17. Brilliant or Dangerous Plan?

32.8K 3.1K 141
                                    

Kenneth menatap punggung gadis yang sedang sibuk namun cekatan mengganti popok ketiga keponakannya itu dengan tatapan kagum.

Gadis tarzannya bisa juga bersikap lembut dan gentle. Dan Kenneth yakin kalau Alleira akan menjadi Mommy yang baik nantinya.

Lihat saja ketiga keponakan Kenneth sudah diam setelah menangis untuk waktu cukup lama. Kalau ia harus mengurus mereka sendiri, sepertinya ia akan stress dalam 1 jam kedepan.

"Mereka minum susu formula? Atau ASI?" Tanya Alleira yang sudah berbalik sambil menggendong Auryn di pelukannya.

"Keira sudah mempersiapkan ASI. Tunggu, biar aku carikan." Kenneth bangkit dari posisinya yang duduk di pinggir ranjang dan menghampiri kotak putih asing yang terletak di ujung ruangan. "Mereka mau minum sekarang?" Tanyanya sambil mengangkat salah satu Plastik berisi ASI Beku dari kulkas.

"Ehm..." Alleira melirik kearah jam yang menunjukan pukul 8 pagi, "Sebentar lagi mungkin." Ucapnya.

Kenneth mengangguk dan kembali meletakkan bungkusan plastik itu ke tempat semula. Ia lalu berdiri dan menghampiri box bayi di dekat Alleira dan melihat kedua keponakannya yang lain sedang asik bermain sambil mengemut tangan mereka. Lalu Kenneth beralih menatap Alleira yang sedang bercanda dengan Auryn.

"Terima kasih, Al. Aku gak tahu kalau gak ada kamu, aku harus gimana." Ucapnya tulus.

Alleira sengaja tidak mau menatap mata teduh laki-laki itu, atau sekedar melirik.

Kegundahan, kekecewaan, dan kepedihan hatinya masih belum tertata.

"Kalau tidak ada lagi, saya mau permisi kembali." Ucap gadis itu sambil meletakkan Auryn kembali kedalam box bayi.

Mata gadis itu tidak sengaja bertemu dengan mata Kenneth yang menatapnya sendu, namun dengan cepat Alleira menepis pandangan itu dengan menatap kearah lain.

"Kamu masih marah sama aku?" Tanya Kenneth pelan.

"Saya tidak ada alasan untuk marah." Ucapnya kembali datar setelah tadi ia sempat berkata lembut dengan Kenneth saat mengganti popok sikembar. "Saya kembali lagi nanti setelah waktunya si kembar minum susu, saya permisi." Ucapnya langsung berjalan melewati Kenneth begitu saja.

Kenneth tidak mengejarnya. Bukan karena tidak ingin, tapi karena Kenneth ingin memberi ruang untuk Alleira bernafas. Setidaknya Alleira sudah berjanji akan kembali lagi nanti.

"Apa sebenarnya yang Mommy kalian rencanain, hm?" Tanyanya pada ketiga kurcaci di dalam box bayi yang tentu tidak ada jawaban apapun yang ia dapat.

Tidak berapa lama, pintu kamar Kenneth kembali terbuka dan Alleira menatap Kenneth dengan wajah pucat.

"Kamu kenapa?" Tanya Kenneth panik, ia menghampiri Alleira.

"Ehm... t-tadi... Kode Penthouseku... Berapa?" Tanyanya ragu.

Kenneth mengernyit, "kamu lupa kode penthouse kamu?"

Alleira menggeleng, matanya menatapku lurus, "Aku masukin kode yang biasa, tapi gagal. Ada yang ngubah kode penthouse aku."

Kenneth semakin mengernyit. Tidak mungkin. Tadi dia masih bisa masuk kedalam dengan kode yang sama.

"Kamu tunggu disini dulu. Biar aku coba buka penthouse kamu." Saran Kenneth yang langsung melewati tubuh kecil Alleira dan berjalan menuju ke pintu pintu Penthouse Alleira.

Kenneth mencoba menekan kode yang sama, namun gagal. Memang ada yang mengubah kode pintu ini. Apa ini juga bagian dari rencana Keira?

Akhirnya Kenneth menyerah dan kembali ke penthousenya. Ia menghampiri Alleira yang sedang berdiri di samping box bayi. Alleira yang menyadari kedatangan Kennethpun menatap Kenneth penuh harap, namun Kenneth hanya menggeleng.

My Lady [#DMS 3.2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang