"Kenneth." Alleira membuka pintu kerja Kenneth sambil menoleh kedalam. Ia ragu apa harus memberitahu pria yang sedang serius bekerja itu tentang apa yang baru ia dengar dari Keira atau tidak. Tapi Alleira tahu kalau Kenneth berhak mengetahuinya meski Kenneth pasti akan menyalahkan dirinya sendiri nanti.
Atau lebih baik tidak perlu memberitahu sama sekali?
"Kenapa, sayang?" Tanya Kenneth yang sudah mengenal suara Alleira tanpa mengadah dari dokumen yang ada di hadapannya.
Alleira berdiri kaku di depan pintu tanpa tahu harus mundur atau maju hingga Kenneth mengadah dan menatap Alleira. "Kamu mau ngomong apa?" Tanya Kenneth lembut sambil tersenyum dengan wajah lelahnya.
Sejak pertemuan mereka dengan Sean tempo hari, Kenneth jadi semakin giat bekerja dan mencari beberapa penanam modal selain bergantung pada Mr.Shelton. Ditambah dengan persiapan pernikahan sederhana Kenneth dan Alleira yang direncanakan akan dilangsungkan bulan depan.
"Kamu sibuk?" Tanya Alleira ragu. Tanpa perlu ditanya, Alleira pasti tahu seberapa sibuk laki-lakinya itu.
"Gak kok. Kamu mau ngomong apa?" Tanya Kenneth memilih menutup dokumen di depannya dan menghampiri Alleira yang masih berdiri di depan pintu.
"Ehm... bukan ngomong." Ujar Alleira ragu. "Aku mau... ajak kamu ke suatu tempat."
Kenneth mengernyit, "suatu tempat?" Ulang Kenneth.
Alleira mengangguk kecil.
Kenneth berbalik dan menatap dokumen-dokumen penting diatas mejanya, berpikir sebentar, kemudian menatap Alleira yang sedang serius menatap wajahnya. "Sekarang?" Tanya Kenneth lagi.
Alleira kembali mengangguk.
"Baiklah, aku ambil kunci mobil dul-"
"Kita minta Dave saja untuk mengantar kita." Potong Alleira begitu Kenneth berbalik hendak menuju ke mejanya.
"Dave sedang meminta ijin cut setengah hari, sayang." Sahut Kenneth sambil melanjutkan langkahnya mengambil jas, tas kerja, serta kunci mobilnya.
"Aku yang nyetir kalau gitu." Pinta Alleira semakin membuat Kenneth semakin curiga.
"Sebenarnya kamu mau bawa aku kemana?" Tanya Kenneth tidak bisa menyembunyikan rasa penasarannya. Kenneth tersenyum kecil menghampiri Alleira.
Hanya senyuman kecil yang bisa Alleira balas sambil tangannya mengambil alih kunci ditangan Kenneth. "Kamu akan tahu nanti." Jawab Alleira yang tidak ingin memberitahu Kenneth dan membuat laki-laki itu khawatir. Meskipun ia sendiri takut kalau ia tidak bisa berkonsentrasi untuk menyetir setelah mendengar kabar itu dari Keira dan harus menyembunyikannya sebentar sebelum memberitahu Kenneth.
"AL, LAMPU MERAH!!!!"
Alleira terkejut dan refleks menginjak pedal Rem. Untung saja tidak ada mobil di belakang mobilnya ataupun di depannya. Bisa-bisa malah menjadi menambah masalah yang telah ada.
"Maaf." Ujar Alleira. Wajahnya memucat menoleh menatap Kenneth.
Kenneth tidak bisa berbohong kalau ia sebenarnya cukup takut dengan cara Alleira yang menyetir sambil melamun. Entah apa yang sedang mengganggu pikirannya.
"Kamu lagi mikirin apa sih, Al? Biar aku aja yang nyetir deh. Kamu bahaya banget nyetir sambil melamun gitu." Tawar Kenneth yang sudah melepas sabuk pengamannya.
"Gak, aku aja. Aku gak melamun lagi, janji." Sahur Alleira cepat.
Kenneth menatap Alleira dengan alis terangkat. "Kamu beneran melamun sambil nyetir barusan? Hebat banget, sayang. Apa sih yang kamu lamunin?" Tanya Kenneth mencoba tertawa, namun Alleira kembali fokus ke jalanan tanpa menjawab pertanyaan Kenneth. "Mending kamu sambil ngobrol sama aku dari pada kamu melamun lagi nantinya dan membahayakan nyawa kamu."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lady [#DMS 3.2]
Romance"SEQUEL IS IT LOVE? BY ANINDANA" CERITA DI PRIVATE. FOLLOW DULU BARU BISA BACA. "Let me love you, My Lady." Bisiknya ditelingaku. Bulu kudukku meremang dibuatnya, bersamaan dengan sentuhan hangat tangannya di pipiku. "In a Gentleman way..."...