kalau Jacob Wallaby, ayahnya, bersedia menanamkan sahamnya untuk membantu Clavinsky Empire dengan syarat aku harus menikahi Alyssa. Alyssa juga mengakui tuduhan Alleira kalau Jacob juga yang memaksa mundur semua pemegang saham yang mendadak menarik diri dari perusahaan.
Aku tahu ini semua hanya strategi bisnis licik Jacob untuk memenuhi keinginan Putri semata wayangnya yang tidak kalah licik itu.
Tapi aku juga sadar, akan sulit menemukan perusahaan yang berani mengambil resiko menanam saham di perusahaan yang hampir bangkrut ini. Dan disaat hatiku goyah dan jiwaku kosong akibat Alleira yang memintaku menjauh darinya, bisikan iblis Alyssa merasukiku.
Aku tidak bisa berpikir jernih tentang pro dan kontra apa yang akan timbul kalau aku menyetujui Alyssa. Dikepalaku saat itu hanyalah menyelamatkan perusahaan. Karena hal itu akan tercatat dalam sejarah perjalanan bisnisku dan aku tidak mau biografiku tercoreng karena aku tidak bisa mempertahankan perusahaan yang sudah Kakekku bangun itu. Namun aku tidak sadar kalau apa yang telah ku lakulan, dengan berubah menjadi boneka hidup Alyssa dan Jacob, aku telah mencoreng biografiku sendiri.
Jacob memiliki syarat agar ia bersedia menanamkan saham di perusahaanku, Alyssa juga memiliki syarat itu. Alyssa entah dari mana tahu akan masalah yang sedang aku dan Alleira hadapi. Ia memintaku untuk menjauhi Alleira, setidaknya meyakinkan dirinya kalau Aku sudah tidak memiliki perhatian apapun pada Alleira. Dan aku dengan bodohnya menuruti keinginan itu karena aku mengira kalau memang itulah mau Alleira, Yaitu untuk aku menjauhinya.
Tapi apa yang gadis itu lakukan belakangan ini sama sekali tidak mencerminkan ucapannya yang memintaku untuk tidak menganggunya lagi. Bahkan sebaliknya, bayangannya selalu mengganggu fokus kerjaku.
Dan juga ucapannya, kalau dia ingin melindungi perusahaan juga melindungiku, aku rasanya ingin tertawa geli. Gadis sepertinya yang terlihat lemah, mau melindungiku? Bukankah seharusnya sebaliknya?
Lagipula, bagaimana caranya melindungi perusahaan? Apa mungkin meminta tolong laki-laki bernama Sean itu? Memikirkannya saja sudah membuatku kesal. Kalau memang itu pertolongan yang dimaksud Alleira, aku akan sependapat dengan Mommy. Lebih baik perusahaan bangkrut daripada melihat Alleira bekerja sama bersama Sean!
Apa yang merasukiku? Setelah berminggu-minggu hidup tanpa jiwa, akhirnya aku merasa seperti hidup kembali setelah Mommy mengusir Alyssa dari Penthouse kemarin. Terlebih melihat kejutan kecil yang lagi-lagi ada di atas meja kerjaku pagi ini. Hal yang membuatku mengulum senyum sejak melihat kejutan ini untuk pertama kalinya kemarin.
Tapi yang paling membuatku kembali merasa 'hidup' adalah melihat reaksi Alleira yang sangat ekspresif saat aku bersikap datar atas kejutan-kejutannya.
"Keruangan saya sekarang." Ucapku melalui mesin interkom.
Kalau perhitunganku benar, dalam detik ke tiga, pintu itu akan diketuk oleh Alleira begitu aku selesai memanggilnya tadi.
Aku sudah memasang wajah datarku, bersiap menunggu kedatangannya, namun hampir 1 menit, Pintu ruanganku tidak juga diketuk olehnya.
Apa dia tidak ada ditempat? Aku mengernyit.
Aku kembali menekan tombol interkom, "Keruangan saya, Se.ka.rang." ucapku lagi. Kembali bersiap dengan wajah datar, namun lagi-lagi Alleira tidak kunjung mengetuk pintu kerjaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lady [#DMS 3.2]
Romance"SEQUEL IS IT LOVE? BY ANINDANA" CERITA DI PRIVATE. FOLLOW DULU BARU BISA BACA. "Let me love you, My Lady." Bisiknya ditelingaku. Bulu kudukku meremang dibuatnya, bersamaan dengan sentuhan hangat tangannya di pipiku. "In a Gentleman way..."...