Semua mata melongo menatap papan hitam putih di atas meja. Mereka tidak percaya dengan apa yang mereka lihat dengan mata mereka sendiri.
Sedangkan hanya satu orang yang menatap bingung kesemua mata yang tengah melongo saat itu.
"Kalian kenapa sih?" Tanya Kenneth.
"La-lagi, Ken. Coba ulang lagi." Pinta Via masih tidak percaya.
"Mau diulang berapa kali sih? Ini udah ke-3 kalinya. Dan kenapa Keira bawa aku kesini? Ke kantor om Alvero cuman untuk main catur?" Protes Kenneth. Ia mengira kalau Keira akan membawanya menemui Alleira, tetapi tidak.
"Kamu main curang lagi, ya?" Tanya Alvero tidak percaya.
"Ini kenapa pada ngumpul semua disini?" Suara bariton mengejutkan semua manusia di ruangan itu, dan seketika menoleh.
Laki-laki itu berjalan menghampiri Keira dan mencium keningnya lembut. "Kamu kenapa panggil aku kesini? Anak-anak dimana?" Tanya Nicholas, Suami Keira.
"Aku titipin sama Mommy kamu." Jawab Keira yang langsung menarik tangan Nicholas untuk duduk di depan Kenneth. "Sekarang, lawan Nicholas, Kak."
"Ini sebenarnya ada apa sih?" Tanya Kenneth tidak mengerti.
"Kamu yakin suruh aku ngelawan dia? Hasilnya kan udah jelas banget akan ketahuan?" Tanya Nicholas. Alisnya terangkat seraya menatap bingung Istrinya.
"Lawan dulu aja sih, Nic! Bawel banget kamu." Gerutu Keira kesal.
Akhirnya tanpa protes lanjutan, Nicholas dan Kenneth mengatur papan catur di hadapan mereka dan mulai memainkannya dalam diam.
"Anak lo kesambet kayaknya, Pete." Gumam Alvero yang melihat jalannya pertandingan.
"Apa anak gue ketuker dirumah sakit pas kecelakaan kemarin?" Tanya Peter sambil geleng-geleng kepala.
"Kamu kenapa gak jalan-jalan?" Tanya Keira sambil menyiku Nicholas.
"Gimana mau jalan lagi kalau hasilnya bakalan skak-mat." Sambar Kenneth menjawab pertanyaan Keira.
"SUMPAH?" Seru Keira sambil terbelalak. Ia menatap suaminya, dan suaminya hanya mengangguk kecil. "Wah, gak salah lagi, Kembaran gue ketuker pas kecelakaan. Kembaran gue gak sejago ini main caturnya. Bahkan ngalahin Nicholas yang gak pernah dikalahin om Alvero?!"
"Jadi disini yang bego catur jadi si Alvero?" Tanya Via sambil memamerkan cengirannya.
"Tetep Peter lah! Aturannya aja gak tahu." Alvero membela diri.
Via tidak memperdulikan ucapan Alvero barusan. Ia berjalan menghampiri Kenneth dan memeluknya, "Akhirnya sayang, kamu menang juga lawan om Alvero. Akhirnya cita-cita Mommy besanan sama om Alvero kesampean jugaaa... kalau begini, dari dulu aja kamu amnesia, biar bisa ngalahin om Alvero." Kecupan-kecupan diberikan di kening Kenneth sebagai tanda sayang dari sang Mommy.
"Vi, astaga... anak sendiri kamu sumpahin begitu." Peter berdecak sambil geleng-geleng melihat kelakuan Istrinya.
Nicholas melirik kearah Keira yang duduk di sampingnya, "Kenneth menang ngelawan om Alvero?" Tanyanya ingin memastikan.
Keira mengangguk, "tiga kali. Dan ini belum pernah terjadi sepanjang sejarah Kenneth main catur tanpa di dampingin Alle sebagai pengalih perhatian untuk Kenneth main curang." Ujar Keira bangga.
Suara Keira seakan menjadi alarm bangun tidur bagi Kenneth yang langsung menatap Keira, "Kei, rencana apa sih yang lo maksud? Apa hubungan rencana lo sama catur?"
Keira nyengir dan menggeleng. "Gak ada." Jawabnya membuat mata Kenneth terbelalak sedangkan semua pasang mata yang berada diruangan ini menatap Keira bingung. "Lo balik kantor gih, Kak." Usirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lady [#DMS 3.2]
Romance"SEQUEL IS IT LOVE? BY ANINDANA" CERITA DI PRIVATE. FOLLOW DULU BARU BISA BACA. "Let me love you, My Lady." Bisiknya ditelingaku. Bulu kudukku meremang dibuatnya, bersamaan dengan sentuhan hangat tangannya di pipiku. "In a Gentleman way..."...