Kenneth's POV
Tidak ada lagi yang lebih membahagiakan di dunia ini selain memiliki wanita cantik yang menyandang status sebagai Istriku, teman hidupku, ibu dari anak-anakku, dan juga keempat anak-anakku yang cantik dan tampan.
Emily Alexandria McKenzie, Ethan Nathanael McKenzie, Lucas Alexander McKenzie, dan Scarlett Jeslyn McKenzie.
Kalau mengingat kilas balik bagaimana perjuangan aku dan Alleira selama ini, aku bahkan tidak pernah bermimpi akan memiliki keluarga besar ini dengannya.
Kebahagiaan yang telah Alleira berikan padaku sekarang, sangat lebih dari cukup. Aku bahkan tidak bisa membayangkan hal yang lebih membahagiakan dari ini semua.
"Papa, Ethan dan Lucas kembali bertengkar." Kecuali situasi seperti ini yang mampu membuat kepalaku nyaris pecah setiap berhadapan dengan kedua bocah laki-laki yang entah kenapa memiliki Hobby yang sama, yaitu menjahili kedua saudarinya, atau bertengkar berebut mainan.
"Em, Papa masih memiliki kerjaan. Panggilkan Mama, atau kau lerai saja dengan cara biasa." Jawabku sambil menunjuk berkas pekerjaan yang sengaja kubawa pulang agar bisa berakhir pekan dirumah dengan keluargaku.
"Mama sedang keluar bersama Bibi Keira dengan membawa Scarlett, Pa. Papa lupa?" Emily menghela nafas lelah menanggapi ucapanku.
Ah! Aku baru teringat kalau Alleira merajuk karena aku malah membawa pulang pekerjaanku di akhir pekan, dan melupakan janjiku untuk mengajak mereka jalan-jalan hari ini. Dan 30 menit yang lalu, Alleira masuk sambil menggendong Scarlett, dan mengatakan kalau ia akan pergi dengan Keira.
Aku kira ia akan membawa serta para kurcaci pengacau itu.
"Lagipula aku sudah menjewer mereka seperti biasa, tapi mereka malah mengataiku cerewet dan mendorongku. Lihat, Sikuku terluka karena terkena mainan Lucas!" Gerutunya kesal.
"Bagaimana dengan Diana dan Zee? Kemana pengasuh Luke dan Scarlett? Mama tidak mungkin membawa mereka juga, kan?" Tanyaku masih berusaha mencari cara selain turun tangan langsung menghadapi kekacauan para pejantan McKenzieku.
Emily memutar matanya, satu hal yang bisa membuatku menggeram gemas. Bagaimana mungkin gadis kecil berumur 7 tahun yang menyerupai wajah Alleira itu memiliki sifat yang bertolak belakang dengan mamanya? Aku seakan melihat Alleira dengan kepribadian lain kalau sedang berhadapan dengan Emily.
"Kalau papa lupa, papa yang meminta mereka untuk mengambil libur akhir pekan ini karena papa mau mengajak kami liburan." Sindir Emily. Aku nyengir sambil menatap Emily. "Come on, Pa! Ethan dan Luke bisa menghancurkan seisi rumah kalau tidak segera di hentikan! Aku mau melanjutkan menonton kartunku dengan damai!" Rengeknya.
Aku hanya bisa menghela nafas dan mengalah. Aku menutup berkas-berkasku dan meletakkannya di satu sisi, "Baiklah, Ayo kita hentikan Preman-preman kecil itu." Aku berdiri dan berjalan menghampiri Emily yang sejak tadi berdiri di ambang pintu.
Begitu aku sampai di Tangga, aku bisa melihat kekacauan yang terjadi di ruang keluarga, merangkap menjadi ruang bermain keempat anak-anakku.
Televisi yang berhenti di salah satu adegan kartun kesukaan Emily, yang sepertinya sengaja di hentikan karena ada perang saudara tidak terelakkan yang sedang terjadi. Kemudian karpet bulu tempat biasa kami bersantai sambil tidur-tiduran atau sekedar menonton acara keluarga, terlihat seperti baru saja terjadi gempa berkekuatan 7SR dimana banyak puing-puing mainan, utuh dan tidak utuh berserakan disana. Tidak terlihat lagi dua bocah tukang ribut itu dimanapun.
"Ah... kepalaku sakit." Keluhku seraya turun kebawah.
Emily baru saja hendak kembali menyambar televisinya, tapi aku dengan cepat menangkap lengannya. "No can do, young Lady. Kau harus membantu Papa mencari keberadaan dua adikmu itu, dan membersihkan kekacauan ini sebelum Mama kembali."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lady [#DMS 3.2]
Romance"SEQUEL IS IT LOVE? BY ANINDANA" CERITA DI PRIVATE. FOLLOW DULU BARU BISA BACA. "Let me love you, My Lady." Bisiknya ditelingaku. Bulu kudukku meremang dibuatnya, bersamaan dengan sentuhan hangat tangannya di pipiku. "In a Gentleman way..."...