12. Oh My God!

26.7K 2.8K 253
                                    

Kenneth's POV

Aku tidak bisa menemukan ponselku.

Terakhir kali aku melihat benda itu adalah pagi dimana Alyssa tiba-tiba menghubungiku setelah aku menemaninya berbelanja seharian dan berkeliling Los Angeles kemarin.

Aku sudah siap pergi ke kantor, menemui Alleira yang mengabarkan mengenai krisis yang disampaikan Mr.Ducoff padanya, namun Alyssa muncul pagi-pagi sekali di depan lobby Apartemenku setelah sebelumnya Alyssa menghubungiku kalau ia ingin meminta bantuanku.

Aku mengira kalau bantuan yang dimaksud hanya berupa hal sepele yang paling tidak, tidak membuatku harua meninggalkan kantorku yang di ambang gelombang terlalu lama. Nyatanya, Alyssa membawaku ke Las Vegas dan bertolak ke New York keesokan harinya.

Aku sempat khawatir, namun Alyssa mengatakan kalau Daddynya, Jacob Wallaby akan membantu Alleira untuk menghandle perusahaan.

Jadi, disinilah aku. Sudah hari ke-3 di New York. Tanpa ponselku, dan menemani Alyssa keluar masuk butik yang menurutku sangat tidak penting ketimbang perusahaanku dan Alleira. Apa gadis tarzan itu bisa menanganinya? Aku ingin menghubungi gadis itu, tapi Alyssa tidak pernah melepaskan diriku. Menempel bak koala. Bahkan aku saja belum memberitahu keluargaku perihal kepergian mendadakku ke New York.

"Kapan kita bisa kembali ke Los Angeles, Alyssa? Aku harus kembali bekerja. Alleira pasti-"

"Daddy bilang Daddy akan membantu Sekretarismu itu selama kamu tidak ada, Ken. Tenanglah. Lagipula kamu juga butuh istirahat, kan?" Ujar Alyssa sambil mengalungkan lengannya di leherku.

Aku sedikit mendorong tubuh Alyssa agar pelukannya terlepas. Sejujurnya aku tidak terlalu menyukai interaksi yang selalu berusaha Alyssa ciptakan. Tapi atas dasar sopan dan menjaga image Alyssa, Aku selalu tidak bisa menolaknya terang-terangan.

Meski Alyssa selalu berada di dekatku, tapi aku merasa hampa. Sangat hampa.

"Baiklah, besok kita kembali. Tapi malam ini, temani aku ke suatu tempat. Aku selalu ingin mengunjunginya bersama teman-temanku." Ujar Alyssa memohon.

Sepertinya ia tidak perlu bertanya, karena Aku tidak memiliki pilihan untuk menolak. Aku sudah berjanji akan menemani Alyssa sebelum ia kembali ke Milan. Dan juga mengenai tawaran perjodohan itu, aku sudah memiliki jawabannya. Tidak mungkin aku bisa menikah dengan Alyssa karena aku yakin kalau hatiku bukan milik wanita ini. Meskipun Alyssa wanita yang menyenangkan dan cukup nyambung denganku, tapi selalu ada yang terasa kurang.

Maka aku hanya mengangguk kecil, dan Alyssa berjingkrak kegirangan seperti anak kecil yang baru dibelikan mainan baru.

Malam ini, aku berencana akan menghubungi Alleira bagaimanapun caranya. Aku harus tahu perkembangan kantorku, agar aku tidak dinilai tidak bertanggung jawab karena meninggalkan kantor begitu saja meski Mr.Wallaby menjamin akan membantu perusahaan dan Alleira selama aku tidak ada.

Aku merindukan suara gadis itu.

*

Suara dentuman musik upbeat yang keluar dari stereo dengan volume maksimal, cukup membuatku sakit kepala. Alyssa membawaku ke sebuah club malam terkenal di New York.

Pengunjungnya ramai dan sepertinya mereka dari kalangan menengah keatas kalau dilihat dari ketatnya penjagaan di depan tadi.

Aku mengira kalau Alyssa akan membawaku ke kasino atau ke salon, tapi ternyata dugaanku salah.

Sementara Alyssa menikmati malamnya di tengah lantai dansa, Aku hanya duduk di pinggiran meja bar, sambil terus memperhatikan Alyssa agar gadis itu tidak diapa-apakan.

My Lady [#DMS 3.2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang