35. Endurance.

41.6K 3.5K 249
                                    

Kenneth's POV

Seakan segala macam masalah yang menimpaku selama ini masih belum cukup.

Masalah kembali datang disaat seharusnya aku sudah berbahagia bersama istriku tercinta. Memproduksi keturunan dan merangkul istriku dalam tidurnya.

Jangankan untuk merangkul. Menggerakkan kedua kaki dan tanganku saja rasanya sangat sulit akibat gips yang sudah membebat kedua organ tubuhku itu selama dua minggu ini.

Lupakanlah bagian memproduksi keturunan. Bahkan untuk makan saja aku masih harus disuapi.

Itu belum cukup dikatakan hal buruk? Tunggulah saat kalian selesai mendengar apa yang dokter ini sedang sampaikan di depan aku dan seluruh keluargaku saat ini.

"Pasien sudah bisa kembali ke rumah dalam beberapa hari. Tapi tentu Pasien masih harus menjalani rawat jalan dan disarankan agar membawa seorang perawat bersama anda agar anda lebih mudah untuk melakukan aktifitas." Ujar dokter itu sambil meneliti seluruh wajah keluargaku minus Kelly dan Alexis. "Itu juga kalau kalian tidak keberatan." Tambahnya.

Aku menatap Alleira yang duduk bersandar di sebelahku. Ia setengah merangkulku dan tangannya yang satu lagi berada di depan dadaku.

"Saya rasa kami tidak memerlukan perawat, Dok. Saya bisa membantu Kenneth." Ujar Alleira. Aku akan lebih senang kalau mendengar 'aku adalah istri kenneth' sebagai alasannya.

"Baik kalau begitu."

Iblis dalam hatiku menari, membayangkan Alleira akan sepenuhnya merawatku, menyuapiku, bahkan yang lebih menyenangkan lagi...

"Biar Daddy yang memandikan Kenneth."

Seperti kaca yang dilempar batu, pecah hingga tidak berbentuk. Itulah yang terjadi pada bayanganku.

Daddy Alvero kembali dalam mode Defensenya.

Apa salahnya Alleira memandikanku? Alleira sudah menjadi istriku! Bahkan Daddy Alvero sendiri sudah menghadirinya. Apa dia lupa?

Aku berharap Alleira tidak akan menyetujuinya. Kutolehkan wajahku menatap Alleira, memohon.

Alleira menatapku nampak berpikir, lalu mengangguk.

Dia mengangguk karena menangkap permohonanku, kan?

"Ya sudah kalau Daddy mau membantu aku memandikan Kenneth." Ujar Alleira membuatku terbelalak.

Belum sempat ku memprotes, Dokter tersebut sudah kembali berbicara. "Usahakan agar Gipsnya tidak terkena air. Dan kalau sampai terkena air, sebaiknya gipsnya segera diganti."

"Kapan saya bisa lepas gips, dok?" Tanyaku tidak sabaran.

Seluruh keluargaku tentu tahu kenapa aku sangat ingin melepas gips sialan ini. Maka begitu aku bertanya demikian, seluruh keluargaku menunggu jawaban dari dokter tersebut dengan serius.

Waktu pelepasan gips ini sangat kutunggu-tunggu. Mungkin beberapa hari lagi? Aku masih bisa mencoba untuk bertahan.

"Satu bulan. Itupun kalau keretakkan di tulang anda sudah membaik."

Aku melongo.

Ruanganku yang tadinya sunyi, mendadak riuh oleh tawa. Tawa Daddy, daddy Alvero, Nicholas, dan juga Keira.

Mereka menertawakanku.

"HAHAHAHA SATU BULAN! HAHAHAHA." Daddy Alvero meledak dalam tawa.

"Kasian banget lo, Kak." Keira memegang perutnya sambil tertawa.

Nicholas tidak berkomentar, namun hanya tertawa.

Dan Daddy, "Nasib kamu, Ken. Sudah menikahpun masih tetap harus jadi perjaka." Komentarnya ditengah tawa dan langsung mendapat tatapan horror dari Mommy.

My Lady [#DMS 3.2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang