Setelah Alleira mengatakan keinginannya untuk mengundurkan diri, Keira segera memberi tahu keluarganya.
Bukan bermaksud menjadi ember bocor atau menuang minyak kedalam api. Tapi Keira merasa kalau ia harus menceritakan ini pada keluarganya, terutama Mommy dan Daddynya.
"Kamu gak akan terima surat pengunduran diri Alle kan, Pete?" Tanya Mommy memastikan.
"Gak Vi. Aku gak akan terima." Jawab Peter sambil menghela nafas. "Sebenarnya apa yang terjadi dengan mereka? Bukannya selama ini mereka hanya adu mulut biasa? Kenapa Alle bisa tiba-tiba kepikiran untuk mengundurkan diri?"
"Leira gak cerita apapun, Dad. Tapi aku yakin kalau Alleira menyembunyikan sesuatu. Dan juga..."
Keira menggantungkan ucapannya, tangannya terangkat menyentuh dadanya, "Didalam sini ada rasa gusar yang aku yakin itu adalah perasaan kak Kenneth." Ucapnya sambil menerawang. Memang ada rasa gusar yang beberapa hari belakangan ia rasakan, tapi ia tidak tahu kenapa. Setelah Alleira mengutarakan keinginannya untuk berhenti bekerja, barulah Keira menyadari kalau rasa gusar itu pasti milik kembarannya.
"Aku akan coba bicara dengan kak Kenneth. Semoga saja kak Kenneth mau bercerita padaku." Putus Keira sambil mencoba tersenyum.
*
Kenneth melebarkan kedua kakinya, menunduk, mengekspos kepalanya tanpa penghalang kearah Keira, "Pukul sekenceng-kencengnya kepala gue, Kei." Pintanya.
"Lo gila?" Keira mengernyit. Ia langsung disodori tongkat baseball begitu Keira masuk ke ruangan kerja Kenneth siang itu.
Keira tidak melihat Alleira di mejanya, jadi ia memutuskan untuk langsung masuk kedalam, dan malah diminta untuk memulai tindakan kekerasan yang sebenarnya akan dengan senang hati ia lakukan berhubung ia memang sangat kesal dengan tingkah kembarannya ini.
"Pukul, Kei. Sekeras-kerasnya. Gue mau balikin lagi ingatan gue. Gue mohon." Pintanya lagi.
Keira menghela nafas pelan dan memukul kepala Kenneth dengan tongkat baseball yang diberikan, hanya berupa pukulan pelan di puncak kepala kenneth. Bahkan pukulan itu tidak bisa membuat Kenneth merasakan sakit.
"Kei, kencengan. Kalau begitu, gue gak bakalan bisa inget-inget!" Seru Kenneth sambil mengadah, menatap wajah kembarannya yang datar.
"Jidat lo kenapa?" Tanya Keira saat perhatiannya terarah ke kening Kenneth yang berganti warna menjadi biru keunguan. "Lo jedotin kepala lo sendiri?"
Kenneth tersenyum masam dan berdiri tegak. Ia mengambil tongkat Baseball di tangan Keira dan meletakkannya lagi ketempat semula.
"Kenapa lo tiba-tiba mau inget lagi?" Tanya Keira memancing.
"Gue cuman ngerasa ini semua salah. Gue, Alleira, hubungan kami yang seperti ini salah." Jawab Kenneth memunculkan senyum di wajah Keira.
"Lo jatuh cinta lagi sama Alleira?" Todongnya langsung.
Kenneth terbelalak, "Hah?"
"Gak usah bohong. Gue kembaran lo. Gue bisa ngerasain, disini nih... cenat cenut gimana gitu." Ujar Keira sambil tertawa. "Gue bantu lo mendekati Alleira lagi. Seperti dulu, gimana tawaran gue?"
Kenneth terdiam, banyak hal yang ia pikirkan, ia menghela nafas dan menggeleng. "Gak bisa..."
Senyum di wajah Keira hilang secara cepat. "Kenapa?! Lo bukannya mau ingat karena Alleira? Karena lo bingung sama perasaan lo ke Alleira? Iya, kan?"
Belum Kenneth menjawab, pintu ruangannya dibuka tanpa diketuk. Keira mengernyit begitu melihat wanita yang menurutnya terlihat sangat menjijikan itu berjalan mendekati Kenneth dan merangkulnya di depan matanya. MERANGKULNYA!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lady [#DMS 3.2]
Romance"SEQUEL IS IT LOVE? BY ANINDANA" CERITA DI PRIVATE. FOLLOW DULU BARU BISA BACA. "Let me love you, My Lady." Bisiknya ditelingaku. Bulu kudukku meremang dibuatnya, bersamaan dengan sentuhan hangat tangannya di pipiku. "In a Gentleman way..."...