26. a Twist!

35.6K 3.4K 130
                                    

"Aku gak nyangka akan ketemu kamu disini." Ucapnya tersenyum kecil.

Aku tidak pernah melihatnya lagi semenjak... ya, semenjak kejadian dirumah sakit itu.

"Aku juga." Ujarku sambil tersenyum kecil. Tangan Kenneth mengerat di bahuku. "K-kamu kenapa bisa disini?" Tanyaku berbasa-basi. Tapi nampaknya Kenneth tidak menyukai ideku untuk berbasa-basi.

Sean tersenyum dan mengangguk. "Aku di undang Pamanku. Kamu juga diundang oleh pamanku?" Tanyanya.

Aku mengerjap, "pamanmu?"

Sean kembali mengangguk, "Darius Shelton. Beliau Kakaknya Mamaku."

Mataku membulat sempurna.

***

Alleira's POV

"Jadi... Kalian teman dari keponakan saya?" Tanya Mr.Shelton sambil menyesap minuman di hadapannya.

Kami sedang berada di ruang seba guna bersama Mr.Shelton yang tiba-tiba datang memanggilku saat aku masih terkejut dengan ucapan Sean.

Mr.Shelton mengundang kami kesini untuk membicarakan lebih lanjut mengenai permintaanku mengenai proposal yang kuajukan.

"Ehm..." aku melirik kearah Sean yang duduk di sebelah Mr.Shelton. Sebaiknya bagaimana aku menjawab pertanyaan ini?

"Aku mengenal mereka, Paman." Ucap Sean kemudian. "Mr.McKenzie ini adalah calon penerus tangga perusahaan McKenzie Group, tempat aku menanamkan saham disana. Dan perempuan disebelahnya..." ia menatapku dan tersenyum kecil, "adalah Sekretaris pribadi sekaligus tunangan dari Mr.Mckenzie."

"Benarkah? Tunangan? Wah..." gumam Mr.Shelton terkejut.

Aku menatap Sean yang menatapku sambil tersenyum kecil. Matanya seakan masih menyorotkan kesedihan.

"Jadi bagaimana menurutmu, Sean?" Tanya Mr.Shelton yang membuyarkan lamunanku. Sean menoleh menatap Mr.Shelton, aku juga menoleh kearah yang sama.

Aku merasakan pegangan tangan Kenneth di jemariku menguat. Aku merasa kalau Kenneth sedang mengkhawatirkan hal yang sama denganku.

"Bagaimana apanya, Paman?" Tanya Sean nampak tidak mengerti.

"Ms.Theresa menawarkan kerjasama pada Paman. Bagaimana menurutmu?" Tanya Mr.Shelton.

Aku menggigit bibir bawahku. Ketakutanku menjadi nyata. Bagaimana kalau Sean masih menyimpan dendam? Tapi apa dia harus dendam? Cinta tidak bisa kupaksakan, kan?

"Ehm... Paman, boleh aku bicara dengan mereka sebentar? Ada yang ingin kubicarakan." Pinta Sean.

Aku mengernyit bingung. Hal apa yang ingin dibicarakan?

"Baiklah, paman kembali ke Ballroom dulu. Setelah ini kalian kesana saja untuk makan. Saya pergi dulu." Pamit Mr.Shelton, hanya aku balas dengan senyuman tipis dan anggukan sopan.

Setelahnya ruang serba guna ini berubah hening.

Sean dan Kenneth saling bertatapan, seakan tatapan itu sudah merupakan sebuah bentuk percakapan tersendiri.  Jemari Kenneth yang menggenggam tanganku, berganti melingkar di pinggangku, merapatkan tubuhku dengannya.

Sean melihat tangan Kenneth yang berada di pinggangku dengan tatapan yang tidak aku ketahui artinya.

"Seperti yang mungkin anda sudah ketahui, Tunangan saya adalah Alleira, bukan Alyssa." Ucap Kenneth tegas.

"Ya, saya sudah tahu." Ucap Sean sambil menyunggingkan senyumnya pada Kenneth.

"Dia selalu menjadi tunangan saya." Kenneth membuka suara lagi, "meski saya dan dia hilang ingatan, tapi dia tenang tunangan saya. Bukan pacar anda."

My Lady [#DMS 3.2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang